Awal Mula

63 11 2
                                    

"Larissa! buka pintu-nya nak, kamu patah hati tapi jangan bodoh." Teriakan wanita renta dari balik pintu berwarna pink itu.

"Nak, ayo keluarlah! kamu sudah hampir 2 hari mengurung diri. Apa kamu tidak lapar? ayo keluar." Lagi dari balik pintu wanita tua itu memanggil sang cucu-nya

"Larissa! nenek keram, ayo keluarlah." Masih berusaha nenek itu membujuk Larrisa

"Larrisa?."

"Risa tidak lapar nek, nenek makan saja, jangan di situ terus." Jawab Larrisa dari dalam kamar-nya

"Ayo Larrisa, nenek tidak akan pergi ataupun makan kalau kamu sendiripun masih seperti ini." Bujuk Neneknya lagi

"Jangan seperti itu nek, nenek makanlah jangan mengkhawatirkan Larissa. Larrisa baik-baik saja, cuma capek" Masih sama terdengar jawaban namun tidak di bukakan pintunya.

"Memangnya 2 hari mengurung diri masih belum ilang capek-nya? ayo Larrisa keluar dan makannlah, nenek sedih kalau kamu ga karuan seperti itu." Tidak menyerah Nenek Larrisa masih saja membujuk cucunya untuk keluar.

"Larrisa?." Kembali Nenek-nya memanggil cucu tercinta-nya

"Larissa?..."

"Larrisa .." Masih belum menyerah, neneknya masih berusaha membujuk sang cucu yang di yakininya pasti bermata bengkak dan hidung yang tersumbat berkat menangis.

"Hmmm, baiklah. Apa kau ingin mendengar cerita nak?" Lagi Sang nenek bersuara dari luar

"Aku bukan anak umur 5 tahun lagi nek yang butuh dongeng." Larissa menyahut dari dalam kamarnya.

Hening ...
Baiklah ini waktunya' Batin nenek Larrisa. Terlihat wanita renta itu menarik nafasnya panjang dan mulai bercerita

~~
'Waktu menunjukan pukul 6:17 A.m waktu itu. Gadis itu baru saja selesai dengan segala keperluan sekolahnya, untuk dandan dia tidak perlu memakan banyak waktu, cukup menyisir sedikit rambut sebahunya dan membiarkan tergerai itu sudah pas, tidak perlu memakai riasan, gadis itu hanya terbiasa dengan memakai bedak tipis tanpa lipstik. 'Nenek larrisa mengawali ceritanya.

Terlihat gadis itu duduk, mengoles sedikit selai nenas ke rotinya. Tidak ada Susu, dia tidak menyukai minuman berwarna putih itu, baginya susu hanya membuatnya kegemukan. Bukan Kopi juga teman rotinya pagi itu, dia tidak suka kopi, baginya kopi itu hanya untuk para perokok, hanya secangkir teh, tanpa gula ..
Teh tawar, dia menyukainya, baginya teh tawar tanpa gula itu menenangkan, karena tawar tanpa rasa lebih sederhana tanpa butiran kecil bernama gula, menurutnya teh adalah dirinya dan rasa tawar adalah keheningan yang di cintainya, lalu gula adalah para orang lain yang jika di tuangkan bersama ke dalam teh maka teh itu akan menjadi manis dan rasa manis adalah penggangu, mengganggu ketenangan dari rasa tawar yang dia nikamati .. iya itulah alasan mengapa dia menyukai teh.~

"Apa ini cerita dongeng nek?." Suara dari dalam kamar memutus cerita dari nenek Larrisa.

"Bukan sayang ini bukan cerita dongeng" Jawab Neneknya dari luar

"Lalu, cerita apa ini?" Tanya Larrisa masih dari dalam kamarnya.

"Ap kau ingin mendengarnya?." Bukan menjawab sang nenek memilih balik bertanya.

"Asal ini bukan dongeng para putri yang bertemu para pangeran, itu cerita yang membosankan nek" Jawab Larrisa meminta kepastian.

"Bukan sayang. Ini cerita yang baru nenek ceritakan padamu, tidak ada yang tau sebelumnya mengenai cerita ini. Bahkan sang penulis novel terkenal atau sutradara pembuat film tidak tahu apa-apa tentang cerita ini." Jawab neneknya

'Vallerie' ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang