PROLOG

308 10 1
                                    

"... dan Cinderella pun hidup bahagia selamanya dengan Pangeran."

"Nah, ceritanya selesai. Sekarang tidur ya putri kecilku yang cantik" Mama menutup buku cerita yang ada di tangannya.

"Yaaah, kok selesai, Ma? Aku masih ingin tahu cerita Cinderella selanjutnya" kataku dengan setengah memohon.

"Lho, kan ceritanya sudah selesai, Sayang. Cinderella sudah hidup bahagia dengan Pangeran".

"Iya, Ma, tapi hidup bahagianya seperti apa? Apa yang dilakukan Cinderella setelah itu? Bagaimana aku bisa tahu Cinderella hidup bahagia kalau tidak diceritakan seperti apa kehidupannya".

Mama tertawa mendengar apa yang baru saja kukatakan. Aku tidak mengerti apa ada yang salah dengan ucapanku saat itu. Aku benar-benar penasaran dengan kisah Cinderella selanjutnya.

Cinderella adalah seorang Putri cantik yang baik hati, sabar, dan penyayang. Awalnya dia hidup sesanggara dengan ibu tiri dan saudara tirinya. Kemudian dia bertemu dengan ibu peri yang membantunya, dan akhirnya hidup bahagia selamanya dengan Pangeran. Selesai. Tidak diceritakan lagi bagaimana kehidupan Cinderella selanjutnya yang mereka bilang 'hidup bahagia' itu.

"Aduh, Sayang, kamu lucu sekali. Di mana-mana buku cerita ya seperti ini, kalau sudah selesai, ya, selesai. Tidak ada kelanjutannya. Mama juga tidak tahu setelah itu apa yang dilakukan Cinderella, tapi Cinderella pasti selalu berbuat baik" kata Mama sambil berusaha menghentikan tawanya.

"Berbuat baik seperti apa?" aku masih tetap bertanya.

"Hmm... apa ya. Misalnya membantu beres-beres, memasak dan mencuci piring?" kata Mama sambil tertawa kecil.

"Iiih itu mah maunya Mama"

"Ahaha, iya tapi memang itu contoh perbuatan baik. Hmm... Apa ya?" Mama tampak berpikir sejenak, "Mama rasa, semua hal yang bertujuan untuk menolong orang lain itu adalah perbuatan baik. Cinderella juga suka menolong orang lain, tidak heran Cinderella disukai banyak orang".

"Oh begitu ya, Ma? Aku juga suka Cinderella. Aku ingin jadi Cinderella sekarang! Boleh aku ganti nama jadi Cinderella, Ma?"

"Ahaha ada-ada saja kamu, Sayang. Namamu sekarang juga sudah bagus. 'PUTRI'. Sudah mewakili nama semua putri negeri dongeng. Lagi pula mau namanya Cinderella sekali pun kalau kelakuannya jelek itu percuma. Jadi lebih baik mulai dari sekarang belajarlah berbuat baik"

"Hmm, iya deh, Ma. Oh iya! Ma, kalau nanti adik bayi dalam perut Mama sudah lahir dan ternyata perempuan, kita beri nama 'Cinderella' saja, ya!" Kataku sambil menunjuk ke arah perut Mama yang buncit.

Mama tersenyum dan mencium keningku, "Iya Sayang, sekarang tidur dan berdoa, ya. Setelah adik lahir nanti akan ada dua putri cantik yang baik hati di keluarga kita".

"Iya Ma! Aku berdoa semoga aku nanti bisa jadi seperti Putri Cinderella. Oh iya! Jangan lupa Mama harus janji kalau adik yang lahir nanti perempuan, beri nama Cinderella ya!"

"Iya sayang, Mama janji..."

Itu adalah cerita pertama dan terakhir yang Mama bacakan untukku.

***

Beberapa hari kemudian, adikku lahir dan berjenis kelamin perempuan. Mama menepati janjinya padaku, adikku diberi nama 'CINDERELLA'.

Sayangnya tak lama setelah proses persalinan, Mama meninggal. Aku lupa meminta Mama berjanji untuk tetap ada menemani aku dan Cinderella.

Sekarang aku dan Cinderella tidak punya Ibu. Aku takut, apakah cerita dongeng Cinderella akan terjadi padaku dan adikku? Seharusnya waktu itu aku berhati-hati dalam mengucapkan permohonan.

Aku Bukan CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang