2. Hell's Angel

12.8K 1.6K 224
                                    

⚠⚠⚠

Ada suara gemercik air yang terdengar biasa dan tidak terlalu deras, diikuti dengan semilir angin musim panas yang berhembus begitu hangat menerpa wajah lalu turun kebagian badan. Walaupun keduanya sama-sama tampak basah karena tercebur ke dalam sungai, namun setidaknya angin musim panas yang berembus menerpa keduanya membuat mereka tak merasa kedinginan.

Arin tertidur telentang di atas bebatuan pinggiran sungai dengan keadaan basah hampir seluruh tubuh. Begitu pun dengan Taehyung yang ada di sisinya—tertidur telentang dengan senyum puas penuh arti yang membingkai di wajah tampannya, sesekali ia melirik gadis yang tak kunjung membuka matanya sejak tadi.

Dia merindukan sesuatu itu, senyumnya semakin tercetak jelas di permukaan wajahnya begitu ada aroma darah segar merangsek ke dalam indra penciumannya. Sisi wajah sebelah kiri gadis itu terluka akibat terbentur bebatuan yang ada di dalam sungai, membuat pelipisnya terus mengalirkan darah—namun, tidak terlalu banyak. Taehyung yang ada di sisinya terus memperhatikan gadis yang masih menutup matanya itu.

Cantik. Song Arin semakin cantik dalam keadaan basah dan terluka seperti ini.

Taehyung membawa tubuhnya untuk terduduk, lalu tangan kanannya mengusap pelan wajah Arin untuk menyingkirkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajah cantik gadisnya.

Beberapa detik kemudian pemuda Kim tersebut membuat kesepuluh jarinya menyatu dan menekankan pada dada gadis itu sebanyak tiga puluh kali, lalu kemudian tangan kanannya menekan dahi si gadis, mengambil sedikit sisi dagunya agar bibirnya terbuka—membuat Taehyung dengan segera menjepit hidungnya dan mulai bernapas di dalam mulutnya, memberikannya napas buatan karena Arin sempat tidak bernapas sejak ia terjatuh.

Dalam percobaannya yang keempat kalinya, Taehyung melepas penyatuan mereka dan terduduk dengan segera karena Arin tiba-tiba membuka matanya—memperlihatkan kedua obsidian cantik yang merupakan kesukaan Taehyung.

Arin terduduk dengan memuntahkan sejumlah air yang merangsek keluar dari dalam tubuhnya, memegangi kepalanya yang terasa pusing juga dadanya yang terasa nyeri entah karena apa. Kedua obsidiannya menyapu keadaan saat ini, lalu menangkap Taehyung yang berada di sisinya.

"Bagaimana? Menyenangkan?"

Sinting.  

Seulas senyum berbentuk kotak terpampang jelas di wajahnya, sedang Arin membalas dengan kerutan yang mencetak keningnya.

Tidak ada yang keluar dari ceruk bibir Arin untuk membalas ucapan Taehyung. Kedua bola mata gelapnya seolah membuat ia untuk tetap diam. Bahkan Arin tetap membeku saat senyum kotak itu menghilang dan digantikan dengan senyuman lainya yang terkesan begitu palsu. Tubuhnya mendadak menegang dan matanya terpejam begitu Taehyung mendekat dan memberikan sesuatu yang basah dan tidak bertulang itu menyentuh sisi wajah kiri miliknya, bukannya menghindar justru Arin diam. Menikmati jutaan sensasi yang terasa asing mengelilinginya.

Arin dengan cepat memegang sisi wajah kiri miliknya yang baru saja Taehyung sentuh menggunakan lidahnya. Ini basah, tetapi bukan basah karena air liur maupun air sungai, ini darah. Pelipis kirinya terluka dan mengeluarkan darah.

"Aku tidak pernah memintamu membawaku terjun dari jembatan itu." akhirnya Arin menyuarakan isi hatinya yang sedari tadi tertahankan. Ia mencoba tetap tenang walaupun sebenarnya ia tetap merasakan ketakutan yang begitu kuat saat ini.

Pada dasarnya seorang manusia memang diberikan keunikan tertentu pada dirinya sendiri. Namun, apa saat ini ia harus menyimpulkan bahwa yang Taehyung lakukan ini adalah keunikannya? Adakah keunikan segila ini? Dia lebih mirip dengan seorang psikopat sinting.

[M] SLECHT | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang