Chapter 5 : Annoying boss

2K 125 3
                                    

"Jadi.. Jelaskan bagaimana kamu bisa kembali ? Dengan wujud ini !" Jenny membuka pembicaraan,

Kini mereka berdua sedang duduk di dalam bus,
"Apa ? Aku tadi kan udah jelasin, hal ini rumit banget !" Darel menatp Jenny dengan raut bingung.

"Pasti ada penjelasan untuk semua hal Darel, kita cuman perlu cari tau aja dan.."

"Permisi, nona" tiba tiba seorang pria berdiri di samping Jenny,
Sontak Jenny mendongak dan menatap pria itu,

"Iya ? Ada apa ?"

"Apa saya boleh duduk di kursi itu ?" kata pria itu seraya menatap kursi kosong di samping Jenny.

"Tidak tuan, kursi ini sudah di tempati," Jenny menjelaskan,

Pria di depan nya itu terkekeh, membuat jenny bertanya tanya,
"Tapi aku tidak melihat siapapun yang menduduki kursi itu, ayolah nona.. Kamu cukup cantik tapi terlalu pelit" kata pria itu sedikit menggoda Jenny,

"Apa maksud mu ? Aku udah bilang kan, kursi ini ada yang menempati. Apa kamu bu.." tiba tiba tangan dingin Darel memegang pundak Jenny,

"Sepertinya dia tidak bisa melihat aku," dia tersenyum sedih,

Jenny menatap sahabatnya itu, lalu mengangguk mengerti.

"Hey ada apa ini ?" tiba tiba seseorang datang, dia kondektur bus.

"Oh tidak ada, hanya saja nona ini terlalu pelit untuk membagi tempat duduk kosong yang ada di samping nya," kata pria itu sambil melirik ke arah Jenny,

Kondektur itu menatap jenny,
"Apa itu benar, nona ? Seharusnya--"

Jenny berdiri dari tempat duduk nya, lalu..
"Iya, dan ini.. Aku akan membayar kursi kosong itu. (Jenny memberikan uang kepada kondektur itu, lalu melirik pria yang sedang berdiri di samping nya) dan kamu. Kamu boleh memiliki kursi itu, aku turun di sini" kata Jenny sinis.

Mereka berdua pun turun dari bus itu,
"Astaga, kenapa kau memilih turun ? kantor mu kan masih jauh !" kata Darel ,

"Siapa yang bilang, aku ini kan tidak bodoh, Darl. (Ia tersenyum angkuh) kamu lihat gedung yang di sana itu ? (Ia menunjuk ke arah gedung tinggi yang ada di sebrang jalan itu) itu adalah kantor ku." ujar jenny,

"Wah.. Masih jauh," kata Darel sambil menatap gedung itu,

"Jauh apanya sih ? Udah deh ayo kita jalan." ajak jenny,

Setelah 15 menit,

"Lihat. Dekat kan ? Kita udah sampai" mereka berdua kini berdiri tepat di depan kantor itu,
Jenny berjalan masuk ke dalam di ikuti Darel yang berjalan di belakang nya,

"Wah.. Besar sekali ! Kamu hebat bisa bekerja di sini, Mosa !" ucap Darel tiba tiba,

"Tentu saja, hanya orang orang hebat yang bisa bekerja di perusahaan ini, dan aku salah satunya !" Jenny tersenyum angkuh sambil menepuk dadanya,

"Hmm, aku udah menduga sih kalau kamu bakalan ngomong gitu !" Darel tersenyum sinis,
"Ayo, aku mau tahu dimana ruangan mu," sambungnya,

Jenny berjalan menuju lift, dan hendak menuju ruangan nya,

"Jenn.." Carl memanggil Jenny dari kejauhan, membuat Jenny dan Darel sontak menoleh pada nya,

"Siapa dia, Mos ?" tanya Darel dengan tatapan tajam ke arah Carl,

"Oh, dia teman kuliah ku. Dia juga yang menyarankan ku untuk bekerja di tempat ini, nama nya Carl" jelasnya, lalu Jenny tersenyum sambil melambaikan tangan nya ke arah Carl,

"Good luck today, girl" teriak nya dari jauh lalu pergi memasuki ruangan nya,
Jenny tersenyum melihat Carl,
Tanpa dia sadari ada Darel yang dari tadi menatapnya dengan tatapan tajam,
"Hm.. Bisa kita pergi ke ruangan mu sekarang ?" tanya Darel tiba tiba,

"Tentu," mereka berdua berjalan memasuki lift, di dalam lift Darel hanya diam. sedangkan jenny, dia dari tadi sibuk mendeskripsikan Carl,
"Dia itu baik, tapi kadang bisa menjadi sangat menyebalkan.. Dan.."

Ting..
Pintu lift terbuka,

Tanpa berkata apapun dan tanpa mendengarkan kelanjutan dari kata kata Jenny, Darel keluar mendahului jenny.
Jenny yang melihat itu hanya bisa mendengus kesal,

Dia mengabaikan ku ! Hmm.. Kebiasaan ! -batin jenny kesal,

"Kenapa kamu diam ? sepertinya kamu tadi bilang kalau kamu akan terlambat bekerja kan ?" kata Darel yang berhenti di depan pintu lift dan memasukkan tangan nya di saku celananya,

"Iya iya.. Aku juga mau jalan saat kamu tiba tiba membuka mulut mu setelah beberapa menit mengabaikan aku," jawab Jenny ketus, lalu ia berjalan cepat melewati Darel,

Darel hanya menatap gadis itu yang mulai berjalan jauh, lalu ia mulai mengikuti jenny,

Sepertinya kamu sangat dekat sekali dengan pria itu, mos ! Kamu suka dia ? -batin Darel,

"Tunggu di sini. Aku mau masuk ke dalam menemui atasan ku" kata Jenny setelah sampai di depan pintu CEO,

"Kenapa aku harus menunggu di sini jika aku bisa masuk ke dalam ? Lagi pula dia tidak akan bisa melihat ku kan !" jawab Darel dengan santai lalu berjalan menembus pintu itu,

"Dasar, hantu menyebalkan.." umpat Jenny,
Lalu ia segera masuk mengikuti Darel.

Cklek..

Jenny memasuki ruangan itu, di dalam David sudah berdiri menatap pemandangan kota NY dengan gelas kopi di tangan kanan nya sedangkan tangan kirinya berada di saku,

"Permisi, pak"

Pria itu membalikkan tubuhnya lalu menatap jenny sambil membenarkan letak kaca matanya,
"Nona Jennifer," pria itu mendekati jenny dengan tatapan tajam nya,
"Kau tahu apa kesalahan mu ?" tanya nya sambil bersandar di meja nya,

"Maaf, pak.. Saya.."

"Kau tahu apa kesalahan mu, nona jenny ?" ulang nya memutus kata kata jenny,

"Saya terlambat," gadis itu menundukkan pandangan nya,

"Aku terkejut kau tahu kesalahan mu" pria itu tersenyum miring tanpa memalingkan pandangan nya, sedangkan Darel, dia berdiri di sebelah mereka berdua sambil menatap David,
"Berapa menit ?" tanya dave sekali lagi,

"A.. Apa ?" jenny membulatkan matanya, lalu melirik arloji nya.
"20 menit ?" jawab nya,

"Hitung yang benar !" katanya dengan tegas,

"20 menit 20 detik?" jawab jenny mengira ngira,

"Kau tidak bisa menghitung rupanya ??"

"21 menit ?"

"21 menit lebih 23 detik" kata pria itu tegas,
"Aku peringatkan pada mu nona Jenny, di hari pertama mu saja kau sudah membuat kekacauan dengan kecerobohan mu, dan sekarang.. Terlambat ! Jika sampai ada kesalahan lain yang terjadi lagi, aku pastikan kau akan menerima surat pemecatan di meja mu" pria itu menegakkan tubuh nya lalu menyesap kopi yang ada di tangan nya itu,

"Apa apaan ini, ? Mosa kenapa kamu diem aja ? kamu dengar apa yang dia katakan ? Berani nya kau.." kata Darel seraya mengangkat tangannya hendak membalikkan gelas kopi yang ada di tangan david itu,

"Jangan. Jangan lakukan itu," teriak jenny tiba tiba membuat David menghentikan langkah nya,

"Melakukan apa ?" David menatap gadis itu sambil menaikkan sebelah alis nya,

"Ah, T-Tidak pak. Aku tadi hanya melihat tikus yang hendak memakan berkas berkas penting itu (Jenny menunjuk ke arah meja berisi berkas berkas yang ada di pojok ruangan itu)"

"Tikus ?" kedua pria itu berkata berbarengan, David menatap ke arah meja yang baru saja Jenny tunjuk lalu,
"Tidak ada tikus di ruangan ini, berhentilah bersikap aneh, nona Jennifer !"
"Sekarang mulai lah bekerja" sambung pria itu dengan nada tegas,

"B-Baik pak" Jenny keluar dari ruangan itu di ikuti oleh Darel,

"Apa apaan itu ? Kau menyebut ku tikus ?" protes Darel,

"Aku cuma tidak mau dia ketakutan oleh ulah mu, Darel" kata jenny sambil berjalan ke arah ruangan nya,

***

Yang di atas itu ilustrasi nya si David Hamilton ya guys,
Votemen...

Ghost Love #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang