Jang ki yong adalah lelaki tampan, kaya dan jenius dan IQ hingga mencapai 200 di Universitas Sejong , banyak yang tertarik dengannya akan tetapi ia mempunyai sifat cenderung tak menyukai keramaian dan tidak menyukai dekat dengan banyak orang.
Sangat...
Hay semua ketemu lagi Dengan chapter selanjutnya...
Terima kasih sudah menjadi pembaca setia.😍😘😗😗😗
Aku mau cerita dulu nih kenapa jadi aku milih Ki yong yah peran Namjanya.
Soalnya wajah kiyong cocok sih jadi judes meski kadang kadang, tapi ngga tau perasaan kalian,,🤔🤔🤔
Nahhhhh Sebelum memulai chapter aku akan memberikan kata kata pembuka seperti biasa
*****
"Perhatikanlah aku jangan Orang lain, karena aku telah memperhatikanmu bukan orang itu"
****
Langkah ki Yong terhenti saat berada diambang pintu disebuah Rumah makan
"Ki yong??? Bu..bukan siapa -siapa kok, teman ya teman"
Entah jawaban itu atau apa yang dipikirkan ki yong, ia mulai merasakan sensasi yang kurang menyenangkan, ki yong memutar badannya untuk kembali keluar.
"Akhh...babho (bodoh) untuk apa aku mengikuti mereka)"
Ki yong mulai melepas jasnya dan kembali kemobilnya.
Dari jauh nampak ji yeon keluar Rumah makan dan menghampiri Ki yong.
"Ki yong...bicaralah sebentar"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Untuk apa?, aku hanya ingin makan dan nafsu makanku hilang setelah melihat kalian!"
"Kamu marah lagikan?"
"Apa peduliku...kita bukan siapa -siapa bukan?"
"Ki yong sebenarnya aku mendengar ayah dan kamu bicara?"
"Apa?"
"Kamu akan menikah dengan krystal, wanita cantik itu kan? Aku kecewa!"
"Iya!tentu aku tak bodoh sampai memilihmu?"
"Ki yongaa jangan berbohong?"
"Pernahkah aku berbohong"
"Akhh..ki yongaa..."
"Kembalilah temui pacar kamu itu"
"Dia..dia? ..te..temanku"
Ki yong nampak acuh bergegas menginjak pedal gas mobilnya.
"Aishhhhhhh.....oh my god, hahaa bisa-bisa aku ditipu wanita ini ,bukan pacar katanya main peluk aja"
Mengingat kejadian di ruang UKS.
****** Prank)))
Ki yong melempar kunci mobilnya kesembarang arah, nampak seorang ayah menuruni tangga rumah itu.
