n

1.4K 262 16
                                    

Atas perintah nyai Eunbin, Siyeon pun mengajak Jeno ketemuan di restoran favorit mereka.

"Kenapa?" tanya Jeno sambil mengaduk jus melonnya.

"Lo marah sama gue?" tanya Siyeon balik.

"Marah kenapa?"

Ini kenapa jadi ajang saling tanya ya.

"Mungkin gue punya salah sama lo?"

"Gue tahu ada satu hal yang bikin lo ngajak kita ketemuan," ucap Jeno. "Nggak pernah tuh ada sejarahnya Siyeon ngajak ketemuan duluan."

"Jen, gue serius."

"Ya makanya jelasin dong kenapa?" omel Jeno. Terserah kalian mau bilang Siyeon lebay atau apa, tapi dia cukup kaget mendengar nada bicara laki-laki di depannya itu.

"Karena gue anggap kita cuma teman?" tanya Siyeon.

Jenl tertawa, benar-benar tertawa seakan ada yang lucu. "Memangnya kita itu apa, Siyeon?" tanya Jeno mengutip ucapan Siyeon waktu itu, terakhir kalinya mereka ke restoran ayam bakar sebelum kecanggungan mengusik mereka.

"Gue bingung, Jen," ucap Siyeon.

"Apanya yang bikin lo bingung?"

"Lo itu kenapa?" tanya Siyeon. "Lo ... berubah."

"Jangan sok tahu," ucap Jeno.

"Lo sendiri menganggap kita apa, Jen? Di samping jawaban dari gue," tanya Siyeon.

"Teman," jawab Jeno langsung. "Memangnya-"

"Nggak usah nanya kayak gitu lagi kalau lo cuma berniat nyindir gue, Jen," potong Siyeon. "Berarti selama ini cuma gue doang yang baper karena hal-hal yang kita lakuin ya?"

"Iya, mungkin, bisa jadi," balas Jeno asal.

"Lo udah jadian sama Heejin?" Menanyakan hal ini tuh sangat menyakitkan bagi Siyeon, namun dia benar-benar butuh penjelasan secara lengkap.

"Boleh aja sih kalau lo mau anggap gitu," jawab Jeno.

Siyeon menghela napasnya, "Selamat kalau gitu."

"Makasih."

"Makasih juga udah pernah bikin gue bahagia, makasih karena bikin kisah cinta pertama gue indah walaupun akhirnya pahit juga, Jen," ucap Siyeon kemudian berdiri, berniat untuk pergi.

Jeno hanya menganggukan kepalanya, seakan tidak peduli.

Tanpa kata lagi, Siyeon berjalan.

"Yeon."

"Apa?"

"Jangan panggil gue Jen lagi. No aja biar sama kayak temen-temen yang lain," pesan Jeno.

Siyeon tersenyum pahit sebelum akhirnya mengangguk.

Di bawah rintik kecil hujan, Siyeon menangis.

brngsk [jeno x siyeon] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang