06

47 6 0
                                    

"APA?!" semua menatapku tak percaya

Aku melirik ke arah Hoshi yang sedang menertawaiku.

"Yak! Hoshi oppa! Apakah kau menertawakanku?!"

"T..tidak, aku tidak tertawa" balasnya, sambil melanjutkan tawa kecilnya.

"K..kenapa kau menertawaiku? A..aku serius!" Bentakku dan aku mulai berkaca kaca.

"Aku sudah bilang padamu! Kau tak akan mempercayaiku! Tau gini, aku tidak usah cerita padamu saja!"
Dan yah.. tangisanku lepas.

"Mampus nangis" bisik seungcheol.

Lagi lagi, saat aku menangis, Mingyu selalu saja langsung meletakkan kepalaku ke dadanya, dan memelukku.

"Kau perlu keluar sebentar? Ayo aku temani" kata Mingyu.

Aku tak menjawab, Mingyu langsung menuntunku untuk berjalan keluar cafe.

...

"Sudahlah, tak usah dipikirkan, Hoshi hyung memang begitu orangnya, tidak pernah serius dalam situasi apapun, tapi.. dia adalah happy virus kedua setelah seokmin diantara kita semua" jelas Mingyu

"A..aku sudah tau, Happy virus pertama namanya Seokmin, a.k.a Dokyeom, dan memiliki nama panggung DK kan?" Balasku sambil sesenggukan.

"D..daebak!, kurasa aku mulai mempercayaimu bil!"

Aku tersenyum.

Aku menatap ke dalam cafe, terlihat seungcheol, dan jisoo yang sepertinya sedang menceramahi hoshi.

Tak lama kemudian, Hoshi menghampiriku dengan muka menyesalnya, diikuti seungcheol dan jisoo oppa.

"B..bilassi, m..mianhae" - Hoshi

Aku diam dan tak menatap wajahnya sedikitpun.

"B..billassi, jinjja mianhae"

Kudengar suaranya sesenggukan, aku otomatis melihat wajahnya dan daebak! Dia menangis!

Sebelumnya, aku adalah carats, jadi aku sudah mengerti jika Hoshi memang cengeng, bahkan saat seventeen pertama kali memenangkan lagunya yang berjudul "pretty u" yang paling pecah tangisannya adalah Hoshi oppa.

"Y..yak, oppa, jangan menangis" balasku sambil sesenggukan.

"M..mianhae billassi"

Oh tidak, nangisnya semakin menjadi. Aku otomatis memeluknya.

"T..tak apa oppa, jangan menangis"

Dia membalas pelukanku.

"M..mianhae billassi" seperti yang kuduga, tangisannya sudah lepas.

"Y..yak! Tak apa oppa" balasku, oh tidak, aku jadi ikutan menangis:")

Mingyu, seungcheol, dan jisoo sekarang menatapku heran, aku dan hoshi berpelukan sambil menangis seperti saudara yang baru bertemu setelah bertahun tahun berpisah.

"Aigoo, kalian berdua, berhentilah menangis, kalian membuatku malu saja" kata Mingyu tiba tiba.

"Biarkan saja mereka" saut Jisoo

Disaat yang bersamaan, aku dan hoshi masih saja menangis dan berpelukan.

"Sudahlah oppa, aku sudah memaafkanmu" kataku sambil menepuk nepuk punggungnya.

"gumawo billassi"

"Ottoke? Kau ingin melanjutkan ceritamu atau tidak?" Kata Mingyu tiba tiba, dengan nada yang sedikit jutek, mungkin?

"Arasso arasso" jawabku.

Kami berlima kembali duduk di cafe.

"Bagaimana kau bisa menyimpulkan bahwa kau telah masuk mesin waktu?" Tanya jisoo.

ZEIT 》SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang