Confession

723 62 1
                                    

"hyung kenapa kau diam saja?"
jackson membuyarkan lamunan mark.

"ha? tidak tidak ada.."

"hmm.. baiklah lebih baik kita masuk kelas sekarang"

"apa dia baik-baik saja?"
lihir mark.

"kenapa hyung? aku baik-baik saja kok.."
jackson tak begitu mendengar suara mark.

"ah sudah lah, ayo jack lebih baik kita masuk saja.."
mark berjalan duluan di depan jackson.

"aneh.."
jackson memiringkan kepalanya layaknya orang berfikir.


"kau masih merindukan dia?"
bambam sedang duduk di sebelah jinyoung yang sedari tadi melamun.

"tidak tentu saja tidak, dia sudah kuliah sekarang.."

"jadi kau jarang bertemu dengannya?"

"tentu saja.. itu membuat ku mudah melupakannya."
jelas jinyoung bohong, bagaimana mungkin dia dapat melupakan cinta pertamanya.

"ayolah aku tau ku berbohong jie, lebih baik kita ke kantin saja.."
bambam mencoba menarik tangan jinyoung.

"tapi aku sedang malas keluar bam, lain kali saja.."
dengan cepat jinyoung menarik tangannya.

"ya sudah, aku duluan kalau begitu.."
bambam tidak mau ambil pusing, toh jinyoung sering seperti ini. bambam sudah hapal betuh sikap temannya yang satu ini.

"ahh aku bingung.."
mark menggaruk-garuk kepalanya gusar.
"apa yang harus ku lakukan?!"
"pengecut kau ! mark pengecuttt!"
mark mengutuki dirinya sepanjang jalan menuju perpustakaan.

mark tidak suka baca buku, tapi dia suka perpustakaan. alasannya?
gampang, mark suka tempat tenang.
dan disana juga ada jinyoung nya.

"disini.."
jinyoung duduk dan bersender di sudut perpustakaan, tempat kencan yang biasa dia lakukan bersama jaebum mantanya.

mark tau jinyoung sedang memikirkan jb , maka dari itu dia hanya mampu memandang dari jauh saja. bahkan setelah jb meninggalkan jinyoung.

sedikit cerita, jinyoung dan mark adalah teman satu angkatan. mark memang sudah lama menyukai jinyoung tapi sayang jb lebih dulu mengungkapkannya.
alhasil mark menjauh, bahkan di saat jinyoung terpuruk akibat kehilangan jb pun mark tak berada di sisinya.

jinyoung? dia tidak tau menahu apa kesalahannya hingga mark menjahuinya.
salahkan saja mark yang terlalu pengecut tentang pengungkapan rasa dan terlalu lemah untuk memperjuangkan jinyoung.

"hati mu masih miliknya jie, baiklah aku akan menyerah di sini saja."
mark berbalik menuju luar perpus tapi..

"mark?"
mark berhenti saat jinyoung memanggilnya.
jinyoung heran kenapa mark tiba-tiba ada di perpustakaan.

"bukan kau mark ? benar kan?"
jinyoung tersenyum kepada sahabat lamanya.

"hh hai jie.."

"sudah lama aku tak mendengar suara mu."
tentu semenjak kenaikan kelas mark selalu menghindari jinyoung.
bahkan saat pulang, jinyoung tak pernah bertemu mark.

MarkJin One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang