Part 20 (🔞🔞🔞)

4.6K 167 5
                                    


Title: She's Mine
Author: Silvia
Genre: Fanfiction/Romance
Cast: Byun Baek Hyun (EXO)
          Lee Ji Eun (IU)

Part 20

WARNING❕⚠️⚠️🔞🔞🔞💏🙈
(SUDAH ADA PERINGATAN. JIKA TIDAK SUKA, ADA BAIKNYA LANGSUNG SCROLL ATAU PUN SKIP HALAMAN! MAAF YANG MASIH POLOS ✌️🙏🙏🙊)

Baekhyun memandangi wajah cantik Seulgi yang terlihat sangat bersahabat dengan mimpinya. Tapi, Baekhyun sedang gusar karena dia masih belum percaya sepenuhnya, Seulgi hamil? Hal konyol apa lagi itu?
Baekhyun meraih tangan Seulgi. Seperti ada kilat di kepalanya, Baekhyun begitu kaget. Dia duduk pelan-pelan di kursi yang ada di samping ranjang pasien. Baekhyun menggeleng-geleng tidak percaya. "Kau mengenakan cincin?" Baekhyun bertanya seolah Seulgi tengah sadar. "Pantaskah aku mengaku sebagai adik, saat aku tidak pernah tahu bagaimana kehidupanmu?"
Fakta yang baru saja Baekhyun ketahui, Seulgi punya seseorang yang memberinya cincin di jari manisnya. Baekhyun sekarang sangat penasaran, orang yang memberi cincin berlian itu sudah menjadi suami Seulgi, atau masih bertunangan. Tapi satu hal yang menyayat hati Baekhyun. Dia tidak pernah tahu soal kehidupan Seulgi. Saat ini dia menangis dan menyembunyikan wajahnya di lengan Seulgi. Mengelus jemari Seulgi yang dilingkari cincin berlian. Isakan tangisnya memberi tahu bahwa Baekhyun sangat merasa bersalah. Andai saja dia mau mendengarkan cerita Seulgi tentang masalahnya, sudah pasti Baekhyun tidak akan membiarkan Seulgi berbaring sebagai pasien. Baekhyun merasa sangat bodoh, bagaimana mungkin dia bercerita dan meminta pendapat Seulgi tentang masalahnya, sedangkan dia tidak membalasnya, padahal Seulgi juga punya masalah tentang asmaranya. "Kumohon... Hiks.. Buka matamu," isakan tangisnya tidak bisa ditahan lagi.

Baekhyun tidak menyadari, bahwa seorang wanita dengan seorang pria di belakangnya, tengah mengamati kesedihannya. Kesedihan Baekhyun membuat sang wanita merasa tidak pernah berarti bagi Baekhyun.
Ji Eun, dia datang dengan memaksakan tubuhnya yang penuh dengan angin musim dingin, dan hati yang penuh kekhawatiran pada Baekhyun, lalu mendapati Baekhyun menangisi wanita yang tidur di ranjang pasien, dengan tangannya yang pernah menggenggam tangan Ji Eun juga, mengelus sebuah benda berkilau yang melingkar di jari manis pasien. Rasanya, seperti menjadi setitik debu di antara ribuan pasir, tak terlihat, tak dianggap, tak ada artinya. Karena tangisnya pun sudah membanjiri pipi mulusnya, Ji Eun sudah tidak tahan terus menyaksikan tangisan Baekhyun untuk wanita yang hanya ia tahu namanya, Seulgi. Ji Eun segera berlari menjauh, meninggalkan Dae Wang yang semula mengamati lekat wajah Seulgi. Dae Wang kaget, baru sadar bahwa Ji Eun menangis. Dia berlari menyusul Ji Eun. "Lee Ji Eun!!" Panggilannya dengan teriakan itu benar-benar membuat kilat di kepala Baekhyun melompat keluar.

Segala perasaan sedih, bersalah dan kecewa yang semula bergerak di dalam hatinya, hilang seketika, ketika mendengar teriak pria yang memanggil nama wanita yang selama ini tidak pernah beranjak pergi dari lubuk hatinya. Baekhyun terbelalak melihat pintu ruangan Seulgi terbuka. Baekhyun berdecak lidah. Dia tahu sekarang, Ji Eun datang dan melihatnya menangisi Seulgi. "Aku meninggalkannya, arhhgg sial. Aku begitu ceroboh.." Baekhyun langsung menyambar kunci mobilnya di atas nakas dan berlari meninggalkan ruangan Seulgi. Baekhyun melajukan mobilnya, tujuannya adalah rumah Ji Eun. Dia harus minta maaf dan memberi penjelasan yang sebenarnya. Baekhyun yakin Ji Eun marah padanya. Baekhyun lupa memberi kabar, karena dia baru ingat ponselnya low bat setelah tidak dimatikan saat di Byun Sport, dia juga merujuk kebodohannya yang tidak mengaktifkan 'tidur otomatis' di ponselnya. Baekhyun terus melajukan mobilnya, ke arah rumah Ji Eun.
Dia tidak tahu, bahwa Ji Eun ada di dalam sebuah mobil di area parkir Rumah Sakit. Dia menangis sejadi-jadinya. Membayangkan Baekhyun ternyata punya seseorang yang sangat dia sayang. Rasa khawatirnya ia tujukan pada milik orang lain. Dae Wang, si pemilik mobil, hanya termenung di samping Ji Eun. Dia sudah mengenal Ji Eun semenjak hari ketiga ia menuntut ilmu di Sogang University. Dia tahu betul bagaimana sifat Ji Eun, bahkan dia dekat dengan keluarga Ji Eun. Yang paling dia tahu, ketika menangis, Ji Eun tidak akan berhenti jika diminta berhenti, yang harus dilakukan, duduk diam di sampingnya, mendengarkan tangisnya, maka dia akan berhenti menangis dengan sendirinya.
"Hiks... Tisumu habis.." gumam Ji Eun, dia lalu menyeka air matanya yang masih tersisa di sudut mata.
Dae Wang menoleh pada Ji Eun. Wanita itu, baginya selalu menggemaskan. Lihatlah, dia bahkan menghabiskan tisu di mobil Dae Wang, dan berkata to the point, apa adanya. Hal inilah yang membuat Dae Wang nyaman menyembunyikan rasa cintanya pada Ji Eun. Dia tahu, Ji Eun sangat ingin kuliah di Harvard atau pun Oxford University, dan tidak pernah berpikiran soal asmara, maka dari itu Dae Wang mencintai dalam diam. "Tidak apa-apa... Kau memang seperti itu. Menghabiskan puluhan tisu ketika menangis.."
Ji Eun terkekeh. Mata dan hidungnya benar-benar merah. Tapi Dae Wang lega Ji Eun sudah puas menangis, dan sudah bisa terkekeh. Ji Eun sangat periang dan bertingkah konyol, dia menangis tidak akan pernah lama, kecuali jika dia kehabisan stok sepatu, tas dan gaun di butik, dia akan menangis sambil memeluk foto Park Bo Gum, selama 12 jam.
"Aku... Benar-benar bodoh kan?"
Dae Wang mengangguk-angguk. "Ya. Menunggunya seperti itu, sangatlah tindakan yang bodoh.." Jawab Dae Wang.
"Aku melakukannya.. Karena, dia mengatakan akan kembali. Aku percaya padanya." Ji Eun menundukkan kepalanya, menyembunyikan bentuk bibirnya yang melengkung ke bawah.
"Atau mungkin... Kau mencintainya?" Sepertinya Dae Wang berusaha mengupas kecurigaannya, bahwa Ji Eun jatuh cinta pada Baekhyun, dia masih tidak percaya dengan ucapan Ji Eun beberapa waktu lalu saat dia menemani Ji Eun ke salon. Mencintai Baekhyun? Dae Wang bisa tahu bahwa Baekhyun orang yang kasar, dan dia sangat tahu Ji Eun tidak menyukai orang yang seperti Baekhyun. Sangat berbanding terbalik dengan tipe ideal Ji Eun, yang jenius, ramah, tidak pendiam, dan ceria.
"Ya.."
Dae Wang menelan ludah. "Kau benar-benar mencintainya?"
"Ya," lagi-lagi jawabannya demikian.
"Kau harus tahu sesuatu." Dae Wang menatap lekat Ji Eun yang menoleh ke arahnya. "Dia pria hidung belang.."
"Kenapa kau berkata begitu?" Ji Eun tampak tidak suka dengan ucapan Dae Wang.
"Dengarkan aku. Aku tadi mengamati wajah pasien yang dia tangisi, aku yakin aku mengenal wanita itu..."

She's Mine [BaekJiEun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang