Rencana Vallerie

13 4 0
                                    

Jangan Lupa Vote! 😂😂😇😇

~~~~

Selepas pulang dari kerja kelompok, jangan tanya bagaimana keadaan Vallerie. Sudah pasti gadis itu dalam keadaan hati yang sangat dan sangat tidak baik dan yang pasti-nya Dafa lah sebab utama-nya.

Laki-laki itu rupa-nya senang sekali cari perkara dengan diri-nya.

~~
"Akhir-nya datang juga. Dari mana sih?." Suara Diandra terdengar saat baru saja perempuan itu membuka pintu rumah-nya dan mendapati Jessinda dan Chelo yang baru saja mengetuk pintu dengan warna cokelat tua itu.

"Motor gue kempes ban-nya." Balas Chelo dan tanpa basa-basi lagi langsung masuk mengambil tempat duduk di sebelah Vallerie.

"Belum di suruh masuk. Ga di ajarin sopan?." Sindir Diandra. Tampak Chelo mengacuhkan sindiran yang di tujukan pada-nya tadi.

"Ada urusan mendadak tadi. Maaf ya." Kali ini Jessinda bersuara tanpa di tanya.

"Ya udah, mulai aja sekarang biar ga makan waktu lagi." Seloroh Diandra di setujui oleh mereka kecuali Vallerie, karena demi apa-pun gadis itu masih sangat belum terbiasa mengerjakan tugas dalam bentuk kelompok seperti ini. Dalam hati-nya dia merutuki kebijakan guru seni budaya-nya itu.

"Bawah gitar kan?. Di ruang tengah rumah gue, itu tempat biasa gue latihan nari, ada piano juga di sana."  Diandra bersuara yang di balas oleh Dafa dengan menunjuk gitar-nya yang sedari tadi di taruh di pojok sebelah pot bunga.

"Kita angkat tema tentang apa ini?." Tanya Dafa memastikan.

"Tema sih bebas. iyakan?." Chelo ganti bersuara.

Jangan tanya Vallerie. Gadis itu masih anteng dengan kebisuannya sedari tadi.

"Iya sih tema bebas." Jawab Jessinda kali ini membenarkan ucapan Chelo. Ucapan itu membuat binar di mata Chelo dan Diandra makin kentara. Sedang Vallerie menatap bingung reaksi yang di berikan oleh 2 orang jenius itu.

'Memang-nya ada yang salah dengan tema yang bebas?.' Pikir Vallerie dalam hati.

"Kenapa? Bingung lo?. Makanya bergaul dong biar ga kudet." Suara lain yang baru saja terdengar sukses menyulut emosi Vallerie. Dia Dafa, dan baru saja laki-laki itu seolah merendahakan diri-nya, lagi.

"Bagus dong. Biar kita ga repot kalau tema-nya sudah di tentuin. Kalau Tema bebas kan kita juga bisa bebas dalam mengerjakan tugas. iyakan?." Seakan mengerti, Chelo memotong  perang dingin antara dua orang yang berbeda jenis kelamin itu.

"Iya betul kata Chelo." Timpal Diandra. Diri-nya juga seperti mengerti suasana atmosfir ruangan yang tiba-tiba saja berubah.

Dengan di bumbui suasana tegang, akibat ulah Dafa yang sering memanasi Vallerie dengan kata-kata yang terbilang cukup pedas, mereka memutuskan untuk melanjutkan bekerja di ruang tengah khusus tempat Diandra latihan menari.

"Tuh kan. Lo kalau ga bisa nulis puisi jangan sok ngarang. Malah ngaku-ngaku sering nulis puisi lagi. Sok tau benar jadi orang." Lagi untuk yang kesekian kali-nya Dafa berhasil menyulut emosi perempuan yang tinggi-nya hanya sedagu-nya itu.

"Gue bukan ga bisa. Gue belum di kasih tau tentang tema-nya. Kalau gue udah tau tema-nya ya gue buat." Bela Vallerie. Rupa-nya gadis itu sungguh sangat tidak terima di bilang sok ngarang atau sok tau dalam menulis puisi. Nyata-nya dia memang bisa menulis puisi hanya saja dia bingung mau nulis puisi apa. Ya kali puisi-nya beda jauh dengan tema, itu kan tidak mungkin.

"Alaa, paling cuma kilah lo doang. Lain kali jangan sok ngaku jadi orang. Bikin malu tau ga."

"Sudah-sudah, apa sih kalian. Kok jadi berantem gini sih." Jessinda menenggahi seteru antara Dafa dan Vallerie.
Memang sedari tadi diri-nya juga agak bingung sendiri dengan Dafa pasal-nya laki-laki yang tak lain adalah pacar-nya itu sering kali memancing emosi Vallerie entah karena apa? padahal Vallerie gadis pendiam itu bahkan tidak melakukan kesalahan apa-pun.
Soal Vallerie yang belum menulis puisi-nya, itu tidak bisa di bilang kesalahan dari Vallerie karena sebenarnya juga mereka turut andil, kalau saja hari pertama Vallerie gabung dan mereka memberitahu kalau tugas ini tema-nya bebas mungkin saja Vallerie sudah menyelesaikan apa yang menjadi bagian dari tugasnya. Iyakan? Ini aneh bagi Jessinda melihat Dafa seperti ini.

" Ya udah deh. Hari ini selesai sampai disini aja. Nanti lanjut lagi." Usul Chelo.

"Ya udah deh. Nanti di sini lagi atau di rumah siapa?." Diandra bertanya.

"Gue aja." Chelo bersuara di jawab anggukan kepala Diandra.

"Waktu kita ga banyak. Tolong puisi-nya cepat ditulis biar lo juga bisa langsung latihan."

"Denger tuh. Jangan lagi banyak alasan lo." Dafa bersuara lagi seolah memberi tau Vallerie untuk mendengarkan Chelo baik-baik, padahal Vallerie tidak tuli.

"Lo kalau ga suka gue gabung, bilang! Mau lo apa sih!! Belagu tau ga lo!." Kali ini Vallerie tidak dapat menahan diri untuk tidak memaki Dafa.

"Kalo iya kenapa?! Gue ga suka lo gabung di kelompok ini. Lo bikin repot aja!. Sangat menyebalkan tau ga lo." Sangat pedas, Kata-kata Dafa sukses membuat kepala Vallerie berasap menahan emosi. Padahal sejak kapan dia merepotkan cowok itu? yang ada Dafa sendiri yang cari repot menganggu-nya sedari tadi. So, siapa yang menyebalkan disini?

'Laki-laki belagu! laknat! Ga tau diri!!' Maki Vallerie dalam hati.

"Lo kira gue mau gabung sama cowok rese, sombong dan belagu kek lo?!! Lo jual gue beli! Liat aja lo!." Vallerie benar-benar kesal sungguh mati. Diri-nya merasa sangat tersinggung dengan kata-kata yang di lontarkan oleh Dafa.

"Silahkan! orang macam lo cuma tau bacot aja. Sebelum punya bukti, lo tetap pembohong sok tau menurut gue." Balas santai Dafa seolah kata-kata nya tadi sangat sopan untuk di layangkan.

"Lo!~"

"Sudah-sudah!. Dafa! kamu jangan begitu!." Tegur Diandra sebelum Vallerie sempat menyelesaikan perkataannya.

"Ck." Dafa berdecak tak terima.

"Maaf ya Vall. Jangan pikirin kata Dafa, ini juga salah kita semua kok ga kasih tau kamu mengenai tema-nya. Sekali lagi ga usah mikirin kata-kata dari Dafa." Jessinda berusaha meredam emosi Vallerie. Ya, bahkan Chelo dan Diandra enggan membuka suara, mungkin saja mereka kaget karena baru kali ini mereka melihat seorang gadis kaku seperti Vallerie membentak Dafa cowok yang terkenal dan terpopuler seanteru SMA Bangsa itu. Ternyata begini kesal-nya Vallerie, terlihat dari dada-nya yang kembang kempis menahan amarah.

"Gue duluan ." Tanpa pamit yang sopan Vallerie permisi pulang. Gadis itu sungguh benar-benar ingin mencakar habis muka Dafa yang sok kegantengan itu, ralat memang ganteng sih, tapi ganteng wajahnya tidak sebagus kata-kata yang keluar dari mulut-nya. Vallerie rasa cowok itu harus di ajar soal sopan santun dalam berbicara atau setidaknya cowok itu harus belajar kembali bahasa indonesia yang baik supaya tiap kata dari mulut-nya bisa di saring dulu.
~~

"Dia bakal gue balas!!!!!!" Erang Vallerie membanting-banting guling-nya. Gadis ini merasa tertantang. apalagi saat Dafa bilang kalau diri-nya itu hanya kebanyakan bacot dan tukang bohong. Dia bakal buktikan ke Dafa kalau diri-nya itu bukan pembohong!. Enak saja Dafa mengatai-nya seperti itu!.

"Dia itu laki-laki sok tau! Belagu! Sombong! Dia itu pasti gue balas!!! Dafa sialan awas lo!!!" Masih mengumpat mood Vallerie seakan anjlok kalo mengingat kejadian tadi di rumah-nya Diandra.

Sebuah seriangai licik tiba-tiba terbentuk di wajah Cantik Vallerie.

"Lo jual gue beli!"

Vallerie ga pernah mau jilat ludah-nya sendiri. Itu berarti apa yang di ucapnya akan di buktikannya!.

"Lo tunggu besok Dafa!." Lagi, kali ini Vallerie bersuara bukan hanya dengan nada kesal tapi kali ini di sertai dengan tawa yang terdengar sedikit 'Menakutkan', mungkin.

####

Tadaaaa 😂😂😂 author kembali lagi bawah Vallerie. 😂 Cerita-nya udah masuk masa-masa kucing sama tikus berantem! Eh! salah! maksud-nya, udah masuk masa-masa dimana Dafa dan Vallerie di dekatkan 😂😂 wkwk.

Segini aja dulu ya 😊 lanjutannya masih di simpan dan masih di draf karena belum selesai nulis. Author capek ngetik 😂😀 wkwk.

Stay tune ya 😇😇
Jangan lupa Vote!!!!!!!!!!!!!!!

Muaahhhh ❤❤❤

Ingat vote!!!!! 😀😂 wkwk.

'Vallerie' ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang