-LIA

1.6K 82 0
                                    

Chapter: 11

Steaward pov

"maaf bunda, ardi ga tau kalau akhirnya bakal jadi kayak begini". Aku melirih penuh sesal.

Andaikan bunda berada disini, dia pasti bisa melihat aku yang nyaris menangis kebingungan.

""dasar bodoh kamu! Menjaga adik sendiri saja tidak bisa!! Cari dia sampai ketemu!! Awas saja kalau dia sampai terluka, bunda kirim kamu balik ke London"".

Pip

Telfon ditutup, menyisakan ketakutan dan kepanikan yang semakin berlebihan didalam diriku. Aku begitu kalut saat mengetahui mobil dan Lia sudah menghilang begitu saja.

Dimana kamu Lia..

Hari sudah hampir gelap. Dan Lia juga belum ditemukan.

Tring tring tring

Telfon berbunyi, panggilan masuk dari bunda berhasil membuatku keringat dingin. Ragu untuk mengangkat panggilannya.

""Ardi, kamu cari di jalan xxxv, bunda sudah cari lokasi, dan katanya ada kemungkinan besar lia disana"".

Tanpa pikir panjang, aku segera berangkat menuju lokasi.

Lokasi itu tak pernah kubayangkan sebelumnya. Ini benar-benar jauh dan sedikit menghindar dari kota.

"Eh? Ini bukannya mobilku? berarti Lia di dalem?". Gumamku begitu melihat mobil yang plat nomornya persis dengan mobil milikku.

Kubuka pintu mobil dengan kunci yang kupunya. Karna memang perampok menggunakan kunci ganda. Jadi kunci mobil yang asli ada padaku.

Kucari di setiap jok, tapi nihil, tak ada tanda keberadaan Lia sama sekali.

damn.

Kuputuskan untuk berjalan saja menyisir jalanan yang semakin lama semakin sempit ini. Ditambah hujan yang mulai turun membuat tanah menjadi basah dan lembek.

Membawa mobil masuk kedalam bukan ide yang baik tanpa perkiraan kapan hujan akan berhenti. Hanya masalah waktu tanah itu berubah menjadi kubangan lumpur kurang lebih setinggi satu meter.

***

"Abang..!".

Sayup sayup, saat itu kudengar suara orang memanggilku. Suara yang sama dengan suara Lia.

"LIA?! LIA KAMU DIMANA??!". Aku berteriak, berharap orang yang dicari bisa menunjukkan keberadaan nya.

Namun suara itu justru menghilang diganti Isak tangis yang cukup kuat.
"abang... hiks...hiks...".

Bayangkan, bagaimana merindingnya aku saat itu ketika harus dijepit dua pilihan. Menerobos jalan yang semakin gelap ini demi mencari tau pemilik suara, atau justru menjauh karena semakin ragu apakah suara yang kini menjadi tangisan itu benar-benar suara yang ku kenal.

***

Lia pov

"abang... hiks...hiks...".

Aku terus memanggil bang Ardi ketika kudengar teriakan lantang itu berusaha menerobos suara hujan. Sambil menangis dan menahan rasa sakit serta takut ku. Disini sepi, dan gelap.

The Depression Of Me 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang