Airfan yang pagi tadi menemani kakaknya, Naira survei kampus untuk studi S2 nya, tidak sengaja bertemu dengan gadis itu kembali, gadis yang hampir 4 tahun terakhir ini sengaja tidak ia temui, gadis yang sejak SMA dulu selalu hadir dalam setiap doa yang ia panjatkan.
Banyak hal yang berubah dari gadis yang ia kagumi ini, mulai dari cara berpakaiannya, tingkah lakunya, bahkan sopan santunnya, sungguh Maha Baik Allah mempertemukannya kembali, meski ia yang melihatnya dari kejauhan. Perasaannya masih sama, sama sejak dulu tidak ada yang berubah, namun rasanya ia masih belum pantas untuk meminangnya kembali. Ia pernah mencoba meminangnya saat ia masih duduk di bangku kelas 3 SMA dan gadis itu kelas 2 SMA, namun tanggapan yang ia dapat dari gadis itu hanyalah canda tawa yang mengartikan bahwa ucapannya hanya omong belaka, padahal saat itu hingga sekarang ia benar-benar ingin meminangnya.
"Assalamualaikum" Ucap seseorang seraya mengetuk pintu rumahnya, Airfan yang juga baru saja sampai langsung mencharge ponselnya dan berjalan membukakan pintu
"Waalaikumsalam" ucap Airfan seraya menyalami kakaknya yang baru saja tiba dirumah
"Kamu darimana aja sih dek? Tadi katanya mau ke toko buku doang, ditelepon nggak diangkat" omel Naira pada adiknya
"Iya Mbak maaf, ponselku lowbat Mbak, aku juga baru aja sampai rumah, tadi usai dari toko buku aku sempet nunggu depan kampus, tapi rame banget aku pusing, takut ada yang minta foto lagi, bukannya nggak mau cuma risih aja bukan mahram gitu Mbak, yaudah deh aku langsung pulang aja, hehehe. Maaf ya Mbak" jelas Airfan dengan cengiran kuda
"Hmm kamu ini, kebiasaan banget. Kalo keluar rumah pastikan ponsel itu baterainya penuh, kalau ada yang penting gimana coba? Kan jadi susah ngabarin kamu"
"Hehehe, iya Mbak iya maaf deh. Oiya Mbak pulang sama siapa? Aku sekilas kaya dengar suara motor?"
"Tadi Mbak naik angkot, terus pas jalan masuk komplek ketemu sama teman pengajian, yaudah deh dianterin sama dia" jelas Naira yang dibalas oh-ria oleh Airfan
Tak lama kemudian, Adzan Magrib pun berkumandang dengan merdu. Baik Naira maupun Airfan langsung bersiap-siap untuk menunaikan sholat magrib bersama keluarganya di mushola yang berada di beranda belakang rumahnya.
Usai melaksanakan sholat magrib dilanjutkan dengan makan malam, semua keluarga Airfan langsung berkumpul di ruangan yang dihadapkan langsung dengan televisi didepannya. Memang sudah menjadi kebiasaan untuk keluarga ini melakukan obrolan-obrolan ringan tentang kejadian hari ini.
"Gimana Ra, kamu jadi ambil S2 dikampus itu?" tanya Andra sang Ayah kepada Naira
"In sya Allah, jadi Yah, tadi udah urus beberapa persyaratannya kok, tinggal besok urus administrasinya"
"Alhamdullilah, kalau ada biaya yang kurang bilang Ayah ya, Nak"
"In sya Allah, tabunganku masih cukup kok Yah, nanti kalau ada apa-apa aku pasti bilang Ayah. Ayah fokus aja buat Airfan" jelas Naira. Karena usai menyelesaikan studi S1 nya di Mesir, Naira sempat bekerja 1,5 tahun lamanya menjadi Guru di salah satu SMP Islam di Bogor, oleh karena itu uang gajinya yang ditabung masih cukup untuk membiayai kuliah S2 nya
"Mbak yakin ambil S2?" kini Airfan yang bertanya
"In sya Allah, dek, kenapa memangnya?"
"Nggak kepikiran nikah dulu gitu Mbak?" tanya Airfan spontan yang membuat Farah, sang Ibu tersedak minumannya
Uhuk..uhuk...uhuk
"Ya ampun Fan, kamu itu bikin Ibu tersedak aja, kasian tau" omel Naira yang melihat Ibunya tersedak minuman
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Imamku [SELESAI, PROSES SELF PUBLISH]
SpiritualSeperti dalam perjalanan pulang, lalu kau temui persimpangan jalan, dan semua jalan tersebut adalah jalan pintas terbaik agar cepat sampai tujuan. Mana yang kau pilih saat ada dua orang laki-laki melamarmu? dia yang mencintaimu dalam taat, atau dia...