"Maaf, Arin ... karena itu aku. Aku yang membunuh Ayahmu."
Song Arin hanya berharap bahwa saat ini ia salah dengar atau barangkali memang ada yang salah dengan kedua rungunya. Namun ternyata, kedua sorot netra milik Taehyung yang saat ini menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan seolah merenggut segala presepsi tentang dia yang berbohong—karena kenyataannya Taehyung benar-benar sedang tidak berbohong dan kedua rungu milik Arin juga benar-benar masih normal.
"Kenapa?" cicit Arin sembari mendapatkan Taehyung yang memutuskan kontak mata dengannya.
Taehyung berengsek. Arin mengutuk dalam isi kepalanya. Dia tidak mau menatapku.
Geming. Tidak ada yang memecah keheningan kecuali suara detik demi detik jarum jam dari arah nakas. Keduanya masih berada di atas ranjang milik Taehyung dengan selimut yang membalut tubuh mereka. Suhu tubuh yang awalnya panas perlahan kembali normal, sisa-sisa peluh mulai berjatuhan dari sisi wajah, dan pada akhirnya tidak ada yang keluar dari belah bibir Taehyung untuk menjawab pertanyaan Arin.
Lelaki itu membetulkan sesuatu di bawah sana sebelum menyibak selimut miliknya dan beringsut hendak pergi dari atas ranjang untuk meninggalkan Arin. Berdiri dan mempertontonkan punggungnya yang sedikit membungkuk, mengambil satu helai handuk yang berada di sisi sudut kamar miliknya sebelum mengatakan, "Aku mau mandi, kau juga sebaiknya mandi. Aku akan menyiapkan baju untukmu."
Arin menatap punggung Taehyung dengan tatapan tidak percaya sambil berusaha membetulkan posisinya untuk terduduk. "Apa kau baru saja menghindari pertanyaanku?"
"Tidak. Kita memang harus mandi, bajumu kotor Arin," Taehyung memberi jeda dan kemudian membalikkan dirinya ke arah Arin dengan menatapnya luruh. "Dan tentunya dengan bajuku juga, kita tidak bisa berbicara dengan keadaan seperti ini, 'kan?" lanjutnya dengan nada bicara kelewat tenang.
Arin tidak bisa mengelak ucapan Taehyung karena memang ucapannya benar. Baju dan tentunya celana milik Taehyung terlihat kotor dengan sisa-sisa cairan pelepasan yang masih menempel di sekitar sana, dan gadis itu mendadak merasa dongkol karena wajahnya yang mendadak memerah melihat sesuatu seperti itu, padahal sewaktu ia melakukannya bahkan keduanya tidak ragu juga merasa tidak tahu malu bahwa perbuatan mereka tidaklah benar.
Kedua tungkai milik Taehyung berjalan ke arah lemari miliknya dan kemudian membawa satu kaos berlengan pendek dengan celana pendek santai juga tidak lupa dengan satu buah handuk yang masih baru. Berjalan kembali untuk menghampiri Arin yang masih terduduk di atas ranjang dengan selimut yang masih membalut setengah tubuhnya.
"Pakai ini, ya." ucapnya dengan suara yang sangat rendah dan lembut. Terdengar begitu berat.
Sebelum pergi, Taehyung sempat menepuk serta mengelus lembut beberapa kali pucuk kepala milik Arin sebelum kemudian merendahkan sebagian tubuhnya sembari mendaratkan sebuah kecupan singkat.
Kepala gadis itu rasanya hampir mau pecah. Napas yang tersenggal, kedua kelopak mata yang tiba-tiba merasa panas dengan kerja jantung yang ikut bekerja lebih cepat dari biasanya. Arin bisa melihat sekeras apa Taehyung menahan emosinya dengan rahang yang terlihat mengeras. Ia juga bisa merasakannya saat lelaki itu mencium pucuk kepalanya dengan lembut, sedang dirinya yang lain menahan mati-matian perasaan yang membuncah kesal pada dirinya sendiri.
Dan sintingnya, Taehyung selalu menyembunyikan hal seperti itu dengan pengalihan yang tidak pernah gadisnya abaikan. Padahal Arin selalu tahu dengan sikap atau perilaku Taehyung yang mendadak berubah. Mereka sudah sangat intim untuk segera tahu saat merasakan perubahan perasaan bahkan gerak tubuh pada masing-masing.
Lelaki itu selalu bersikap tenang dalam melakukan segala hal terutama di hadapan Song Arin. Bersikap bahwa tidak ada yang salah dengan dirinya, dan yang dilakukannya adalah sesuatu yang benar—tidak sedikit pun salah. Dan hari ini Arin mendadak membenci sikap Taehyung yang sepeti itu setelah merasakan bagaimana tertekannya juga menahan mati-matian emosi yang bersarang di dalam hatinya, Arin benar-benar tidak suka. Taehyung selalu bersikap tidak pada dirinya, dan saat ini Song Arin sangat merasakan perasaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] SLECHT | ✓
Fanfiction[Completed] [Dark Romance] "We are made of all those who have built and broken us." ©2017