My Assistant 1

1.5K 97 2
                                    

Pagi ini jie sedang berjalan-jalan di taman sendirian
"minggu pagi adalah hari yang menyenangkan untuk berjalan-jalan"
mark merenggangkan tangan nya ke atas.

dia memutus kan duduk kali ini tapi dia melihat seorang pria mabuk di sana,
jie melihat pria itu tertidur di bangku taman dengan long coat dan koran sebagai selimutnya.
Jinyoung menghampirinya dan berkata
"chogio"
terkejutnya jinyoung saat pria itu malah mengigau dan menarik tangannya.
"mmm aku masi terlalu mengantuk"
pria itu memegangi tangan jinyoung.
"eh tapi ini taman tuan, anda harusnya tidur di rumah"
alhasil jie harus membantu nya pulang ke rumah.

sampai di rumah sang pria itu jie melihat betapa berantakannya rumah itu, hingga peliharaan pun enggan untuk tinggal.

jinyoung yang heran kini membersihkan rumah itu, dan membiarkan pemiliknya tertidur di sofa karena masih terlalu mabuk.

esoknya di kampus.
hari ini dia ada jam kuliah
tapi dosenya yang berhubungan harus di gantikan dengan dosen baru.
jinyoung yang sedang asik membaca buku kesukaannya dikejutkan dengan dosen yang tiba2 masuk.
dan parahnya dosen pengganti itu adalah
pria mabuk yang dia temui di taman kemarin.

"my name is mark"
mark meletakkan buku-bukunya di atas meja.

"dia seperti mendapat wajah baru"
gumam jinyoung.
benar saja mark seperti tidak ingat apa yang terjadi kemarin,
"padahal itu cukup memalukan"
lanjut nya.

"jika ingin tinggal silahkan jika ingin keluar secepatnya saja, aku hanya ingin keseriusan di kelas ku !"
tegas dosen tersebut
"okay let's begin"

jam pelajaran terasa sangat serius membuat semua murid kini fokus pada buku mereka, tak ada yang berani menatap bahkan seorang jinyoung pun yang kenal dengan pria ini.

jinyoung kembali ke apartment mark, karena dia sudah berjanji akan membantu mark mengurus rumah
  'mmm mungkin akan seperti asdos?
itu yang jinyoung pikirkan
tapi dia terlalu takut untuk masuk, karena mark sangat berbeda tadi pagi dengan kemarin.

alhasil jinyoung hanya mondar mandir di depan pintu, tapi mark yang melihat nya dari monitor di dalam kini terkekeh dengan tingkah jie.

"apa dia perlu setakut itu masuk kedalam. bahkan dia sudah tau passwordnya"

tadi sepulang sekolah mark memastikan jinyoung sebagai assistant nya.
tapi jinyoung pikir akan menjadi asdos.
jinyoung yang frustasi kini mulai berbalik dan meninggalkan pintu,
dengan cepat mark membukanya dan menarik jinyoung ke dalam.
"kenapa tak jadi masuk?"
badan jinyoung kini bersandar di pintu dan mark di depannya.

jinyoung hanya terkejut dengam apa yang terjadi, mark melihat sekantong belanjaan di tangan jie dan mengambilanya.

"hmm belanjaan?"
mark berjalan ke ruang dapur
meletakkan belanjaan di atas meja dan mengeluarkan nya satu per satu.
"dimana mark meal ku ?"
mark kini menatap jinyoung

"ha? mark mael, apa itu?"

"bagai mana seorang assistant tidak tau akan hal itu?"

"tapi aku baru 2 hari menjadi assistant mu"

"baiklah akan ku ajarkan kau membuat mark meal"

mark membuka lemarinya yang penuh akan cup ramyon lalu mencari sosis dan keju di kulkasnya.
dengan sigap mark mebuat ramyon keju sosis,yang membuat jie geram.

"apa-apaan kau, ini yang kau sebut meal?"
jinyoung mengerutkan dahinya sembari merebut ramyong cup itu.
"kau makan ini setiap saat ?, hei apa kau mau sakit dosen mark!"
kini jinyoung meninggikan suaranya.
"kenapa kau begitu emosi?"
mark terkekeh kecil dan merebut kembali cup ramyon nya.
"buang saja itu, aku akan membuat meal yang sehat untuk mu."
kini jinyoung memakai celemek nya dan mulai menumis beberap sayuran yang tadi dia beli.
"mm baiklah aku makan saja keduanya"
mark kini memilih duduk dari pada mendengar celoteh jinyoung.

siang itu mark tidak masuk, kelas jadi kosong begitu saja.
jie yang heran kemana perginya mark memilih mencarinya ke ruang kerjanya. benar saja mark disana dengan tumpukan berbagai documentnya.
"astaga dosen mark"
itu ada kata-kata jie jika dia kesal melihat mark.
"ini bukan kandang hewan liar kan?"
jie terpelanga melihat betapa berantakan nya ruangan itu.

"bisa kau bantu aku? terlalu banyak panggilan kali ini."
mark kini mulai mengacak-acak rambutnya sendiri.
"tidak mau , aku tak sanggup memperbaiki ruangan ini".
jinyoung diam di lokasi nya
"kau akan dapat fee lebih, tenang saja."
jinyoung yang mulai tertarik angkat biacara
"baiklah kalo kau memaksa"
dia mulai menyusun document mulai dari judul dan tanggalnya agar lebih mudah untuk mark mengambilnya jika dia perlu.
"uuhhh"
jie sedikit mengeluh saat mengambil sebuah document yang begitu tinggi itu.
sesaat sebelum jinyoung dan document itu jatuh mark dengan cepat menangkap jinyoung agar dia tak terluka.
sesaat itu terjadi keheningan ,jika saja mereka bisa mendengar suara degupan jangtung masing-masing yang kini semakin kecang.
"kau harus hati-hati, jika kau tak sampai bisa minta bantuan ku."
jinyoung hanya diam dengan pipinya yang mulai memanas.
"aaku bisa kok"
jinyoung kini berusaha melepas pegangan mark,dan kini mulai merapikan document lainnya.

hari semakin siang kini mark dan jie makan siang di cafe dekat kampus
"jie mau pesan apa?"
mark mulai membalik-balik buku menu.
"mm.. aku pesan vanila ice cream saja sam"
mark menutup buku menu dan menatap tajam jinyoung.
"apa aku tampak begitu tua untuk mu?"
mark menyipitkan matanya.
"aanii, tapi kau adalah doss.."
jie belum selesai bicara tapi mark sudah memotongnya.
"cukup mark saja , atau kalau kau takut panggil saja aku hyung"
mark beranjak menuju casir untuk memesan.

tak lama mark kini membawa nampan berisi pesanan mereka.
jinyoung makan dengan lahap sekali hingga tak sadar ice cream itu menempel di dekat bibirnya.
mark langsung menghapus sisa ice cream itu, dengan santai.
tapi beberapa wanita di sebelah mereka malah tertawa dan mulai berbisik.
"lihat mereka, kita menemukan pasangan baru"
"kkk , kau benar mereka sangat serasi"

jinyoung yang tak suka dengan perkataan wanita-wanita itu kini berdiri dan lari keluar dari cafe, dia meninggalkan mark begitu saja.
"apa itu, kenapa dia pergi ? itu hal biasakan membersihkan bekas ice cream"
mark mengerutkan keningnya melihat sikap jinyoung.
'seakan mark tidak mendengar perkataan wanita-wanita iseng itu.
kini mark berada di belakang jinyoung, dia memilih membiarkan jinyoung berjalan duluan di depannya. hingga sampai ke apartment mark.
"apa kau marah saat aku menyentuh bibir mu?"
kini mereka di dalam lift menuju lantai atas,tapi hanya keheningan yang di dapat mark.
"bukan kah itu terlalu berlebihan jie?"
mark kini mulai kesal dengan keheningan jiyoung.

"hyung.. ani sam, mian tapi aku terlalu takut dengan kalimat mereka tadi."
jie tak berani menatap mark, matanya hanya tertuju pada lantai sedari tadi.
"kenapa? , kau takut di permainkan seperti dulu?"
kini jie meneteskan air matanya dan dia mulai menatap mark.
"hyunggh.."
dengan cepat jie menghampur kepelukan mark.


mau tau kenapa jie nangis ?
lanjut ke part 2 ya..
jagan lupa vote dan coment >.<
di baca aja uda seneng kok~

MarkJin One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang