Bel pulang sekolah udah bunyi. Tapi, bukan berarti urang (saya) bisa langsung pulang ke rumah dengan tenang. Urang harus nemenin Raihan kumpul OSIS. Ga masalah sih, dia udah kaya dulur (saudara) buat urang.
"Pan, bener maneh moal nanaon ngadagoan urang heula?" tanya Raihan ke urang. (Pan, bener kamu ga apa-apa nungguin saya dulu?)
"Heueuh. Jug weh maneh kumpul heula," jawab urang sambil beresin tas. (Iya. Udah sana kamu kumpul dulu)
"Nya geus atuh, urang kumpul heula nya," tangannya nepuk pundak urang pas ngomong. (Ya udah, saya kumpul dulu ya)
"Hm. Engke bensin ti maneh." (Nanti bensin kamu yang bayar)
"Siap siap."
Akhirnya cuma nyisa urang sendiri di kelas. Yang lain udah pada balik dari tadi. Gatau kenapa orang-orang pada rusuh. (Buru-buru)
Daripada urang gabut kan. Akhirnya urang ke masjid dulu buat sholat ashar. Sekalian juga memanfaatkan fasilitas sekolah, wifi. Kata yang lain, wifi masjid lebih ngebut dari wifi kelas. Sugan weh bener. (Siapa tahu benar)
Beres sholat ashar, urang duduk duduk santai di teras masjid. Sambil nunggu download film, urang merhatiin lapangan. Lagi ada yang latihan taekwondo ternyata. Ada sekitar dua puluhan lah yang latihan. Pelatihnya satu, keliatan masih muda. Sekitar umur 25-an. Saking gabutnya, sampe detail banget urang merhatiin yang gituan doang.
"Sa, tinggiin lagi nendang nya coba!"
"Iya siap sabeum!" jawab cewe yang tadi di panggil 'sa' sama pelatihnya.
Dia pake sabuk warna biru, ada strip warna merah di dua ujung sabuknya. Dari yang urang liat, cuma tiga orang yang sabuknya biru. Banyaknya merah, kuning, sama hijau. Mereka latihan sambil ketawa, pelatihnya juga ga serem serem amat. Ikut ketawa malah. Tapi dari yang urang liat, meskipun mereka latihan sambil ketawa sama banyak bercanda, mereka latihan serius. Ketauan dari suara dari kaki mereka yang nendang target, kedengeran kenceng banget.
"Minum dulu, sepuluh menit," kata pelatih mereka yang kalo ga salah tadi di panggil 'sabeum'.
"Iyaaaa," jawab mereka semua semangat. Jelas lah, muka udah pada basah sama keringet gitu.
Rambut mereka pada lepek sama keringet. Rambut anak cowonya udah kaya pake pomade sekaleng, lepek. Cewe cewenya juga, kuncirannya udah pada kaya di siram air.
"Eh, maaf maaf. Kakinya lepas kontrol," kata satu cewe sambil pegang botol minum yang ga sengaja nendang punggung urang.
"Iya gapapa," jawab urang sambil ngangguk.
Terus cewe itu jalan ke temennya yang lagi duduk selonjoran. "Sa, ga minum?"
"Nanti aja, suka tambah haus."
Udah gitu mereka balik ke posisi sebelumnya.
"Yang cowo ambil matras (fyi mereka latihan di lapangan beton tanpa alas dan sore ini cukup panas), kita coba buat demo nanti," kata pelatihnya.
"Iya sabeum," terus empat cowo lari ke pinggir lapangan, ambil matras. Matras yang tebel satu, lebih mirip kasur sih.
Terus mereka nyusun matrasnya, di panjangin gitu.
"Yang kaya kemaren beum?" tanya satu cewe. Kayanya dia masih kelas 10.
"Iya nyoba yang itu dulu."
Udah gitu tujuh anak baris, enam cowo, satu cewe yang daritadi dipanggil 'sa'. Sisanya pada minggir. Pelatihnya naik ke kursi, terus masang target tinggi. Yang di barisan paling depan ambil ancang-ancang agak jauh, terus lari. Dia salto salto, terus front flip tapi tinggi dan...
BUK!
Kena targetnya, padahal tinggi. Urang juga ga bisa kalo harus loncat-loncat guling-guling gitu. Terus sisanya juga sama tapi ada beberapa yang di beda-bedain. Sekarang giliran si 'sa'. Urang perhatiin dia dari tadi, pake baju taekwondo nya aja badannya kecil. Gimana pake seragam?
"Sok sa, kaya kemaren tapi kaki kamu ke tangan si Haikal dulu," teriak pelatihnya.
Dia ga jawab, cuma ngangguk terus ambil ancang-ancang juga tapi ga terlalu jauh. Keliatan dari mukanya, udah cape dia. Cuma mundur beberapa langkah. Targetnya juga ditambah, di ujung matras dikasih lagi satu. Totalnya dia ada empat target.
Dia juga sama kaya cowo cowo yang sebelum dia, salto salto terus front flip. Di target ketiga, kaki kiri dia numpu ke tangan cowo terus nendang pake kaki kanan. Di target keempat, dia aerial.
Serius, urang speechless. Dia satu-satunya cewe. Sampe sampe urang tepuk tangan. Tapi pelan, biar ga terlalu malu lah.
"Gitu beum?" tanya 'sa' sambil ngos-ngosan.
"Perfect!"
Si 'sa' teriak ngelepas cape, terus pelatihnya turun dari kursi ngedatengin 'sa' terus ngacak rambutnya 'sa'.
"Gitu atuh dari kemaren."
"Kemaren mah akunya udah leuleus (lemes)," jawab 'sa' sambil ketawa.
"Sok istirahat dulu." Pelatihnya balik lagi ngelatih yang lain.
"Iya.....," terus 'sa' tiduran di lapangan.
Ini cewe ga takut kotor gitu ya? Baju taekwondo kan putih gitu, biasanya kan cewe-cewe pada riweuh kalo kena kotor dikit.
"Pan!"
"Eh, geus beres, Han?" (udah beres, Han?)
"Geus, yu ah balik." (udah, yuk pulang)
"Kalem, maneh apal teu eta saha?" (kalem, kamu tau ga itu siapa?)
"Nu mana?" (yang mana?)
"Eta nu gogoleran." (itu yang tiduran)
"Oh, si Sasa. Budak IPA 2. Kunaon? Maneh bogoh?" (Oh, si Sasa. Anak IPA 2. Kenapa? Kamu suka?)
"Ah, henteu. Alus bieu puputeran," jawab urang sambil ketawa. (Ah, ngga. Tadi bagus puter-puteran)
"Nya hayu atuh balik." (Yaudah ayo pulang)
"Kalem, meresan laptop heula." (Kalem, beresin laptop dulu)
"Gancang!" (Cepetan!)
Dari pada ini si Raihan tambah berisik, yaudah urang beresin laptop juga ga rapi rapi amat. Yang penting masuk tas.
.
.
.HAHAHA ga pake prolog, langsung hajar aja. (padahal emang ga bisa bikin prolog, atau chapter ini masuk prolog?)
Akhirnya aku nulis yg aku rasa cukup pantes buat di publish di wattpad
Kritik dan sarannya aku terima banget loh😎😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Eftychia
Teen Fiction"Cari kebahagiaan kamu sendiri, Fan. Aku yakin, bahagianya kamu, senengnya kamu itu bukan di aku." Banyak orang yang bilang, "Pasti kamu bisa nemuin kebahagiaan kamu sendiri." Gimana urang mau bahagia? Bahagianya dia udah punya orang lain. *Banyak...