[20°]

50K 6.6K 8.7K
                                    

chapter kemarin ada yang senang kapalnya berlayar,

ada yang sedih kapalnya karam,

dan ada yang cemas kapalnya digoyang.

maka dari itu, jeda dulu sinetronnya, ayo kita kembali ke trio.

enjoy!

°

cinta pertama arkie

°

flashback yok?

2008

chan turun dari mobilnya. dengan tas ransel dipunggungnya, dia natap rumah di hadapannya dengan putus asa.

bukan karena rumahnya itu berada diambang kehancuran atau terbuat dari koran, rumahnya tuh mewah. besar juga.

tapi dia keinget isinya.

lebih tepatnya sih penghuninya.

begitu dia masuk ke ruang tamu, dia udah disambut sama ketiga bocah sd sama kedua orang tuanya.

"kamu telat."

sialan bocah, baru nyampe udah di gas?

chan natap changbin kecil sinis. kedua pasang mata mereka saling menatap satu sama lain penuh dengan kebencian.

"nah, darrel, ini rumah udah atas nama kamu. mereka bertiga juga udah dibawah hak asuh kamu."

"yang terakhir nggak usah gapapa, bun." ujar chan yang perlahan ngelunjak.

belom tau aja ayahnya udah siap ngelempar pecinya.

"ini barang-barangnya udah lengkap semua, baru juga. tapi kalo ada yang gasuka yaudah buang aja gapapa. kamar juga udah ada kasur masing-masing, kalo ga suka desain kamarnya ya desain sendiri. udahlah pokonya terserah." jelas bundanya panjang lebar.

chan cuma ngangguk-ngangguk aja. seneng dia mah dapet rumah segede ini. apartemennya dia dulu soalnya serem sih.

bener mewah, tapi kamar sebelahnya bekas bunuh diri.

"darrel, inget ya, kamu urus itu perusahaan ayah. ngerti?" sekarang gantian ayahnya yang ngasih nasehat.

"kalo sampe bangkrut, ayah jual kamu ke pasar gelap." sambung ayahnya.

bajigur, ini pak tua mafia kali ya? batin chan.

"denger gak?!" tanya ayahnya mulai ngegas.

"iye, iye, bawel banget sih." dumel chan.

durhaka banget ini manusia satu, pantesan anak-anaknya kayak gitu.

karma is real.

"yaudah darrel, ini anak tiga kamu jaga baik-baik, ya?"

kemudian kedua orangtuanya berdiri, sedangkan para trio masih duduk anteng jejeran diatas sofa. cuma kedip-kedip doang mah mereka, apalagi jisung kecil yang daritadi cuma bisa mainin bonekanya.

"bun, kenapa sih, gak dititipin ke kak jen aja?" keluh chan sambil lendotan ke lengan bundanya. bisik-bisik dia, takut dislepet ayahnya pake peci.

"tau sendiri ayah sama kakakmu itu lagi nggak akur? si jennie aja mau dicoret kk sama ayahmu."

Papa MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang