"Mau ke mana sih, Jen?" tanya Siyeon ketika menyadari Jeno tidak menggowes sepedanya menuju rumah Siyeon.
"Nggak laper, Yeon?" tanya Jeno.
"Laper sih," jawab Siyeon. "Tapi kan bisa makan di rumah."
"Kalau makan di rumah kan nggak sama gue, Yeon," balas Jeno.
Siyeon tersenyum malu-malu, namun dia sok-sokan menjawab, "Terus kenapa?"
"Ya nggak asik dong," ucap Jeno. "Nah, di sini ayam bakar madunya mantap banget deh, Yeon." Jeno memberhentikan sepedanya.
"Ini juga restoran favorit gue, Jen!" ucap Siyeon bersemangat. Kupu-kupu di perutnya sudah berisik minta makan.
"Wah, kok gue jarang lihat lo ya?" tanya Jeno. Mereka berdua melangkahkan kaki memasuki restoran tersebut.
"Gue seringnya lewat ojol sih, Jen," jawab Siyeon.
Mereka memilih kursi di dekat jendela.
"Nanti kalau lapar, pesen lewat gue aja, Yeon," ucap Jeno. "Nanti datengnya cepet kok."
Siyeon tertawa kecil. "Nggak ah, nggak enak gue sama lo."
"Lah, kenapa? Santai aja kali," balas Jeno.
Percakapan mereka terpaksa berhenti ketika salah seorang pelayan datang dan menanyakan pesanan mereka.
"Ayam bakar madu," jawab Siyeon dan Jeno kompak.
"Baik, ayam bakar madunya dua. Minumannya?" tanya si pelayan.
"Jus alpukat." Lagi-lagi mereka menyebut pesanan mereka berbarengan, dan juga sama.
Setelah pelayan itu pergi, Jeno tertawa. "Kok bisa sama sih, Yeon?"
"Nggak tahu. Gue juga bingung," jawab Siyeon.
"Ikatan batin kali ya," celetuk Jeno membuat Siyeon tersenyum.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah percintaannya yang tidak mulus, Siyeon merasa nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
brngsk [jeno x siyeon] ✔
Fanfic"lo bukan avatar yang bisa hilang gitu aja waktu gue butuh"