BAB X: Sebuah Pengakuan

9.8K 662 173
                                    

Forth POV 

Aku berpikir berpisah dari Apple adalah hal yang terburuk yang terjadi kepadaku akhir-akhir ini. Tetapi tidak.

"Forth Jaturapoom... Aku mencintaimu" ujar Beam. Aku bisa mendengar suara gugupnya dan degup jantungnya ditanganku. Dia memalingkan wajahnya setelah berkata kalau dia mencintaiku. Satu menit, aku menunggu satu menit berharap dia akan tertawa dan mengatakan kalau ini semua adalah lelucon tapi dia hanya diam dan wajahnya semakin memerah didepanku.

Aku tidak merokok selama sebulan demi hari ini. Berharap dia akan membicarakan patah hatinya padaku dan bisa move on. Sebulan ini aku bahkan hampir gila karena tidak bisa merokok. Tapi dibandingkan dengan stress karena tidak merokok, atau berpisah dengan Apple, perasaanku saat mendengar pengakuannya lebih kacau lagi.

Shit

Apa dia serius?

"Ehm... Asshole... Bisakah kamu melepaskanku.... Aku....mulai kesulitan bernafas" ujarnya. Aku terkejut dan menyadari posisi kami yang canggung.

"Maaf" ujarku sambil melepaskannya dan duduk didepannya. Aku bisa mendengar dia bernafas lega. Aku masih menatapnya, menanti dia akan mengatakan sesuatu. Dia duduk dan membetulkan bajunya. Tapi dia masih menolak untuk menatapku.

"Berhenti menatapku asshole... " ujarnya "dan kamu tidak perlu menjawab apapun. Seperti kataku. Aku akan melupakanmu" dia menatapku sesaat dan hendak berjalan turun dari tempat tidurku. Tapi aku memegang bahu kanannya. Dia menatapku dengan wajah yang masih memerah.

"Hei Beam.... Kamu serius?" tanyaku lagi. Aku menelan ludah..

Dia terlihat kesal

"Terserah apa anggapanmu. Aku sudah memenuhi janjiku" ujarnya. Dia menepis tanganku dan turun dari tempat tidurku.

Fuck

Dia serius

Aku menahan tangan kirinya ketika dia hendak berjalan keluar kamarku. Kepalaku mulai berdenyut hebat. Dan jantungku terasa berat.

"Tunggu.... Aku.... " aku tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Kami sudah bersahabat dari kecil. Dia sudah seperti saudara bagiku. Aku bahkan lebih dekat dengannya dibandingkan dengan phi Ice yang menyebalkan, Phi Jenny yang cerewet atau Phi Mark yang terlalu sempurna untuk aku ikuti.

"Jangan khawatir forth. Kamu tidak harus memikirkannya" ujarnya. Dia mencoba menepis tanganku tapi aku menggenggamnya semakin erat.

"Aw Sakit, bego!" dia terlihat kesal.

"Ck... Begini caramu bicara pada orang yang kamu sukai? Asshole! Bego!" ujarku kesal. Dia menatapku terkejut dan memerah lalu memalingkan wajahnya. Dia mengigit bibir bawahnya. Beam, dilihat dari segi manapun, terlihat tampan dan manly. Aku tidak pernah membayangkan kalau pria sepertinya akan menyukaiku tapi jika diperhatikan begini dia terlihat imut. Aku tidak pernah menyadarinya selama ini.

"Lalu kamu berharap aku memanggilmu apa? Babe... Darling... Sayang" ujarnya sinis. Tapi mulutnya tetap saja.....

"Bukan begitu maksudku.... Jika sikapmu seperti ini... Orang akan salah paham" ujarku. Dia menatapku sesaat dan memukul kepalaku.

"Ai Jerk, Aku menyukaimu tapi bukan berarti aku akan berubah menjadi lemah lembut seperti sikap Apple kepadamu" ujarnya. Kata Apple yang mengalir dari bibinya membuatku merasa bersalah. Aku terdengar seperti pria brengsek. Shit, beam sudah banyak melakukan pengorbanan untukku dan Apple selama ini.

"Sejak kapan kamu... Ehm... Menyukaiku?" tanyaku canggung. Dia memalingkan wajahnya dan memerah kembali. Aku bersumpah, aku tidak pernah melihatnya seperti ini.

The Hot Blood Engineer and The Charming DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang