3- Perseteruan

35.6K 1.3K 11
                                    

Dear Readers, VOTE terlebih dahulu yaa sebelum membaca ^^

Selamat membacaa...

Author POV
Marcel memacu mobilnya dengan sangat cepat. Setelah mendapatkan kabar tentang adanya kebocoran data, ia panik dan tidak tau harus melakukan apa. Hal pertama yang ia lakukan adalah segera kembali ke kantor dan memeriksa semua kebenarannya.

Dyana yang duduk di samping Marcel pun ikut panik dengan situasi saat ini. Ia memikirkan hal terburuk yang akan terjadi. Pemecatan kepada seluruh karyawan perusahaan. Dyana melihat raut khawatir di wajah Marcel. Dahinya terlihat mengernyit dan sesekali berdecak kesal.

Ia pun memberanikan diri untuk bertanya pada boss super dinginnya tersebut.

"Pak, Apa anda baik-baik saja?"

"bagaimana aku bisa baik-baik saja? Perusahaanku sedang di ambang kebangkrutan dan kamu masih bertanya?"

Ah, ternyata Dyana salah melemparkan pertanyaan. Tetapi ia juga tidak tau harus berbuat apa agar Marcel tenang.

"hmm.. Maafkan saya pak. Saya melihat bapak sangat gelisah dan itu... membuat saya khawatir"

Marcel tidak menjawab ucapan Dyana. Matanya hanya fokus ke arah depan sambil mengemudi dengan sebelah tangan. Sedangkan tangan lainnya, ia sandarkan di tepi jendela mobil dan ia kepalkan tepat di bawah dagunya.

"Oh ya.. tolong kamu cek data-data apa saja yang bocor di leptop saya. Mungkin saja, kita akan tau seberapa banyak data yang telah hilang". Perintah Marcel.

"Baik pak. Akan segera saya periksa"

Dyana mengambil leptop Marcel di kursi belakang dan segera memeriksa semua data yang hilang. Dyana sempat terkejut dan tidak percaya setelah melihatnya.

"Ada apa?" Tanya Marcel.

"Pak... Harga saham kita mulai menurun drastis"

"APPAAA???!!" Teriak Marcel tak percaya.

Dyana POV
Akhirnya aku dan Pak Marcel tiba di kantor. Pak Marcel berlari terburu-buru menuju ruangannya. Sedangkan aku berjalan cepat mengikutinya dari belakang. Tetapi, langkahku terhenti saat melihat seseorang yang sedang berdiri di depan pintu utama kantor. Seorang gadis berambut pendek, berbadan tinggi dan memakai kacamata petak. Aku kenal gadis itu.

"Kak Anna??"

Kak Anna menoleh terkejut saat aku memanggilnya. Ia terlihat sedang memperhatikan situasi di dalam kantor. Ia tak langsung menjawab panggilanku. Ia hanya memperhatikanku dalam diamnya dan mulai menyadari jika aku adalah Dyana, adik kelasnya saat di kampus.

"Dy..? Ngapain kamu disini?"

"aku... kerja disini kak. Baru seminggu yang lalu. Hmm.. kakak, bekerja disini juga?"

"Ooh.. hmm.. tidak. Aku bekerja di perusahaan asing. Aku kesini karena menemui mmm.. sepupu. Iya, sepupuku. Dia bekerja di sini."

"Ohh.. siapa nama sepupu kakak? Mungkin aja, aku kenal."

"ah.. hmm namanya....."

Kak Anna terlihat bingung saat menjawab pertanyaanku. Matanya seperti tidak fokus. Kelakuannya sangat mencurigakan, Pikirku.

"Nama sepupuku itu... Halen."

"hmm... aku tidak kenal."

"ya sudah, aku.. mau kembali bekerja lagi. Aku duluan, ya..."

Kak Anna langsung meninggalkanku begitu saja dan berjalan dengan terburu-buru. Ia terlihat gugup dan sangat aneh. Ah, untuk apa aku ambil pusing. Mungkin, dia memang sedang terburu-buru.

Killing The Billionaire Man [Pindah Ke Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang