Dear Readers, vote dulu yaa sebelum membaca ^^
Selamat membacaaa...
Author POV
Setelah pementasan, Raquello langsung membuka kostumnya, terburu-buru dan berlari ke arah sang ayah tercinta, Marcel. Ia merentangkan kedua tangannya ke arah pria itu. Marcel tersenyum melihat putranya bahagia. Ia pun memeluk tubuh Raquello dengan penuh kasih sayang.Bi Ani yang sedari tadi menemani Raquello, mengikuti langkahnya dari belakang sambil membawa kostum yang dilempar oleh Raquello, sembarang.
"Tuan muda sudah menunggu anda dari tadi, pak"
"Hhah.. iya. Aku datang terlambat karena ada sedikit urusan di kantor yang harus aku selesaikan." jawab Marcel sembari mengecup kening putranya.Mata bi Ani tertuju pada wanita muda yang duduk di sebelah Marcel. Tatapannya tampak bingung dan kagum pada gadis itu. Karena menyadari dirinya sedang ditatap oleh bi Ani, Dyana langsung memperkenalkan dirinya pada wanita tersebut.
"Saya Dyana Permata. Sekretaris baru pak Marcel. Salam kenal bi" sapa Dyana.
"Oh.. nona asisten pak Marcel rupanya. Saya kira, anda pacar pak Marcel"
"Hahaha.. tidak, bi"Mendengar kata "pacar pak Marcel", Raquello segera menatap Dyana tajam. Wajahnya bertekuk menjadi tujuh lipatan dengan bibir merah mungil yang ikut manyun.
"Hei !!! Papa aku tidak suka sama perempuan seperti kamu, tante ! Jadi, jangan mencoba menggoda papaku, ya !" Teriak Raquello pada Dyana.
Dyana terkejut mendengar kalimat yang keluar dari mulut kecil bocah tersebut. Anak ini begitu berani dengan orang asing yang baru ia temui hari ini. Respon tidak suka sangat ditunjukkan olehnya pada Dyana. Seketika, Dyana mematung. Marcel yang mendengar kalimat Raquello segera menggendong putranya dan mencoba untuk menasehatinya.
"Nak! Jaga bicaramu pada orang asing. Dia bukan pacar papa. Dia hanya sekretaris yang baru saja bekerja seminggu yang lalu di kantor papa. "
"Sungguh?"
Marcel mengangguk. "Iya nak. Minta maaf sama tante Dyana."
"Hmm.. okey. Maafkan aku, tante" sambil mengulurkan tangannya.
"Tidak masalah, pak"Mereka pun segera meninggalkan aula sekolah dan berjalan menuju mobil Marcel. Dyana duduk di kursi belakang bersama bi Ani. Sedangkan, Raquello duduk di kursi depan bersama Marcel yang sedang mengemudi. Cara bicara Raquello begitu sopan kepada ayahnya. Ia bercerita tentang banyak hal selama perjalanan.
Bi Ani melihat anak itu sambil tersenyum dan sesekali ikut nimbrung dengan pembicaraan mereka. Sedangkan Dyana, ia hanya melihat mereka bertiga mengobrol.
Tiba-tiba bi Ani membuka topik pembicaraan pada Dyana. Beliau menanyakan asal usul Dyana. Wanita itu menjawab dengan jujur dan sopan. Bi Ani menilai jika Dyana adalah anak yang baik dan beretika tinggi.
"Saya berasal dari Jogja, bi"
"Wah.. sama dong. Bibi juga orang Jogja. Waduh.. satu kampung rupanya ya.. "
"Hahaha.. iya bi. Aku senang, karena ketemu sama orang satu kampung. Tapi, aku udah lama tinggal di Jakarta ."
"Bibi juga sudah lama tinggal di Jakarta dan bekerja dengan pak Marcel. Sejak tuan Raqi masih kecil"
"Raqi ??" Ulangnya, bingung.
"Iya. Panggilan tuan Raquello kalau di rumah."
"Oh.." sambil mengulas senyum.Bi Ani mencolek pundak Raquello dan anak lelaki itu menoleh ke belakang.
"Kenapa bi?"
"Tuan Raqi nanti mau dimasakin apa?"
Ia tak langsung menjawab. Namun, matanya langsung beralih ke arah Dyana.
"Bibi gak usah masak. Aku pengennya tante itu yang masak." sambil menunjuk ke arah Dyana.Dyana tersentak dan melotot kaget. "Aku?" Desisnya pelan.
Mata bi Ani pun langsung tertuju pada Dyana sekejap lalu kembali melihat Raquello.
"Jangan Tuan. Biar bibi aja yang masak"
"No. Aku mau tante ini yang masak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing The Billionaire Man [Pindah Ke Dreame]
Mistério / SuspenseWARNING! 18+ ⚠️ Genre: Drama, Romantis, Dewasa, Thireller Dyana tidak percaya jika ia akan bekerja di perusahaan terbaik di ibukota. Ia benar-benar bermimpi akan bekerja disana suatu hari nanti. Dan akhirnya, impiannya pun tercapai. Namun, ada masa...