Please be Mine

913 65 1
                                    

siang itu jinyoung berjalan di basement apartment nya, dan dia terkejut mendengar wanita berlari dan berteriak
"berhentiii"
"oppa tunggu"
ketika jie melihat kebelakang, seorang pria berlari ke arahnya.
sontak membuatnya ikut berlari.

hingga mereka berhenti di tangga darurat.
"kenapa kau ikut berlari"
pria berambut pirang itu bertanya pada jinyoung.
"kau sendiri kenapa berlari?"
jinyoung bertanya dengan nafas masih terengah-engah.
"sudah lah"
pria itu menatap jinyoung cukup lama.
"hei kenakan ini"
pria itu melepas jaket dan kacamatanya.
"hhei ttunggu apa ini"
jinyoung hanya diam saja melihat pria itu mengenakan jaket itu.
"terlihat mirip, ingat kau tetap disini"
junyoung bingung apa yang harus dia lakukan.

"disanaa"
"oppaa tunggu"
jinyoung kini di kerumuni wanita-wanita yang tadi mengejar pria berambut pirang dan dirinya.

ibu jie dan ayah mark kini baru menikah dan sedang mengadakan bulan madu,
jadi mark di titipin ke jinyoung yang notabenenya adek tiri nya.

"sayang, mommy sedang bermulan madu jadi tolong jagain kakak kamu ya.. dia itu hampir di keluarin dari sekolah"
"kalian harus saling mengurus ya.."
itu mommy jinyoung yang menelfon dari bulan madunya.
"butt mommy kenapa baru kasi tau sekarang, kamar apartment aku kan kecil ini."
jinyoung merengek pada mommy nya.

'ting tung ting tung
suara bel berbunyi.
itu adalah kakak tirinya jinyoung yang dia bicarakan ibunya tadi.
pas dia buka pintu dia kaget karna kakaknya itu adalah pria yang berambut pirang tadi yang di kejar-kejar kerumunan wanita.
"why hes here"

"hai"
pria itu membuka pintu

"bbagai mana bisa?"

"mommy memberi tahu sandinya tadi"
pria itu berjalan meninggalkan jinyoung di depan pintu.

"mommy mu dan dady ku kini sudah menikah"
"he?"
"intinya kita harus menjadi akrabkan?"
"...."
"kau harus membantu ku sebisa mungkin agar tidak di keluarkan dari sekolah"
"apa kau paham? adik ku?"
mengancam

"apa seperti itu caramu meminta bantuan?"
jinyoung kini tersudut karena tatapan pria beramput pirang.
"oo..ok aku paham"

"good"
kini pria itu meninggalkan jie di ruang tamu.
"aku mau pergi kerja sekarang.. buka koper ku dan rapikan isinya"

"aaku tidak setuju dengan itu."

"hei adiku, kau harusnya paham yang kukatakan tadi. apa perlu ku ulang?"
"ini bukan permintaan , tapi perintah!"
jinyoung hanya menatap kesal pria yanh meninggalkan nya tadi.

ini minggu , dan jinyoung hanya berada di rumah saja. di temani kakak barunya sekarang ini.
"heii bangun lah ini sudah siang."
pria itu tak mengusik panggilan jinyoung sama sekali.

bahkan jinyoung belum tau nama kakaknya itu sampai siang ini.

jinyoung menyerah mengurus pria itu, dan hanya merapikan piring makan saat ini.
tapi saat dia selesai kakaknya yang tadi tiduran di sofa kini hilang.

"ehh dimana dia?"
jinyoung mulai mencari pria itu.
tiba-tiba dia di kejutkan saat pria itu saat berjalan menuju ruang tamu.
"mencari ku? uhm nama ku mark bukan dia."
pria itu tersenyum melihat jinyoung yang terkejut.
"umm.. bisa kau rapikan baju-baju mu itu, sangat berantak..."
"adiku sayang"
mark memotong perkataan jinyoung yang cukup panjang itu.
"kita harusnya tinggal bersama dan hidup bahagia"
"eeh?, uhm ya"

"baik lah, terimakasih"
mark kini meninggal jinyoung menuju kamar mandi.
jinyoung tidak mengerti mengapa mark berterima kasih kepadanya.
"ttungu dia menyuruhku merapikan baju-baju ini?"
jinyoung memiringkan kepalanya heran.

siang ini youngjae bermain ke apartmen jinyoung
"siapa kakak tiri mu itu? kenapa kau sangat kesal?"
"dia itu idola, mark"
"uhuk uhuk"
youngjae yang sedang minum pun tersedak karenanya.
"kkau bercanda kan?"
youngjae membuka mulut nya terkejut
"kau dan mark?, sekrang saudara!"
"aku serius"
"sangat luar biasaa jie"
"aku tidak berfikir begitu, dia sangat menyebalkan!"
"kalian bedua, melakukan apa tadi malam?"
"tentu saja tidur?"
"tidurr?!"
"cukup cukup, ini bukan fanfic!"
jinyoung kini mendorong bahu youngjae agar terbangun dari hayalannya.
"apa yang salah kau bahkan tidak tau apa yang ku pikirkan tadi."
"kau tau kalian akan menjadi pasangan super kalau bersama.."
"hei membayangkan nya saja membuat ku merinding"
bala jinyoung meninggalkan youngjae di ruang tengah.

malam ini mark pulang cepat dan merka kini makan bersama.
mark mendapat sebuah telfon yang mebuat nya kliatan cukup sedih.
"kenapa?"
jinyoung kini menaruh potongan daging ke atas nasi mark.
"kau harusnya fokus saja pada pelajaran mu atau kau akan benar-benar keluar nantinya."

"kenapa kau peduli padaku?"
mark tersenyum pada jinyoung.
"hah?"
jinyoung heran dengan senyuman mark.
"rasanya enak juga punya saudara laki-laki"
"aku ingin tidur di kasur"
lanjut mark
"apa kau bercanda kasurnya kan kecil"
"apa aku terlihat bercanda?"
"tidura saja di sofa sana"
"bagaimana bisa setega itu padaku?"
"pleaseee"
mark memohon imut pada jinyoung.
"andwee"
jinyoung tetap kekeuh dengan jawabannya.
"ayolah aku tak akan menghamili mu"
kini mark terkekeh kecil
"aku hanya tak biasa tidur bersama"
"makanya kau ubah saja, aku tidak perduli aku akan tidur di kasur malam ini."
mark berjalan meninggalkan ruang makan dan langsung berbaring di tempat tidur.
"terserah deh"
jinyoung memutar bola matanya.

drrtt drttt
alarm ponsel jinyoung mebangunkan tidur nya.
"hmm?"
jinyoung heran, seperti ada sesuatu yang memeluknya sekarang.
"hheiii lepas kan aku, kenapa memeluk ku."
jinyoung menepis tangan mark, dia terkejut medapati mark memeluknya dari belakang.
"ahh sudah lah"
mark melanjutkan tiduenya yang berbalik arah.

"bangun lah ini sudah lewat jam 7, bukanya kau ada jam kampus hari ini"
jinyoung mengoyangkan badan mark.
"bangun lah , bangun"
jinyoung terus mencoba mambangunkan kakaknya itu.
"aaa 3 menit lagii"
suara mark terdengan berat sehabis bangun.

jie dan yj bahas mark di kampus
yj nnya bole krmh jie ga tiap hari, mau liat mark katanya.

di jalan pulang kampus jinyoung yang hampir di tabrak sepeda motor di tarik mark dan tak sengaja mereka kini berpelukan.
"dont use ur phone!"
jinyoung yang kaget berjalan duluan karena dia merasa cukup malu.
"aah baiklah"

sore itu mark sedang memahai naskah dramanya di temani jie di taman dekat kampus.
"jie bantu aku jadi lawan main"
"baiklah mana naskahnya?"
"ini?"
"hmmm.. ayo mulai"

"aku hanya temannya , tidak lebih"
jinyoung membaca naskah itu.
mark memengang tangan jinyoung dan kini menarik nya.
"aku tak akan membiarkan dia mengambil mu"
wajah jie dan mark cukup dekat hingga mereka hampir melakukan ciuman.
"apa kau mengira aku akan mencium mu?"
mark terkekeh melihat jie yang memejamkan matanya.
jinyoung bangkit dan melempar naskah itu kepada mark.
"heii kau marah?"
jie mengambil tasnya dan meninggalkan mark di taman itu.
"heii, kenapa marah pada ku"
mark mencoba mengejar jie.

tbc...

MarkJin One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang