"H..hoshi?"
Nah ini dia! Aku baru ingat jika anak ini memang persis seperti Hoshi seventeen, dan apa ini? Bahkan namanya saja Hoshi?? Ah.. mungkin orang tuanya adalah carat
"Mengapa kau mengabaikan tanganku?" Katanya dan membuyarkan lamunanku.
"O..oh? Ah mian Hosh" Kataku dan langsung membalas salaman tangannya.
Dia tersenyum, dan jika diteliti, senyumannya memang mirip seperti Hoshi Seventeen, membentuk jarum jam pukul 10.10
"Baiklah Hosh, aku pulang sekarang ya? Annyeong"
Dia mengayunkan tangannya kepadaku, memberi isyarat "babai"
Aku perlahan melangkah menjauhi Hoshi, aku pergi dengan 1000 pertanyaan dikepalaku, bagaimana tidak? Barusan saja aku bertemu dengan kembaran Hoshi seventeen, atau lebih tepatnya dia sepeti Hoshi predebut.
Aku tidak mengikuti aturan Hoshi untuk naik taksi, sebaiknya uang ini aku gunakan untuk makan saja, urusan kepelabuhan aku bisa jalan kaki, asalkan ada makanan:)
...
Kruyukk kruyukk
"Ah aku laper banget"
Kakiku terasa sangat kram, sepertinya aku sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan ini, aku memilih untuk mencari supermarket 24 jam dan beristirahat sebentar disana.
...
Aku bersemangat ketika melihat supermarket, aku langsung berlari karena ingin cepat cepat sampai dan memakan ramyun yang super duper enak.
Karna aku dalam keadaan lelah dan mengantuk, aku membuka asal pintu supermarket, dan..
Brak
"Ahhh mianee oppa, mianee jinjjaa"
Aku memanggilnya Oppa, karna aku tidak mengenalnya dan dia terlihat lebih tua dariku.
Aku terus terusan meminta maaf sambil membantunya membereskan semuanya, bagaimana tidak? Aku menyenggolnya dan menumpahkan ramyunnya.
"Oppa, sebagai gantinya, aku akan meneraktirmu ramyun"
"Iya kau harus meneraktirku, aku sudah berusaha kabur dari dorm agar bisa mendapat makanan, kamu malah mengancurkannya"
I..ini orang, songong banget ya?
"Araa.. miane"
Aku mengambil 2 ramyun dan memasaknya.
Tiba tiba entah darimana otakku berjalan seperti kilat, kali ini aku tidak akan lupa lagi, iya.. dia, yang tadi aku tabrak, wajahnya sangat mirip seperti Kim Min Gyu seventeen.
Aku memutar kepala kebelakang sambil melihatnya dari kejauhan, kulihat dia sedang duduk melamun.
"Astaga, mirip sekali"
"Apa mungkin disini mayoritas muka pasaran ya?"
"Apa mungkin dia adalah mingyu dimasa depan?"
"Tidak! Apa mungkin dia memang Kim Min Gyu?!"Aku terus terusan bergumam dalam hati, semuanya benar benar aneh.
"Jika dia memang Mingyu, berani sekali dia keluar tanpa masker? Dan.. kenapa semua orang tidak heboh?"
Aku sudah selesai masak ramyun, aku membawanya dan menaruh ramyun didepannya.
"Jalmokkesemnida"
Aku makan dengan lahapnya, mungkin dia sekarang sangat jijik melihat cara makanku ini. Bodo amat, aku sangat lapar.
"Hei, kalau makan pelan pelan"
Aku mengentikan aktivitas makanku dan menatapnya.
Demi apa, dia mirip banget sama Mingyu, cuma ini, lebih kucel dan hitam.
"Arasso"
Aku melanjutkan makanku, dan tiba tiba dia mengajukkan tangannya untuk bersalaman denganku.
"Annyeong, aku Mingyu, kamu?"
Uhuk uhuk!
Aku mendadak tersedak saat dia bilang "aku Mingyu"
"Mingyu?" Tanyaku
"Iya"
"Kim Min Gyu?"
"Heol, bagaimana kau bisa tau namaku?"
Apa? Dia Kim Min Gyu? A..ada apa ini? Aku kenapa? Ini pertanda apa? Kenapa aku tidak peka?
Aku sangat frustasi dengan semua kejadianku hari ini, rasanya ingin berteriak, tapi tak mungkin aku berteriak diantara kerumunan orang orang, jadi aku memutuskan untuk menangis tak bersuara.
"Y..yak! Kenapa kau menangis? Apakah aku melakukan kesalahan?"
Dia merubah duduknya menjadi berada disampingku, dia tak ragu untuk menyandarkan kepalaku ke dadanya, kurasa.. sekarang dia memelukku.
"Aku tahu kita baru bertemu, tapi aku akan baik hati meminjamkan dadaku, jadi menangislah sepuasmu"
...
Setelah aku menangis cukup lama, aku menyudahi pelukan ini. Ah, memalukan..
Aku memang tipe orang yang frontal saat menangis, mungkin dari tadi semua orang melihat ke arah kita karena aku seperti orang kalap yang menangis sambil memeluk mingyu.
Untung Mingyu sabar hehe.
"Sudahlah, jangan menangis terus.. lihat, ramyunmu jadi membengkak karena kau biarkan terlalu lama"
"Arasso, gumawo mingyussi"
Aku melanjutkan makan, tak peduli mienya sudah membengkak, karena aku lapar.
"Jika kamu membutuhkan teman cerita, ceritakan saja padaku"
Aku hanya tersenyum.
Apakah aku harus cerita? Dia bahkan bukan orang yang ku kenal, bertemu saja masih 30 menit yang lalu.
Tapi.. daripada aku frustasi jika semuanya kusimpan sendiri, lebih baik aku cerita.
"Arasso, aku akan cerita"
Dia melipat tangannya diatas meja sambil menatapku, seakan dia sudah siap untuk mendengarkan apa saja yang aku ceritakan.
"Hari ini aku sangat sial.
Aku dibully disekolah sampai aku pingsan.
Waktu aku terbangun, aku sudah ada disini.
Mungkin mereka berniat membuangku""Apakah kau baik baik saja?"
"Tentu saja tidak.
Tapi aku sudah terbiasa"Tatapannya kearahku sangat serius, sampai aku merinding sendiri.
"Aku terbangun di gudang Maseok High School" lanjutku.
"Kau sendiri, dimana asalmu?"
"Aku dari Jeju"
"A..apa?!"
"Ya begitulah, sekarang aku sedang mencari jalan pulang"
"Maaf aku tidak bisa membantumu"
"Gwenchana.. dan yang lebih mengejutkan lagi!.
Aku bertemu dengan kembaran biasku disana""Oh ya? Wahh.. siapa namanya?"
"Hoshi"
-----------
"Dia sangat mirip mingyu seventeen, cuma lebih kucel dan hitam"
😂😂 mianhae kiming
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEIT 》SEVENTEEN
FanficMenjadi teman dari semua member seventeen? Melewati masa trainee sampai sukses bersama?