Part 31

1.5K 104 8
                                    


Title: She's Mine
Author: Silvia
Genre: FanFiction/Romance
Cast: Byun Baek Hyun (EXO)
Lee Ji Eun (IU)
Kang Seulgi (Red Velvet)
Kim Dae Wang (OC)
Jeon Hee Yeon (OC)
Lee Chan Hee (Teen Top)
-
-
-
Part 31
-
-
-

Kepulan asap terlihat jelas di mana Dokter Han yang sebenarnya sudah siap pulang ke rumahnya. Dia baru saja menandatangani sertifikat Klinik Kandungan Gwanhadong. Setelah berpartisipasi dalam acara peresmian bangunan itu, bersama Ji Eun juga, rasanya dia ingin istirahat. Tidak sabar untuk pulang ke rumah, menemui jagoan kecilnya bersama sang suami, yang ditinggal di rumah bersama pengasuh, Dokter Han menjalankan mobilnya. Tapi dengan gerakan refleks dia menghentikan mobilnya karena melihat barisan mobil asing yang melaju ke arah halaman gedung klinik. Tapi tidak mengarah tepat pada mobilnya. Mobil-mobil itu melaju lurus melewati mobil Dokter Han. Kepala Dokter Han terarah mengikuti mobil-mobil itu ke belakang. Dia segera melepas safety bealt dan keluar dari mobil ketika melihat mobil Ji Eun bertabrakan, tepatnya ditabrak oleh dua mobil paling depan dari barisan mobil-mobil asing itu.
Dia tahu Baekhyun dan Ji Eun masi di dalam mobil. "Tidak!!! Mobil itu berasap!!" Dokter Han segera berlari menghampiri mereka. Dia mengelilingi mobil Ji Eun dan menemui pintu depan terbuka. Segera dia mendekat. Dilihatnya Baekhyun yang berusaha mengumpulkan kesadarannya. Dan Ji Eun yang sudah tidak sadarkan diri dengan kepalanya terbentur pada setiran. Dengan cepat Dokter Han menarik Baekhyun yang batuk-batuk karena asap memenuhi mobil.
"Baekhyun! Cepat keluar!! Mobil ini akan meledak!!"
Baekhyun yang sebenarnya sudah sangat pusing, segera menarik Ji Eun dan merengkuh tubuh tak berdaya itu. Dokter Han menarik Baekhyun yang menggendong Ji Eun untuk menjauh dari mobil.
Panas membara terasa di punggung mereka ketika ketiga mobil itu meledak. Tapi syukurlah mereka tepat waktu. Jika saja terlambat satu detik, tidak tahu apa yang akan terjadi.
Kepala Baekhyun serasa berputar. Suhu tubuhnya semakin tidak normal. Tapi semuanya sirna ketika dia melihat di seberang sana, dekat dengan barisan mobil pengiring dua mobil penabrak, Dae Wang dan Hee Yeon berdiri dengan beberapa pria bertubuh kekar di belakang mereka. Semasa bodoh dengan kepalanya yang sedari tadi serasa menusuk. Dia menurunkan Ji Eun dari gendongannya. Dokter Han yang ganti memeluk Ji Eun. Dia berlutut di salju dan memeluk Ji Eun, memanggil-manggil nama perempuan itu agar menemukan jalan kembali menyusuri kesadaran.
Sedangkan Baekhyun? Pertanyaan ini tidak perlu ditanyakan sebenarnya. Sudah pasti dia berjalan menghampiri mereka dengan dada yang sesak akan emosi. Sebentar lagi, beberapa langkah lagi emosinya akan semakin meluap.
Dua pria besar dan berotot melangkah maju berniat menghalangi jalan Baekhyun yang siap menghajar Dae Wang habis-habisan.
Dae Wang tersenyum bangga mengingat dia punya beberapa pria suruhan dengan tubuh kekar dan kekuatan yang tidak sebanding dengan Baekhyun. Namun berbeda dengan Hee Yeon yang sudah lama mengenal Baekhyun.
"Hei!! Mundur!!" Hee Yeon menarik Dae Wang agar menjauh.
"Kenapa denganmu?! Lihat! Kita masih punya mereka!" Dae Wang menunjuk kurang lebih lima orang pria bertubuh kekar di belakangnya. "Lagipula belum tentu Baekhyun bisa mengalahkan dua pria itu."
Hee Yeon berdecak kesal. "Kau harus tahu Baekhyun Oppa adalah raja Hapkido di Ilsan."
"Lalu? Hapkido? Memangnya apa hebatnya Hapkido jika dibandingkan dengan tinju??"
"Ckk!! Baekhyun Oppa selalu meraih medali emas dalam kejuaran nasional. Bahkan pernah meraih medali perak mewakili Korea Selatan se-Asia Timur dalam turnamen segala bela diri karena Gijang Nakbob nya luar biasa." Gijang Nakbop adalah lompatan jauh Hapkido. "Bahkan setelah itu dia akan melakukan Chigi. Keseimbangannya sangat luar biasa sehingga bisa saja tendangan Chigi nya mengenaimu. Jadi, dia bisa saja melompati dua pria itu dan kau akan.."
BUGH!!!
Rasa nyeri langsung dirasakan oleh Hee Yeon ketika sepatu Baekhyun mendarat tepat di lehernya.
Baekhyun yang sudah tersulut emosi rupanya mengarahkan tendangannya pada Hee Yeon. "Seperti yang kau bilang, tendangan Chigi ku 'mengenaimu'." Ucap Baekhyun, dengan tatapan mata tajam.
Dokter Han yang menyaksikan itu, menganga tidak percaya. "Bagaimana.. Dia bisa melompat sejauh itu? Manusia macam apa?!!"
Dua pria kekar yang semula bersiap menghabisi Baekhyun, sesuai perintah Dae Wang, berbalik badan menyusul Baekhyun yang melompati mereka dengan cepat, seolah dia punya sayap.
Baru saja Baekhyu akan menghabisi Dae Wang, dua pria itu menariknya. Dia terlihat sangat kecil ketika dikepung lima pria bertubuh kekar. Baekhyun tahu dia akan celaka jika tidak menyerang lebih dulu. Niat Baekhyun menenadang perut salah satu dari mereka, tapi dia lupa bahwa orang-orang ini punya tubuh besar, tujuannya perut, tapi tendangannya malah mendarat tepat di area pribadi pria itu. Pria berpakaian serba hitam itu menjerit sambil memegangi area vitalnya yang kena tendangan Baekhyun.
"Opss!" Baekhyun menutup mulutnya. Dia pun tidak menyangka. Padahal tujuannya adalah perut. "Hei!! Punyamu kecil!!" Ejek Baekhyun.
Empat pria di depannya, dengan postur tubuh sama seperti pria yang sudah terkapar di salju sambil mengerang mengeluh kesakitan, terlihat begitu waspada, kalau-kalau Baekhyun juga melakukannya pada mereka.
"Ayo maju kalian!! Aku bisa menghabisi kalian secara bersamaan!!"
Satu pria dengan erangannya, melangkah maju tapi harus bernasib sama dengan rekannya. Dengan santainya, tendangan Baekhyun membuat pria itu menjerit sambil memegangi area pribadinya. Senyum miring Baekhyun terpatri sebelum ia melompat salto dan mengarahkan kakinya menendang selangkangan pria yang tampaknya postur tubuhnya paling besar. Kim Dae Wang yang ada di belakang Baekhyun, mulai melangkah mundur. Dia tidak akan rela jika Baekhyun melakukan tendangan itu juga padanya. Satu pukulan keras mengenai perut Baekhyun ketika dia akan menendang pria terakhir. Dokter Han berteriak memanggil Baekhyun dengan suara nyaring, dia sangat takut ketika melihat Baekhyun harus terjatuh di atas salju. Teriakan Dokter Han membuat Ji Eun yang semula terbaring lemah dengan kepala dipangkuannya, membuka matanya.
"Dokter.." Lirih Ji Eun, ketika melihat Dokter Han menangis. "Kau kenapa?"
"Ji Eun!?? Kau sudah sadar?? Apa kau merasa sakit? Dimana??" Dokter Han menyeka air matanya.
Di sisi lain, Baekhyun sudah bosan dengan semua lelucon tendangannya. Dia bangkit dan dengan cepat membalas pukulan nya, pada wajah pria itu. Pusing yang amat sangat terasa seiring dengan keluarnya darah di hidung pria itu. Pukulan Baekhyun sampai membuat punggung tangan Baekhyun sendiri berdarah. Tapi terbayar dengan jatuhnya pria itu. Baekhyun mendekati mereka. Dan menginjak satu per satu area sensitif mereka.
Kim Dae Wang dan Jeon Hee Yeon yang menyaksikan itu, bersama dengan para suruhan mereka yang sebelumnya mengejar Baekhyun dan Seulgi, terlihat mengernyit takut. Dae Wang memegang area vital nya, membayangkan bagaimana jika miliknya yang diinjak-injak oleh kaki Baekhyun. Rasanya pasti seperti dihaluskan di mesin penggiling.
Ji Eun bangkit, dia melihat Baekhyun yang tengah menghabisi empat pria bertubuh atletis, tanpa ampun. "Apa yang terjadi?"
"Punya kalian kecil! Berterima kasihlah karena aku sudah membuat punya kalian lebih besar," ucap Baekhyun, pada empat pria yang masih menjerit menahan sakit. Jangan bayangkan!! Punya mereka pasti membengkak. Hehehe.
Baekhyun berbalik badan menghadap Dae Wang. Senyum miringnya langsung pudar ketika melihat wajah pria itu. "Kau dan Jeon Jalang Hee Yeon memang harus dirujuk ke rumah sajit jiwa."
Hee Yeon menunduk takut ketika Baekhyun melangkah maju mendekati dirinya dan Dae Wang. Tapi percayalah, ketika dia menunduk, lehernya akan berdenyut seperti berteriak histeris. Pasalnya tendangan kaki Baekhyun serasa akan memisahkan leher dan bahunya.
Baekhyun mendekati Dae Wang yang berjalan mundur. Melihat bagaimana Baekhyun memainkan kakinya untuk membuat anak buah bertubuh kekar yang ia bayar mahal agar menjerit kesakitan, rasanya tidak mungkin dia tidak melangkah mundur ketika Baekhyun semakin mendekat padanya. "Kau menyebabkan itu??" Baekhyun menunjuk ke arah tiga buah mobil berasap dan menghitam yang menjadi satu itu.
"Bukan aku!! Itu ide Jeon Hee Yeon!! Lagipula yang menabrakkan mobil kami pada mobil wanitaku adalah anak buah Hee Yeon.."
Satu tendangan tepat di wajah Dae Wang berhasil membuat Hee Yeon dan para pengikut mereka berlarian masuk ke mobil. Baekhyun melihat mobil-mobil itu melaju meninggalkan area bangunan klinik. Kecuali satu mobil, yang di dalamnya adalah Hee Yeon. Hee Yeon terus memanggil Dae Wang agar segera berlari menyusulnya dan pergi dari sana. Melihat Dae Wang yang masih kesakitan dengan wajah memarnya, berlari menyusul Hee Yeon, Baekhyun menarik kerah baju pria itu dari belakang. "Hei!! Kau punya anak buah yang egois dan penakut. Jika tahu begitu kenapa aku dan Seulgi Noona berlari menghindari mereka. Kurasa mereka akan berlutut hanya dengan tamparan."
Dae Wang mendesis menahan perih di pipinya.
"Tendanganku sakit? Itu belum seberapa. Hanya karena kau mengatakan milikku, adalah wanitamu, kau mendapat tendangan. Coba pikirkan apa yang akan kulakukan jika kau berani menyentuhnya bahkan hanya satu detik??"
Karena tidak mendengar apa yang dikatakan Baekhyun, Ji Eun berlari menyusulnya, mengabaikan panggilan Dokter Han. Dia dapat mengetahui bahwa Baekhyun sedang begitu emosi. Terlihat dari wajahnya yang merah padam dan cengkraman tangannya pada kerah baju Dae Wang.
"Tidakkah kau ingin tahu, apa yang akan kulakukan?" Lanjut Baekhyun. "Aku.. Tadinya sangat merasa pusing. Lalu kau malah meminta suruhanmu menabrak kami? Pusingku benar-benar tidak tertolong. Terlebih ketika kau mengatakan Ji eun adalah wanitamu, akan kukirim kau ke makammu detik ini juga." Ucapan Baekhyun penuh penekanan.
Dengan tidak diduga oleh Dae Wang, Hee Yeon, Ji eun dan Dokter Han, Baekhyun langsung menghajar wajah Dae wang, membuat Ji Eun semakin berlari sambil mengatasi rasa pening kepalanya yang sebelumnya terbentur setiran. Baekhyun mendorong Dae Wang sampai tubuh pria itu terbentur pada mobil Hee Yeon yang sudah hangus. Panas di punggungnya membuatnya berteriak keras.
"Baekhyun hentikan!! Jangan lakukan!!" Ji Eun datang dan langsung berhambur memeluk Baekhyun.
Kepalan tangan Baekhyun perlahan mulai hilang. Dia tidak menyangka Ji Eun akan menghampirinya. Dia pikir Dokter Han masih saja berusaha membangunkan tunangannya itu. Baekhyun langsung menangkup wajah Ji Eun yang berlinang air mata. "Kau baik-baik saja??"
Ji Eun menahan isakan tangisnya. "Ya. Ini aku. Aku disini.. Hiks.."
Melihat itu, Hee Yeon segera menghampiri Dae Wang dan membopong Dae Wang ke mobil. Ji eun menyeka air matanya agar melihat lebih jelas sekelilingnya. Setelah melihat kepergian Dae Wang dan Hee Yeon, dia berbalik badan dan terperanjat melihat bagaimana mobilnya sudah hangus bersama mobil dua manusia sakit jiwa itu.
"Tidak apa-apa, ayo kita beli mobil baru di Jepang.." Ucap Baekhyun, menenangkan Ji Eun yang masih menganga melihat pemandangan buruk itu.
"Baju, alat medis, tas, sepatu, semuanya.. Hilang.." Lirih Ji Eun, lalu berlutut di atas salju di halaman bangunan klinik.
Baekhyun menghela napas lelah. Dia ikut berlutut dan memberi Ji Eun pelukan. "Kau saja hampir tidak selamat jika tidak ada Dokter Han. Mana mungkin aku menyelamatkan barang-barangmu lebih dulu..."
Ji Eun melengkungkan bibirnya, sedih. "Saat kita pertama kali bertemu, saat itu aku sehabis berbelanja, untuk pakaian spesial yang akan kukenakan selama di Inggris. Semuanya kujadikan satu dalam sebuah tas. Aku bahkan sudah membuat rencana, jika natal pakai apa, jika musim panas hari pertama pakai apa, ini bukan masalah uang tapi aku menyayangi mereka sampai tidak kukeluarkan dari bagasi agar aku tidak mengenakan salah satunya lebih dulu.."
Baekhyun terkekeh. Nada kesal Ji Eun terdengar sangat menggemaskan. Di pandangnya mata Ji Eun yang berkaca-kaca. Pusingnya serasa tidak ada lagi, bahkan untuk kata secuil, juga sudah hilang, karena kepalanya dipenuhi dengan sosok menggemaskan di depan matanya. Diusak nya rambut Ji Eun yang memang sudah sedikit berantakan. "Liburan natal di Jepang, ayo kita membelinya. Tenanglah. Aku akan membelikan semuanya.."
Ji Eun mendecih. Dia menyeka air matanya yang hampir menetes. "Dan setelah itu aku membayar hutangku bukan? Dengan desahan??"
Baekhyun tertawa. "Bukankah kau sudah bilang bahwa akan memberikannya saat liburan?!"
"Aku masih akan mempertimbangkan," kata Ji Eun. Lalu menjulurkan lidahnya pada Baekhyun.
Sebelum Baekhyun menggelitikinya, Ji Eun segera berlari menyusul Dokter Han, yang bersiap mengantar mereka pulang ke rumah masing-masing. Untuk kejadian ini, Baekhyun akan mencoba meminta bantuan pada calon ayah mertua Seulgi yang ia tahu adalah seorang polisi. Tidak mungkin tiga mobil hangus itu terus ada di sana, Baekhyun akan berusaha mengurusnya nanti. Yang ia pikirkan sekarang, adalah selalu waspada karena dua orang sakit jiwa itu bisa saja menyerang tiba-tiba, tak terduga.
.
.
.
.

She's Mine [BaekJiEun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang