"Lelaki akan terlihat dewasa ketika dia bisa mencintai tanpa menyakitinya".
-Shilla Andara Pratama-Kegiatan yang dilakukan ketika rasa bosan sudah mengitari benaknya yang akan dilakukan seorang Revitha Rinjani yaitu beranjak pergi meninggalkan rumahnya dan akan mencari tempat yang menurutnya asik salah satunya coffee karena ada free WiFi.
"Dih, apaan sih tuh cowok ngeliatin gue gitu amat" ucap Vitha dalam hati dan memalingkan penglihatannya.
"Ada yang salah emang sama penampilan gue" salting Vitha, masih dengan omelannya.
"Duuhhh, gue gasuka diliatin kaya gini, tangan gue gatel rasanya pengen nonjok" kesalnya.
Tak lama setelah itu, lelaki yang tadinya duduk di pojokan mendekat dan menghampiri meja yang diduduki Vitha.
"Anjir kok makin deket sih, bukan pengen nonjok lagi kalo gini caranya, pengen gue bunuh tau gak" ucapnya mengumpat di balik buku menu.
"Heh" sapa lelaki itu.
Vitha terhentak dari dudukannya "gue bunuh juga Lo!" Ucap Vitha tak sadar.
Lelaki yang sudah ada di hadapannya kini memicingkan mata, memastikan orang yang ada di depannya itu benar-benar sadar atau bahkan sedang kesurupan?
"Loo, Vitha kan? Anak Harapan"
"Anjir kok dia tau nama gue, dia bukan dilan sang peramal itukan" batin Vitha terus menjerit dan tangannya terus gatal tak tahan ingin menggebrak meja di hadapannya.
"Gue Raga, anak SMA Negeri pelita" ucap Raga mengulurkan tangannya dan Vitha tak bergumam.
"Gue boleh duduk disini gak?" Lanjut Raga, Vitha yang malas berhubungan dengan lelaki membuat dirinya tambah bete, niatnya pergi ke coffee untuk menghilangkan rasa bosan malah sebaliknya.
"Oh, ya udah duduk aja. Gue pindah ke tempat sebelah deh" balas Vitha menunjuk kursi kosong disebelahnya.
"Eh, maksud gue kita ngopi berdua disini gak pa-pa"
"Mm, ogah ah" ucap Vitha yang berniat beranjak pergi
"Tunggu dulu, lo sahabatnya Shilla kan?"
Vitha menggabungkan kedua alisnya tanda keheranan.
"Shilla yang anak cheerleader itu"
"Iya-iya gue tau, ya itu sahabat gue, kok Lo bisa tau sih?"
"Gue Raga,-" ucapan Raga terpotong.
"Ya gue tau tadi lo kan udah bilang"
"Sahabat Panji" sambung Raga.
"Ohhh, jadi lo ajudannya si Aji"
"Bukan ajudan, gue managernya Aji"
"Halah gaya lo manager! Udah lah gue mau duduk di sebelah aja"
"Yaudah ini disini, disebelah gue aja" saran Raga.
"Idih, duduk di depan lo aja gue ogah, apa lagi di sebelah lo"
"Heh, tunggu dulu" ucap Raga menahan cangkir yang berniat dibawa oleh Vitha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Love
Novela Juvenil[REVISI] 17+ Jika hanya berteman lebih nyaman, maka untuk apa meminta lebih -~ Jika berpisah lebih menyenangkan maka untuk apa bertemu lagi -~ Jika waktu boleh berputar kebelakang maka izinkanlah aku untuk tidak mengenal mu -~ ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡...