2. Tentang Hujan

5.6K 278 9
                                    

Aku bukan pawang hujan, jadi, kalau kamu benci karena hujan telah menjebakmu di salah satu tempat. Jangan marah padaku, marah saja pada Langit. Sebab hujan turun karena Langit menyakitiku.

Aku perempuan bernama Rani Sarasvati atau lebih suka dipanggil Rani, panggil Hujan juga boleh. Apa saja asal tidak menyakiti hatiku. Kalau bicara soal hujan, sebagian orang tidak menyukainya. Katanya bikin susah, terlebih jika lupa membawa payung atau jas hujan. Atau saat di tengah kemacetan ibukota dan pada saat itu juga hujan turun.

Jadi, jangan menyalahkan aku lagi jika hujan turun. Bisa tanyakan saja pada Langit.

Aku menyukai hujan, sangat suka. Meski akan membuatku sakit, aku tetap suka. Sebab saat hujan seperti ada ketenangan yang masuk menyusuri hati, percayalah, melamun saat hujan itu sangat menyenangkan. Kalian bisa berimajinasi apa saja.

Saking aku menyukai hujan, beberapa temanku di bangku SMP suka memanggilku dengan sebutan Hujan-hingga saat ini. Seolah panggilan itu sudah melekat dengan lidah mereka. Sebenarnya tidak masalah, hanya saja kini aku lebih sensitif jika ada seseorang menyebutkan hujan, jadi merasa terpanggil.

Namun Langit tidak pernah memanggilku hujan, ia memanggilku Rani atau monyet. Entah apa hubungan aku dengan monyet, tapi sepertinya Langit sangat suka dengan panggilan itu. Padahal aku tidak, namun karena Langit yang memanggil. Ya, sudah, aku suka. Apapun itu asal berkaitan dengan Langit.

Aku tidak suka menghitung, tapi kalau menghitung uang aku suka. Intinya aku tidak suka matematika, memahami matematika seperti memahami hati, sulit.

Aku sebenarnya tidak tahu ingin membahas apa, sebab aku sepertinya tidak memiliki keistimewaan seperti Langit. Sangat jauh bandingannya jika bersanding dengannya.

Aku juga memiliki kakak laki-laki, hanya satu. Dia anak motor, sudah lulus SMK sejak aku duduk di bangku sekolah dasar. Reno namanya, dia sangat menyebalkan. Keisengannya tak ada tandingannya. Tapi, banyak orang bilang dia kakak yang bertanggung jawab dan perhatian. Namun, ia memiliki sikap dingin.

Aku sudah biasa memang dengan sikap yang dingin, apalagi Langit. Yang dinginnya bisa melebihi es yang ada di kutub.

Mungkin hanya itu, aku sudah bilang. Aku tidak memiliki keistimewaan, jadi, tak perlu panjang-panjang. Lagi pula, keistimewaan sudah dimiliki Langit.

Ya, lagi-lagi Langit. Jangan bosan ya, apalagi marah jika sikapnya agak sembarangan.

***

pendek banget ya huhu :(

jangan lupa info selengkapnya :
Instagram : kalahujann / sivauliaa
LINE@ : @qxa0509s
Trakteer : sivauliaa

Langit dan Hujan [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang