⭐9

1.3K 243 126
                                    

-Lean On Me-


Let's Read!

Pagi menyingsing.

Jam bahkan belum menunjukkan pukul lima pagi, namun seorang gadis cantik sudah tampak segar dalam balutan baju santainya, baru selesai mandi.

Gadis itu berjalan ke arah ranjang dimana terdapat seorang namja bertelanjang dada yang masih bergelung dalam mimpinya dengan tenang layaknya seorang pangeran.

Pangeran bertelanjang dada yang tampan? Pikir gadis itu seraya tersenyum kecil.

Jihoon— Gadis itu, Menggoyang pelan lengan namja yang masih tertidur di ranjang, "Oppa..., "

Tak butuh waktu lama. Hanya butuh satu kali panggilan saja dan pergerakan kecil itu membuahkan hasil. Mata sipit yang awalnya terpejam, sekarang mulai menunjukkan pergerakan di balik kelopaknya lalu memicing begitu terbuka untuk menyesuaikan dengan cahaya dari lampu kamar.

"Selamat pagi, Hoshi Oppa", Jihoon tersenyum begitu sang kekasih telah bangun sepenuhnya. Hoshi memang bukan tipikal namja yang susah di bangunkan dan suka malas-malasan, Maka dari itu di bangunkan dengan cara seperti itu saja sudah cukup membuatnya terbangun.

"Pagi", balasnya, menarik Jihoon untuk memangut bibirnya sejenak, setelah itu ia menyingkap selimut, bangkit dari ranjang, membiarkan tubuh yang hanya berbalut celana pendeknya terlihat oleh Jihoon. Sudah biasa.

"Jam berapa keberangkatan pesawat Oppa?"

"Jam sembilan", balas Hoshi. "Oh ya Jihoon, Tolong pilihkan dasi dengan motif polos saja. Aku dan Appa akan langsung ke kantor begitu sampai di Amerika. Em, juga beberapa dasi polos lainnya untuk tiga hari ke depan", pinta Hoshi sebelum mencapai kamar mandi. Namja sipit itu dapat melihat Jihoon mengangguk dan melempar senyum manis terbaiknya, setelah itu barulah dia masuk ke kamar mandi.

Jihoon menyelesaikan tugasnya merapihkan tempat tidur terlebih dahulu, setelahnya beralih ke kabinet pakaian untuk mengambil beberapa kebutuhan yang di perlukan Hoshi selama di Amerika juga pakaian yang akan di pakainya pagi ini.

Kerjanya begitu ligat.

Lihatlah, tak butuh waktu lama semua itu tersusun rapi di dalam koper.

Jihoon mengelus dasi hitam di tangannya. Itu adalah hadiah darinya untuk Hoshi saat perayaan hari jadi mereka yang keempat. Ia ingat saat Hoshi mengatakan jika dia sangat menyukai dasi itu bahkan merawatnya dengan perhatian lebih di banding puluhan gulung dasi lainnya, ia hanya memakainya untuk beberapa kesempatan, seperti acara penting ataupun acara spesial. Tidak butuh kata-kata romantis, Jihoon sudah cukup senang dan mengerti dengan tindakan itu.

Bukankah tindakan terasa lebih nyata di banding hanya kata-kata?

...


Jaga diri baik-baik. Aku akan menelepon kalau ada waktu senggang, Angkat teleponku dan jangan membuatku menunggu. Aku tidak suka itu

Jihoon tak hentinya tersenyum mengingat sebait kalimat yang di sampaikan Hoshi tadi pagi sebelum pergi.

Pria itu, memang tak bisa berujar manis. Begitu to the point dan dingin.

"Jihoonie, Eomma mau ke rumah Halmonie dan Harabeoji, Kau mau ikut?", suara lembut seorang wanita baya menyentak Jihoon dari menungannya.

Jihoon menoleh, ternyata Sungmin.

Sungmin yang menyadari jika Jihoon tak mendengar pertanyaannya barusan pun mengulang, "Eomma mau ke rumah Halmonie dan Harabeoji, Kau mau ikut tidak?"

Lean On Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang