It's not one month yet i know but i am just extremely happy
Beam POV
"Baramee.... Kenapa kamu ingin jadi dokter?" Professor auntie menatapku. Aku menatap bingung ke arah professor beberapa saat.
"Eh... Maaf prof saya tidak mengerti?" tanyaku. Professor Auntie menatapku tidak sabar.
"Ayolah, semua orang pasti punya cerita kenapa dia memilih menjadi dokter"
Aku menatap professor auntie tidak berkedip. Aku tidak menyangka kalau dia memanggilku untuk menanyakan hal ini.
"Be... Jika besar nanti aku ingin menjadi superhero. Bagaimana jika kamu menjadi dokter? jadi jika aku terluka kamu bisa mengobatiku"
Kata-kata Forth ketika kami kecil terngiang di telingaku. Seketika aku merasa pipiku memanas. Aku tidak mungkin mengatakan kalau aku ingin menjadi dokter karena keinginan Forth.
"Karena menjadi dokter terlihat keren dan saya bisa menyelamatkan nyawa orang lain" jawabku. Professor auntie tertawa.
"Dokter tidak menyelamatkan nyawa orang lain Baramee.... Tuhan yang melakukannya" Ujar Professor auntie. Aku terdiam beberapa saat dan merasa malu.
"Maaf" jawabku sambil menunduk.
"Tidak apa.... Sebenarnya alasanmu lebih baik dari pada Phana yang masuk kedokteran karena keinginan kedua orang tuanya" jawabnya. Lalu dia menyodorkan sebuah amplop kepadaku. Aku menatap amplop tersebut bingung.
"Buka dan bacalah" ujarnya.
Aku ragu tapi kemudian membuka amplop tersebut dan membacanya. Beasiswa Kedokteran Jerman. aku membaca persyaratannya satu persatu. Aku menatap Professor Auntie dan dokumen didepanku secara bergantian.
"Bagaimana?" Tanyanya. Aku menatapnya sesaat
"Ehm... Kenapa saya? Menurut saya, Phana lebih layak dari pada saya" ujarku.
Professor Auntie mendesah. Dia menyandarkan tubuhnya sepenuhnya ke kursinya dan menatapku "Sejujurnya, saya sudah menawarkan pada Khongtanin tapi baru membaca judulnya dia sudah mengatakan tidak"
Aku tersenyum pelan. Tentu saja. Aku yakin dia tidak akan mau meninggalkan wayo.
"Jika ingin jujur sebenarnya saya tidak menyukai kalian bertiga. Kalian benar-benar membuat saya pusing. Selalu membuat masalah. Belum lagi kelakuan kalian di luar. Jangan pikir saya tidak mendengar rumor tentang kalian" ujarnya sambil menatapku tajam.
Aku mengigit bibirku.
"Tapi... Harus saya akui kalau kalian juga yang terbaik yang kami bisa miliki. Karena itu, saya berharap salah satu dari kalian mau menerima beasiswa ini" ujarnya. Aku menatap dokumen di depanku sesaat.
"Maaf.... " ujarku sambil mendorong dokumen tersebut ke arah professor auntie "Tapi saya tidak berminat"
Professor Auntie mantapku terkejut "Kenapa?" tanyanya heran.
Aku terdiam sesaat.
Ada banyak alasan
Tapi saat ini hanya ada satu orang dalam pikiranku.
"Saya tidak berminat menjadi spesialis. Saya hanya ingin menjadi dokter umum" ujarku. Dia tidak mengatakan apapun dan menatapku tajam "pikirkanlah selama satu hari ini. Diskusikanlah dengan kedua orang tuamu. Besok, jika kamu berubah pikiran temuilah saya" Professor Auntie menatapku.
Aku terdiam beberapa saat "Baiklah. Akan saya pertimbangkan" ujarku sebelum keluar dari ruangan Professor.
Aku menatap Kit yang duduk menungguku di luar ruang dosen.
![](https://img.wattpad.com/cover/140987408-288-k550426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hot Blood Engineer and The Charming Doctor
FanfictionApa yang akan kamu lakukan ketika kamu menyukai seseorang yang seharusnya tidak kamu sukai? Kamu bahkan tidak bisa melarikan diri darinya? Karakter yang berasal dari 2 moons sepenuhnya milik chiffon_cake saya tidak memiliki hak apapun atas karakte...