7

8.1K 604 54
                                    















Tepat pukul 8 malam Jimmin kembali ke apartemennya, suasana hening yang dia dapati saat membuka pintu utama, dia berjalan ke arah ruang tamu berharap Taehyung sedang menunggu nya sambil menonton televisi, nihil tak ada seorangpun di sana, lalu Jimmin berjalan menuju dapur langkahnya terhenti mendengar suara pintu di buka.

Taehyung tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya melihat Jimmin sudah pulang, begitu juga Jimmin,  dia sempat salah tingkah menghadapi suaminya yang tiba tiba keluar dari kamar dengan rambut kusut, bajunya yang sedikit berantakan, bukannya apa apa yang membuat Jimmin gelisah adalah Taehyung keluar dari kamar Jungkook,  seketika dadanya terasa sesak, seolah tak menerima kalau nyatanya Taehyung sudah meniduri Jungkook sesuai ke inginanya.

" Sudah pulang...." Sapa Taehyung menghancurkan keheningan yang tercipta.

" Ah,.., iya...aku baru saja sampai..." Lalu berjalan menuju dapur.

" Mandilah aku akan memasakan makan malam, Jungkook mana...apa dia masih tidur " . Jimmin berusaha berbicara se santai mungkin, meski hatinya di selimuti rasa cemburu. Biar bagaimanapun sangatlah berat mengambil keputusan yang jelas jelas akan melukai dirinya sendiri,  siapa sih yang mau jika suaminya tidur dengan orang lain, sakit teramat sakit malah, tapi Jimmin berusaha mengubur perasaan itu demi buah hati yang mereka idamkan.

" Iya....di masih di kamarnya " Taehyung menjawab dengan agak grogi tanpa menoleh pada Jimmin dia melangkah ke kamarnya membersihkan diri.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di kamar mandi Taehyung tak henti hentinya menyiram mukanya, mengusap kasar lalu di siram lagi, seolah sedang menghapus sesuatu dari wajahnya.

" Apa aku yakin aku melakukanya dalam keadaan mabuk, tapi kenapa aku merasa kalau aku....aarrrgggg"  Taehyung menjambak rambutnya frustasi.

Taehyung sadar dia sudah melakukan kesalahan yang tak sadar di lakukannya. Dia tidak membayangkan Jimmin yang sedang di gaulinya, tapi murni seorang Jeon Jungkook, tapi mengapa perasaannya seolah mengatakan kalau dia sama sekali tak menolak, dia sadar sepenuhnya itu Jungkook.



Sebulan sudah berlalu semenjak Taehyung tidur dengan Jungkook,  dan harapan mereka terkabul, Jungkook hamil anak Taehyung. Tak bisa di bayangkan betapa gembiranya mereka, terutama Jimmin keinginannya menggendong anak sebentar lagi akan terwujud meski anak itu lahir bukan dari rahimnya, namun satu yang pasti anak itu murni keturunan suaminya Taehyung.

Jungkook juga ikut senang dengan ke hamilannya berarti pekerjaannya bisa di bilang sudah 50 % dia lakukan, tinggal menunggu anak itu lahir menyerahkan pada Jimmin dan Taehyung sesuai perjanjian, lalu dia akan kuliah sebagai bayarannya telah memberikan anak pada mereka.

Semenjak kehamilan Jungkook sikap Jimmin pada Jungkook menjadi sedikit berubah, yang mulanya agak canggung kini malah semakin memperhatikan Jungkook,  semuanya tak luput dari perhatian Jimmin,  dia harus merawat Jungkook dengan baik agar nanti bayinya juga tumbuh dengan baik, mulai dari makanan dan segala aktifitas Jungkook di perhatikannya, Jungkook mah senang senang saja. Toh di perlakukan bak ratu kan gak ada salahnya.

Begitu juga Taehyung yang juga sangat perhatian pada Jungkook, apapun yang Jungkook lakukan jika itu terasa akan meberatkannya Taehyung selalu datang membantu. Sedikitpun Jungkook tak di perbolehkan melakukan pekerjaan berat.

Namanya orang hamil pasti bawaanya makan terus, Jungkook tak perlu khawatir karna Jimmin sudah menyediakan semua makanan dan buah buahan segar di kulkas. Tapi ada sesuatu yang ingin sekali Jungkook lakukan dan itu sudah lama tidak di lakukannya, semenjak tinggal dengan Jimmin dan Taehyung Jungkook tak di perkenankan melakukannya,  selain tidak baik bagi perkembangan bayinya juga tidak baik bagi kesehatannya sendiri.

Jungkook mengendap endap keluar kamar. Celingak celinguk ke kiri ke kanan mencari keberadaan Jimmin dan Taehyung,  setelah merasa aman dia berlari bawah kolong meja makan, karna meja makan itu di alasi oleh kain yang menutupi hampir seluruh kaki meja.

" Ah,..di sini aman, aku bisa bebas merokok di sini "  lalu Jungkook kengeluarkan sebatang rokok dari kantongnya, meletakkan di sela bibir lalu mematik api dari pematik api yang di bawanya.

Rokok sudah menyala, Jungkook menghisap dengan penuh penghayatan lalu mengeluarkan asap dari sela mulut dan hidungnya.

Jimmin dan Taehyung baru pulang dari belanja keperluan Jungkook,  tapi tiba tiba di kejutkan dengan adanya asap dari bawah meja makan.

" Sayang,,,, cepat ambil air ada kebakaran di bawah meja " Jimmin berucap panik sambil berlari mendekati meja, belanjaan yang mereka bawa tadi terlempar begitu saja.

Taehyung segera berlari mengambil air dengan sebuah panci. Namun begitu mereka membuka kain alas meja itu alangkah terkejutnya mereka.

"JUNGKOOK. ...." ucap mereka bersamaan.








Seperti anak kecil yang ketahuan maling Jungkook sekarang di marahi Jimmin, mulutnya mengerucut, tangannya tak henti memilin ujung bajunya sendiri.

" Jungkook kenapa merokok, itu bahaya gak baik untuk kesehatanmu, apalagi sekarang kau tengah hamil " Jimmin memarahi Jungkook.

" Aku....aku tiba tiba ingin sekali merokok, aku tau itu tak baik untuk bayiku tapi aku benar2 ingin merasakannya..." Jungkook membela diri.

" Tapi itu membahayakan janinmu....." Jimmin berteriak matanya melotot merah, tangannya di angkat seolah akan memukul Jungkook.

Jungkook ciut, ternyata Jimmin seram juga kalau marah. Jungkook mencari perlindungan di balik punggung Taehyung, tanpa sadar dia menggenggam tangan Taehyung,  Taehyung terkejut tapi malah mempererat genggamannya lalu menyembunyikaannya di belakang punggungnya, seolah dia benar benar takut Jungkook di pukul Jimmin.

" Sayang sudah...tak perlu sampai kemukulnya, lihat dia ketakutan, mungkin dia sedag ngidam pengen merokok, kan hanya sebatang aku rasa tak akan ada masalah " Taehyung menenangkan Jimmin. Membawa Jimmin ke pelukannya dengan sebelah tangannya, sementara tangan yang satu lagi masih mengenggam erat tangan Jungkook. " jadi begini rasanya punya istri dua "  batinnya. Memang secara tak langsung sekarang Taehyung punya istri dua, satu istri sah dan satu lagi istri yang tengah mengandung anaknnya.

" Aku hanya khawatir bayinya jadi tak sehat nanti " Gumam Jimmin di pelukan Taehyung.

" Hyung...maafkan aku, aku janji tidak akan melakukannya lagi " Jungkook keluar dari punggung Taehyung. Pegangan tangan di lepas, jujur Jungkook sedikir menghangat karna Taehyung mebelanya apalagi sampai melindungi dengan memegang tangan dan , menyembunyikan Jungkook di balik punggung,  setidaknya Jungkook boleh merasa kalau dia di anggap di rumah ini, bukan sebagai seseorang yang hanya di sewa rahimnya.

Jimmin melepas pelukanya pada Taehyung,  lalu melangkah ke arah Jungkook. 

" Aku hanya tak ingin kamu dan bayi ini berada dalam bahaya " jawabnya sambil memegang dua sisi bahu Jungkook lalu tersenyum.

" Aku tau..., terima kasih hyung sudah memperhatikanku..." lalu Jimmin merangkul Jungkook dalam pelukannya.

Taehyung tersenyum lega melihat dua orang itu sudah berbaikan.

" Kau tau tadi aku beli makanan yang banyak buat mu, Sayang mana barang yang kita beli tadi. " Jimmin bertanya pada Taehyung tapi tangannya masih merangkul Jungkook.

Lalu Taehyung kembali mengambil barang belanjaan yang sudah bertabur tadi akibat di lempar Jimmin sembarangan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
 

Tbc














Ootttee.....

Chuaaa...

Semoga aja suka...

if you ( vminkook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang