Sejujurnya, andai aku tidak menyukai hobi mu bagaimana?
-Shilla Andara Pratama-"Weyy Ji" teriak Raga, dari kejauhan.
Panji yang tengah berada di tempat parkiran, menengok ke arah sumber suara, yang tak lain adalah suara raga.
Raga itu sahabat Panji, teman satu kelas Panji sejak kelas 5 SD hingga saat ini, pada saat itu, ketika Panji kehilangan salah satu sahabatnya dari sejak dalam kandungan yakni Fajar, datanglah Raga sebagai siswa baru di sekolahnya dan berbaur dengannya, hingga Panji berpikir 'anak ini asik juga' , sampai saat ini Raga yang menjadi seorang asisten sekaligus manajer untuk mengatur semua jadwal balap dan juga pertandingan-pertandingan Panji. ganteng sih orang nya, tapi banyak minusnya. Seperti:
Yang pertama, kurang nyali dengan hal yang menyangkut wanita, beraninya hanya menempelkan foto-foto mereka di dinding kamarnya.
Yang kedua, ciut kalo di suruh nyetir mau itu mobil atau pun motor, alasannya sih simple takut tilang, takut lupa rem, takut polisi tidur sama takut mati.
Yang ketiga, berlensa tebal, bukan karena rajin baca buku seperti kutu buku pada umumnya, tapi bermain game hampir 8 jam per hari, sudah seperti candu.
Jika ada minus maka disitu ada plus, seringkali membawa gelar juara setiap kali ikut kompetisi game online.
Back to panji- kemudian Panji menghampiri raga
"Paan lu?" Tanya Panji.
"Ada info menarik buat Lo"
"Apa, buruan dah to the point, lagi enggak mood gue"
"Berantem lagi nih pasti" tebak Raga.
"Buruan, apaan?"kesal Panji.
"ada event bulan depan, lu ikut yah" sambungnya, kata-katanya terdengar seperti orang yang mendapatkan undian.
"Event apaan?" Tanya Panji membenahkan rambutnya.
"Balapan lah, Ji. Lumayan banyak sponsornya buat tahun ini"
"Ogah ah" Panji bergidik seperti ngeri.
"Yee, mumpung schedule lu belum padet, Ji"
"Gue udah janji sama Shilla buat enggak ikut balap"
"Yaelah Ji, cewek mah emang gitu"
"Gue sama Shilla lagi enggak baik-baik aja, Ga. Jadi jangan nambah-nambah masalah "
"Sejak kapan lu takut sama cewek?" Kekeh Raga.
"Sejak shilla jadi cewek gue"
"Elahhh bucin lu, cewek banyak kali Ji yang mau sama lu, enggak usah panik" ucap raga mengusap pundak Panji.
"Serah lu dah"
Panji meninggalkan titik dimana dia berargumen dengan Raga, sepanjang perjalanannya ke kelas, Panji bersikeras, bagaimanapun balapan itu hobi nya tapi, disisi lain Shilla tidak menyukai hal itu.
Sejak bel berbunyi, dan sepanjang pelajaran dimulai tidak ada satupun ilmu yang terserap oleh Panji kala itu, di dalam otaknya hanya memikirkan event yang akan datang bulan depan dan dalam benaknya terus mengatakan ikut-nggak, ikut-nggak, ikut-nggak, begitu seterusnya.
"Gimana? Lo udah pikirin belum?" Tanya raga berbisik karena masih ada guru di dalam kelas.
"Pikirin paan?" Balas Panji, berpura-pura fokus.
"Udah ikut aja, Ji. Besok gue bilang sama panitianya, oke!" Raga memaksa.
"Apaan sih Ga, kok lu jadi ngatur hidup gue!" Suara Panji seolah membangun kan singa yang tengah tertidur.
"Panji! Raga!" Ucap Bu senyo, kepanjangan nya senyorita, please ini bukan judul lagu.
"Iya Bu" cakap keduanya.
"Kalian, ibu perhatikan sedari tadi ngobrol terus, sini kalian, jelaskan ulang apa yang ibu jelaskan tadi" tambahnya kasar.
"Raga duluan Bu, saya mah perhatiin ibu dari tadi"
"Kalian berdua" cakapnya tambah kasar.
"Tapi Bu" balas keduanya.
"Gaada tapi-tapian"
ଘଘଘଘ
"Shill lo balik sama siapa?" Tanya Vitha.
"Kayanya gue balik naik ojek online, kenapa?" Balas Shilla.
"Enggak, kalo gitu gue cabut duluan yah, soalnya gue ada latihan karate"
"Oh gitu, ya udah deh" balas Shilla membereskan alat tulisnya ke dalam tas.
"Ya udah kalo gitu, gue duluan, lo nungguin nya disini?"
"Iya, abisnya diluar panas"
"Ya udah"
"Eh, tunggu-tunggu. Vith handphone gue lowbat, boleh pinjem handphone lo enggak?"
"Oke, nih"
Hampir 15 menit akhirnya yang ditunggu tiba.
ojol : mba, saya sudah di depan.
"Shill, ojek pesanan lo udah di depan" ucap Vitha.
Mendapat chat masuk dari ojol, membuat Shilla bergegas untuk menghampirinya. Sepanjang perjalanan, di koridor menuju gerbang tak heran jika ada banyak yang berkumpul hanya sekedar untuk menyapa nya.
"Kak shilla" sapa adik kelasnya
Shilla hanya tersenyum.
"Shill, sendirian aja"
Shilla hanya mengangguk.
"Heran, udah siang masih kinclong aja"
"Shill cantik banget sih, gue anter yah"
Hanya senyuman tanggapan Shilla.
"Pesanan atas nama Shilla Andara?"
"Iya, saya. Helmnya bang!" Pinta Shilla.
Semoga enjoy dengan cerita yang baru ini.
💤
-see you-
TBC ✌️Ig @sherlipratama
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Love
Подростковая литература[REVISI] 17+ Jika hanya berteman lebih nyaman, maka untuk apa meminta lebih -~ Jika berpisah lebih menyenangkan maka untuk apa bertemu lagi -~ Jika waktu boleh berputar kebelakang maka izinkanlah aku untuk tidak mengenal mu -~ ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡...