5

8.1K 635 38
                                    







Seperti yang di katakan Namjoon di telepon pada putranya, kini ke empat orang tua itu sudah berkumpul di apartemen Taehyung, mereka tak hentinya berceloteh tentang apa yang akan di lakukan pada cucunya nanti.

" Kau menjaga bayimu dengan baikkan anakku..," Tanya Seokjin selaku ibu Taehyung.

" Nte omma...aku menjaganya dengan baik " Jimmin menjawab dengan perasaan bersalah, tak seharusnya dia berbohong, tapi melihat senyum merekah ke 4 orang tuanya membuatnya harus mati matian menahan sesak di dadanya kala di beri pertanyaan itu, bibirnya memang tersenyum tapi hatinya menangis.

Begitu juga Taehyung,  dia tampak paling tidak semangat.

" Kenapa melamun Tae...." Namjoon kengagetkan Taehyung.

" Ah,.,, aku hanya kecapean appa...." Jawabnya.





Sementara itu Jungkook sedang mengintip dari kamarnya,  dia memang belum di perkenankan keluar, soalnya dia belum melakukan tugasnya ( tidur dengan Taehyung ).

" Jadi mereka itu orang tuanya" dia berkata sendiri sambil mangguk mangguk, lalu menutup kamar kebali tidur.

.
.
.
.
.
.
.
.

Minggu pagi, hari di mana Taehyung tak berangkat kerja dia sedikit malas bangun dari tidurnya, badannya terasa sangat capek pekerjaan yang tak pernah habisnya di kantor membuatnya ingin lebih lama menikmati istirahatnya.

Tanganhya merambat ke sebelah kanan mencari seseorang yang seharusnya masih berada di tempatnya. Tapi hawa dingin yang terasa membuat Taehyung membuka matanya.

Jimmin tak ada di sebelahnya.

Taehyung bangkit dari tidurnya, menguap dan meregang otot sejenak. Berdiri hendak mencari di mana keberadaan sang istri.

" Seharusnya minggu pagi begini dia tak perlu repot bangun...." ucapnya.

Namun saat hendak melangkah matanya tertuju pada secarik kertas yang terletak di samping lampu tidurnya. Taehyung mendekat lalu membaca tulisan yang ada di kertas itu.

Lakukanlah...
Kita tidak punya banyak waktu
Aku sudah memberitahunya
Kau tinggal mengajaknya
Ingat...jangan membuatnya takut.

Aku akan pulang malam
Pergunakanlah waktumu sebaik mungkin.

                             By kesayanganmu

                                Chim chim

Taehyung meremas kertas itu, melempar kasar ke sudut kamarnya.
Tangannya terkepal hendak memukul, tapi urung mengingat tak ada seseorang yang bisa dia jadikan pelampiasan.

Taehyung marah sebenarnya, dia sebenarnya tak kan mau melakukan apa yang di minta Jimmin.  Tapi mengingat orang tua mereka Taehyung kembali menjadi bimbang.

" Aakkhhhh" Dia berteriak frustrasi sambil mengusap wajahnya.

" Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya Chimm..aku mencintaimu..ini sama saja rasanya aku berselingkuh darimu..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jungkook sedang berada si kamarnya, dia baru saja selesai mandi, dia juga sudah mendapat pesan dari Jimmin kalau dia harus bisa membuat Taehyung menidurinya.

" Tak akan ada yang mampu menolak pesonaku " ucapnya sedikit menyeringai. Dia sengaja mengenakan kemeja kebesaran yang menutupi tubuh sintalnya, kemeja di buka sedikit di bagian dada jangan lupakan Jungkook memilih hanya memakai dalam, bukan celana panjang biar gak buang waktu pikirnya.

Tok....tok....

Pintu kamarnya di ketuk.

Jungkook berlari kecil ke arah pintu dan berlahan membuka pintu itu. Di dapatinya Taehyung dengan muka di tekuk kebawah dengan sebotol anggur merah di tangannya.

" Boleh aku masuk...." pinta Taehyung tanpa mengangkat kepalanya.

" Tentu....aku sudah menunggumu dari tadi "

Bisa di bayangkan betapa merahnya muka Taehyung,  tapi tersembunyi karna dari tadi dia hanya menunduk.

Taehyung duduk di atas ranjang Jungkook,  kepalanya masih belum mampu untuk di angkat, serasa sangat berat seolah sedang melakukan kebuah kesalahan besar.

Jungkook tau apa yang dirasakan Taehyung. Selama menjadi pelayan sex baru kali ini Jungkook mendapatkan klien yang malah terlihat takut, biasanya kliennya akan langsung menidurkannya dan menyerangnya tanpa ampun. Jungkook perlahan berjalan mendekati Taehyung. Bisa Taehyung lihat sekarang sepasang kaki jenjang putih dan mulus berada tepat di depannya. Tiba tiba jantung Taehyung berdetak kencang dan semakin memperdalam tundukan kepalanya.

Jungkook mengabil minuman yang di bawa Taehyung,  lalu mengambil gelas yang memang sudah tersedia di kamarnya, ingat kamar yang di berikan Taehyung dan Jimmin adalah kamar super mewah,  segala fasilitasnya sangat membuat Jungkook betah berlama lama di dalam kamar itu.

Jungkook menuang minuman itu kedalam gelas, lalu kembali mendekati Taehyung,  kini Jungkook duduk tepat di samping Taehyung. Menyodorkan minuman yang tadi di bawanya.

Lama mereka diam.

Taehyung sibuk mengatur detak jantungnya yang dari tadi semakin gencar memompa darahnya melalui setiap pembuluh darahnya, memberikan efek panas pada seluruh tubuhnya, minuman di tangannya sudah habis dari tadi. Matanya mulai berat, kepala pun pusing, mungkin. Taehyung mulai mabuk karna kadar toleransi alkoholnya sangat rendah, dia bisa mabuk hanya dengan meminum setengah gelas saja.

Sementara Jungkook yang sudah kebal dengan alkohol hanya bisa menunggu reaksi Taehyung. Bagaimapun Jungkook harus menunggu karna dia bottom disini, lagi pula Jungkook tau pergolakan batin yang di alami Taehyung.  Sebagai orang normal Taehyung pasti sangat kesulitan.

" Bayangkan saja aku istrimu...." Ucap Jungkook pada akhirnya.

Taehyung memberanikan diri mengangkat kepalanya, menatap onix Jungkook,  sepenuhnya dia masih sadar. Mata Jungkook yang jernih dan begitu bulat mebuat Taehyung menyadari kalau orang yang di depannya ini sangatlah indah, kulitnya halus walau ada sedikit bekas luka di pipi kirinya tak mengurangi kadar kecantikannya,  bibir chery nya yang tipis di atas namun tebal di bawah membuat Taehyung sadar kalau Jungkook itu memang punya magnet yang mampu membuat siapa saja ingin mengecupnya tak terkecuali dirinya sendiri.

Perlahan Taehyung mengangkat tangannya menangkup wajah  Jungkook. Menatap tiap inci wajah itu. Luar biasa Taehyung semakin berdebar dia baru menyadari keindahan maha sempurna dari seseorang yang sebentar lagi akan memberinya keturunan. Sejenak Taehyung lupa akan Jimmin.  Rasa bersalah yang dari tadi menghantuinya kini berganti menjadi nafsu yang mencuat dari dalam dirinya, dia tak tau apakah rasa ini datang dari alkohol ataukah memang murni keinginannya. Yang jelas saat ini Taehyung ingin menyentuh bibi itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di tempat lain Jimmin sedang sibuk melayani para tamu di caffenya. Caffe yang sengaja di kelola untuk menghilangkan rasa jenuhya dirumah, tidak besar memang, tapi lumayan ramai pengunjung.

" Kau harus berhasil Tae...meski ini sangat melukaiku,,, aku rela...asalkan nantinya kita bisa memiliki anak. " Lirihnya.

Lalu kembali melayani para tamunya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

LANJUTKAH........?




if you ( vminkook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang