Rintik hujan semakin deras tapi aku tidak kedinginan sama sekali. Tubuhku hangat karena dibalut jaket tebal miliknya. Tanganku juga hangat karena sedari tadi digenggam dan ditiup-tiup olehnya. Aku tersenyum memandanginya yang masih fokus dengan tanganku.
"Udah, Nu."
Dia berhenti dari kegiatannya tapi masih menggenggam tanganku. Ia menatapku lalu tersenyum dengan pandangan bersalah. "Aku minta maaf. Harusnya aku gak jemput kamu pake motor."
Aku langsung menggeleng. "Eh! Kamu gak salah. Memangnya kamu tau hari ini bakalan hujan?"
Dia menunduk lalu menggeleng. Ya ampun, Wisnu menggemaskan. Aku memegang dagunya agar menatapku. "Bentar lagi reda, kok."
Ia menghela nafas lalu melirik sekitar. Kami sedang berada di kedai kopi. Tadinya, ia menjemputku dari kampus dan di perjalanan menuju rumahku, kita malah kehujanan. Akhirnya aku menyarankan untuk mampir di kedai ini yang letaknya memang sangat dekat dengan posisi kita kehujanan.
Wisnu memanggil waiters dan menatapku. "Biar anget, kita minum dulu, ya? Kamu mau apa?"
Aku berpikir sejenak. "Hot chocolate?"
Wisnu berdehem lalu membiarkan sang waiters mencatat pesanan kami. "Hot chocolate sama Matchalatte-nya, mbak."
"Satu hot chocolate dan satu matchalatte. Ada lagi?"
"Itu aja, mbak."
"Baik, ditunggu ya?"
Wisnu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia menatapku sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Aku balik menatapnya dengan alis terangkat yang membuatnya terkekeh. "Ta, kamu tau, gak?"
Aku menggeleng membuatnya berdecak.
"Hari ini setengah tahun kita."
Aku terdiam cukup lama membuatnya menendang kakiku. "Malah ngelamun."
Ku pandangi lagi lelaki di depanku ini. Sambil menahan tawa. Aku mencoba biasa saja. "Emang hari ini tanggal berapa, Nu?"
Wisnu memperlihatkan tanggal yang tertera di jam tangannya. "4 Juli."
Mendengar jawabannya aku langsung terbahak. Tak bisa menahan tawa lagi melihat pacarku yang sangat bego ini.
"Kok ketawa sih?"Memang dia benar. Itu tanggal jadian kami. Tapi, apa dia lupa kalau dia sendiri yang sering mengeluh karena jam tangannya suka dimainkan oleh Cantik, adiknya. Cantik sering mengganti jam dan tanggal yang tertera di jam tangannya.
Aku mengangguk sok mengerti. Lalu ku perlihatkan kalender di ponselku yang membuat Wisnu cengo. "Hari ini baru tanggal 2, Wisnuku sayang."
"Eh? Masa? Ah Cantik ngeselin banget emang." gerutunya dengan muka memerah. Ya ampun, dia bisa malu juga ternyata haha.
"Tapi, bodo ah. Cuma mau ngungkapin," ia kembali memegang tanganku. "Wisnu selalu sayang Meta. So sweet gak tuh?"
Aku kembali tergelak. Setidaknya, ada satu yang ku syukuri dalam hidupku. Aku memiliki Wisnu, orang yang selalu memastikan aku bahagia walaupun tinggal di rumah yang nyatanya bukan seperti tempat pulang bagiku.
Ihiyyyy. Yang baca Bendahara Kelas, pasti tau dong ini cerita siapa? 😁
Buat yang bingung kenapa mereka tiba-tiba jadian. Jadi ini settingnya 1 tahun setelah BK dan Denial, guys. Meta udah kuliah dan Wisnu itu kelas dua belas
🔗 2 Juli 2018 🔗
KAMU SEDANG MEMBACA
WITA
Short Story[SELESAI] Jika ditanya, apa ada hal-hal menyedihkan dalam hidupku? Jawabannya : Banyak. Pertama, ketika Ibu divonis terkena penyakit stroke Kedua, ketika Ibu harus berhenti dari pekerjaannya yaitu desainer Ketiga, ketika Ayah akhirnya memutuskan un...