1- Siapa Dia?

39.5K 1.6K 9
                                    

Dear Readers, Vote dulu ya say sebelum membaca ^^

Selamat membacaa...

Author POV
Suasana riuh terdengar dari seluruh penjuru aula sekolah. Beberapa siswa mengenakan kostum sesuai dengan peran mereka masing-masing. Selain pementasan, ada juga anak-anak yang memakai pakaian ala super hero untuk sesi Fashion Show. Panggung festival di hias sedemikian rupa. Sangat meriah dan ceria.

Raquello yang sudah mengenakan kostum khas satria tampak melirik ke tempat duduk penonton yang berada di depan panggung. Ia tak menemukan papanya disana. Wajahnya tampak sedih dan menoleh ke arah bi Ani.

"Bi.. papa kok belom dateng?"
"Sabar ya tuan. Mungkin... bapak lagi ada urusan di kantor. Sebentar lagi pasti datang." Jawab bi Ani sambil mengusap-usap rambut Raquelo, berusaha menenangkannya.

Para wali murid dan tamu sudah memenuhi kursi penonton. Acara pertama yang diadakan yakni sesi Fashion Show yang akan diperagakan oleh beberapa anak dengan kostum pilihan mereka.

Raquello yang berada di Back Stage, masih mencemaskan kehadiran papanya. Marcel. Sebab, ia kerap tidak hadir di beberapa acara karena terlalu sibuk dengan urusan kantornya yang tak kunjung usai.

Pernah suatu hari ia marah dan mengurung diri dikamarnya karena Marcel tidak datang ke acara pengambilan raport. Hari itu, Raquello meraih juara umum di kelasnya. Ia sedih karena semua murid diwakilkan oleh orang tua mereka untuk maju mengambil penghargaan. Sedangkan dirinya, hanya ditemani oleh bi Ani selaku wali murid.

Bi Ani selalu berada di samping Raquello untuk menjaga sekaligus merawatnya. Wanita yang sudah cukup tua tersebut menganggap Raquello seperti cucunya sendiri. Kini, bi Ani sudah bekerja cukup lama dengan Marcel. Sejak Raquello masih bayi, bi Anilah yang selalu menjaganya.

"Tuan.. tadi bibi udah nelpon bapak. Kata bapak, beliau lagi di perjalanan menuju ke sini. Jadi, tuan muda jangan sedih lagi, ya." Ucap bi Ani berusaha menghibur.

Air wajah Raquello mulai berubah. Ia tampak senang mendengar ucapan bi Ani. "Serius bi? Papa datang ke sini?"

Bi Ani mengangguk. "Yaudah.. tuan muda ke sana dulu. Kumpul dengan partner pentasnya, ya. Itu ibu guru lagi kasih pengarahan. Ayo.." sambil mengulurkan tangannya yang kemudian di sambut oleh genggaman tangan kecil milik anak laki-laki tersebut.

******

Dyana POV
Ini adalah minggu pertama aku bekerja di perusahaan Pratama Jaya Group. Bos arogan ah .. maksudku, pak Marcel mengajakku keluar. Urusan penting, katanya. Aku mengikuti lelaki ini kemana pun ia pergi. Hari ini, ia memakai pakaian seperti biasa. Persis seperti pertama kali aku melihatnya di kantor ini. Setelan jas hitam elegan, kemeja putih dan dasi hitam bergaris putih.

Sejak pertama kali bertemu, ia sama sekali tidak melihat wajahku. Saat berbicara, ia hanya menatap ke arah bawah, bermain ponsel atau mendongak angkuh melihat ke arah lain. Dia pun melakukan ini kepada semua karyawannya di kantor.

"Dyana.. "
"Ya.. iya pak??" Panggilannya membuyarkan lamunanku.
"Kita harus ke suatu tempat."
"Baik, pak"

Pak Marcel berjalan tepat didepanku. Aku mengikuti langkahnya dari belakang, perlahan-lahan namun pasti. Tanpa sadar, Mataku tertuju pada bagian belakang tubuhnya. Aku melihat punggungnya yang besar, bahu yang lebar, dan tinggi badan yang semapai. Aku mulai percaya dengan rumor di kampus dulu. Jika kantor ini memiliki CEO yang tampan dan keren.

Kami berjalan ke Basement, lalu masuk ke mobil mewah milik pak Marcel. Ia mulai menghidupkan mesin mobil dan melaju ke arah luar.

Selama di perjalanan, ia tidak berbicara sepatah kata pun. Kecuali saat ia menerima telepon dari seseorang.

Killing The Billionaire Man [Pindah Ke Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang