Ingin rasanya hidup di zaman, Bunda
-Shilla Andara Pratama-"Shilla!" Teriak Seja sang Bunda.
"Iya Bun? Masuk aja"
"Eh kok, kamu teh belum siap-siap, Neng?" Ucap Seja, ketika melihat Shilla masih menatap layar laptopnya.
"Emangnya mau kemana, Bun?" Tanya Shilla masih dengan posisi yang sama.
"Loh, emangnya ayah belum ngabarin kamu lagi?"
"Handphone Shilla lowbat, Bun. Tuh, lagi Shilla charger" Balasnya. "Emangnya kenapa, Bun?" Sambungnya.
"Kita teh kan mau jemput ayah ke stasiun"
"Ayah hari ini pulang, Bun?" Ucap Shilla excited.
"Iya, ya udah atuh sana kamu teh siap-siap"
"Oke bunda"
"Bunda tunggu di mobil, jangan lama-lama"
ꈍꈍꈍꈍ
"Mmm, Bunda?" Tanya Shilla ketika mobil sudah melaju beberapa menit yang lalu.
"Iya, kenapa sayang?" Ucap Seja fokus menatap jalanan kota.
"Dulu, Ayah orangnya gimana sih, Bun?"
"Kok, tumben?"
"Ya, mau tau aja dong Bunda, emangnya kenapa, sih. Enggak boleh?"
"Iya, boleh-boleh aja atuh"
"Ya udah, cerita-in dong, Bun! Paling enggak Ayah sama Bunda pacarannya gimana? " Paksa Shilla.
"Ya udah iya, Ayah kamu teh dulu mah waktu masih muda paling enggak suka basa-basi" Seja mengawali ceritanya.
"Maksud, Bunda?" Tanya Shilla tak paham.
"Iya, Ayah kamu mah orang nya teh to the point, Bunda aja langsung dia ajak nikah begitu dia selesai sekolah kedokteran nya" ucap Seja dengan senyum simpulnya.
"Jadi, Ayah sama Bunda enggak pacaran?" Tanya Shilla masih dengan penasarannya.
Seja mengangguk, meng-iya-kan.
"Terus kenapa Bunda bisa langsung percaya sama ayah? Padahal kan Bunda belum tau satu sama lain?"
"Bunda percaya sama ayah, karena bunda teh udah kenal Ayah dari lama terus Ayah teh ungkapin itu di depan orang tua Bunda, kakek-nenek kamu"
"Terus Bunda terima Ayah?"
"Iya, karena Bunda tau, Ayah teh tulus sama Bunda"
"Kok, Bunda bisa kenal sama ayah sih? Kan ayah dari Bogor sedangkan bunda dari Bandung?"
"Udah atuh, kok jadi nanya-nanya tentang Ayah sama Bunda, sih? Sekarang kamu dong yang cerita, gimana sama Panji sekarang"
"Ahhh, Bunda mah. Sekali aja" kekeh Shilla.
"Mm, gimana yah?"
"Bundaaa, ayo dong!"
"Iya-iya. Jadi Ayah kamu teh dulu kakak kelasnya Bunda di SMA Bandung, ayah ke Bandung karena dulu ikut kakek dinas. Awalnya teh bunda enggak mau sama yang namanya Sendy Ayah kamu, temen-temen bunda terus aja jodoh-jodoh-in Bunda sama Ayah"
"Kok, Bunda enggak mau, sih. sama Ayah? Sekarang aja ganteng, apalagi dulu waktu mudanya, Bun"
"Enggak mau karena dulu Ayah teh ikut organisasi siswa"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Love
Teen Fiction[REVISI] 17+ Jika hanya berteman lebih nyaman, maka untuk apa meminta lebih -~ Jika berpisah lebih menyenangkan maka untuk apa bertemu lagi -~ Jika waktu boleh berputar kebelakang maka izinkanlah aku untuk tidak mengenal mu -~ ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡...