4®what!

13 1 0
                                    

Pencet bintang dulu sebelum membaca yaa, jadilah pembaca yang baik^^

Revanda dan Nisa sudah sampai di taman, 5 menit mereka lewatkan hanya dengan diam. Tak ada yang membuka suara, meraka seperti tenggelam dengan pikiran masing masing.

"Nda.."

"Nis.."

Ucap mereka bersama-an, membuat suasana menjadi semakin canggung.

Revanda diam sebentar, lalu tertawa lepas. Nisa menatap Revanda dengan kening yang berkerut.

"Hahaha.. gue.. gue ga nyangka kita ada di situasi kaya gini..." kata Revanda disela-sela tawanya.

Nisa ikut tertawa, mereka tertawa bersama melupakan kecanggungan yang mereka ciptakan tadi.

"Gila kita kaya yang baru kenal aja" ucap Nisa menyudahi tawanya.

"Udah ah jangan diem-dieman lagi, ga asik tau."

"Iya, gue juga ga nyaman. Oh Iya apa yang mau di omongin?" Tanya Nisa.

"Ehkm.. oke gue akan mulai mengajukan pertanyaan." Suasana berubah menjadi serius sekarang.

"Nisa, lo tau kan pacaran dilarang tapi kenapa lo lakuin itu?"

"Gue udah bosen, gue udah muak nahan rasa yang ada dihati gue. Gue juga pengen tau rasanya disayang sama orang yang gue cinta, lo tau kan gue cinta sama Bintang udah sejak lama nda. Cowo tampan, baik, dan pintar yang jadi idola semua cewe di sekolah. Gue bahagia akhirnya gue bisa dapetin dia."

"Tapi ga pacaran juga Nis, ini sama aja zinah. Harusnya lo bisa kontrol hati lo, dan lo yakin itu cinta? Cinta sama obsesi beda tipis Nis. Cinta ga akan bawa lo kejalan yang salah, cinta seharusnya bisa membawa kita kejalan yang baik. Bukan menjerumuskan kaya gini." Revanda mencoba memberi pengertian.

"Tapi semuanya udah terjadi Da, Bintang udah jadi milik gue. Mana mungkin gue bisa lepas Bintang gitu aja. Lagian gue ga bakal macem-macem Nda, gue ga akan zinah."

"Tapi pacaran itu jurang menuju zinah Nis! Setan banyak ikut bermain dalam hubungan haram cowo dan cewe. Dan gue ga mau lo sampe jatoh ke jurang itu." Revanda mulai emosi.

"Fikiran lo kejauhan Da! Lo aja yang ga pernah tau gimana rasanya!, ini masa masa indah Nda! Masa masa yang ga akan kita lupain, masa masa yang bakal kita kangenin saat kita tua nanti!. Gue pengen bahagia kaya orang lain, ngerasain hal spesial dimasa sma yang ga akan pernah terulang. Bintang juga ga akan ngelakuin hal buruk ke gue, gue percaya dia malah bakal jaga gue!."

"Kita harus berfikir jauh Nis! Lo ga mikir apa balasan yang bakal Allah berikan untuk hal laknat yang lo lakuin ini diakhirat?! Seharus lo isi masa sma yang ga akan terulang ini dengan prestasi, dengan hal yang akan lo banggain di masa depan. Bukan nya malah seneng-seneng ga jelas gitu. Inget! Itu cuma kesenangan sementara Nis! Lo juga jangan terlalu percaya sama manusia, manusia itu bisa bikin kita kecewa. Beda kalo kita percaya sama Allah, Allah pasti akan ngasih yang terbaik untuk kita. Apalagi percaya sama Bintang, ga ada jaminan Bintang ga akan nyakitin lo. kalo tiba-tiba Bintang ngehianatin lo dan ninggalin lo, lo bakal apa?! Lo tau dari mana Bintang itu sebaik apa yang lo fikir?!"

Revanda benar benar emosi, apalagi saat mengingat kejadian dimana Bintang mengutarakan perasaan kepadanya dulu. Revanda takut Bintang hanya memainkan perasaan Nisa, itu pasti akan membuat Nisa sedih. Dan Revanda tidak suka hal itu.

"Udah lah, ga akan selesai ngomong sama manusia suci kaya lo." Sindir Nisa, ia pun berjalan meninggalkan Revanda sendirian.

"Gue cuma ga mau sahabat gue sakit hati!" Teriak Revanda sebelum Nisa benar benar menjauh dari nya.

The Pastel ColoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang