⭐️17

1.2K 212 141
                                    

Lean On Me-


Ps. Cetak tebal = Flashback

(Soonyoung-Jihoon moment masih sambungan chapter sebelumnya)

Let's Read!

Terkadang kenyataan memang tidak selalu sesuai dengan harapan kita.

Ada kalanya membuatmu kecewa.

Kadang juga malah sebaliknya.

Namun, yang terpenting adalah bagaimana caramu menyikapinya, menghadapinya.

...

Sepanjang jalan setapak mulai di penuhi warna jingga, coklat dan merah.

Daun-daun berguguran karna di hembus angin yang makin dingin kian hari.

Musim gugur telah tiba.

Beberapa orang mulai berpakaian lebih dari satu lapis untuk berpergian. Beanie rajut di kepala, jaket tebal, mantel dan payung karna hujan bisa turun tiba-tiba tanpa di duga.

Langit pun mulai menggelap, jalanan tampak padat karna sudah memasuki jam pulang kerja. Banyak juga yang memilih menghabiskan waktu itu untuk berjalan-jalan, mencari kuliner bersama kerabat, kekasih dan keluarga.

Tetapi hal itu tampaknya tak berlaku untuk seorang yeoja ber-sweater merah muda yang duduk di pinggir sungai Han.

Jihoon, yeoja itu menatap lurus pergerakan alir yang bergerak lembut dan teratur di sana, mengabaikan rambutnya yang mulai berantakan di terpa angin, juga hidung dan pipinya yang sudah merah karna kedinginan.

Ketenangan ini yang dia butuhkan, setindaknya bisa menutup mata sejenak dari kekalutan dan masalah di hati.

Grep

Sebuah mantel hitam panjang tiba-tiba bersarang di sekitar punggungnya dan bahunya. Jihoon terlojak dari pikiran kosongnya saat itu, berbalik, dan menemukan seorang namja bermata sipit yang tersenyum lembut kearahnya.

Jujur, pria itu memang tampan.

Senyum teduh yang tadinya sepihak, sekarang juga terulas di bibir Jihoon. Mengingat pria itu yang selalu menemani dan mengerti keadaannya sejak hari-hari kemarin membuat hatinya menghangat, "Terima kasih, Soonyoung"

Namja bernama Soonyoung itu mengangguk, tanpa suara duduk di sebelah Jihoon, mengeratkan mantel hitam miliknya yang menenggelamkan tubuh mungil Jihoon dalam kehangatan.

"Udara makin dingin. Belum mau pulang?"

Menggeleng, "Nanti saja"

Soonyoung menunjuk hidung Jihoon, "Lihat hidung dan pipimu sudah merah. Seperti anpanman"

Jihoon terkekeh, mengusap hidungnya, "Anpanman itu Seungkwan"

Pernyataan Jihoon membuat Soonyoung terbahak, menghilangkan maniknya ke dalam lipatan kelopak yang menutup runcing. "Haha... Kau benar"

Senyum masih terulas di bibir mereka, namun mata sudah terarah ke arus air.

Kesunyian kembali mendominasi, menggantikan suara aliran air yang berbicara.

Jihoon melipat kakinya, merapatkannya ke dada. Matanya terpejam begitu angin menerpa halus wajahnya, juga aroma parfum beraroma vanilla dari mantel Soonyoung.

Sementara Soonyoung diam-diam melirik Jihoon dari sudut matanya. Tangannya yang berada di kantong celana tampak mengepal. Ingin sekali rasanya dia menyentuh surai pekat gadis itu yang berkibar menambah keindahan parasnya. Tapi Soonyoung cukup tau diri untuk tidak melakukannya.

Lean On Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang