Kibum keluar dari limusin yang ia naiki dan segera disambut oleh para pengawal kerajaan yang sedang berjaga di depan gerbang Gwanghwamun. Kemegahan gerbang istana itu seolah menyambut kedatangannya bersama ketiga puluh dua peserta lainnya. Ya, ketika Kibum menoleh ke belakang, ada sekitar tiga puluh dua limusin lainnya berderet di belakang limusin yang ia naiki.
Ketiga pegawai istana tadi masih dengan setia mendampingi Kibum. Mereka menggiring Kibum untuk masuk ke dalam istana bersamaan peserta lainnya yang ada di belakang. Kibum berjalan paling depan.
"Gwiboon-ssi," panggil Jonghyun. Kibum pun menoleh, ia bersyukur perlahan-lahan ia sudah mulai terbiasa dengan panggilan itu.
"Ya?" sahut Kibum.
"Aku lupa mengatakannya, mulai sekarang kami bertiga adalah pengawal pribadimu."
Mata Kibum terbelalak. Ia merasa tidak nyaman ketika orang-orang berada di sampingnya terlalu dekat dengan keadaannya yang sedang menyamar. Tapi ia tidak bisa menolaknya.
"Uh-uh, baiklah. Terima kasih."
Senyum Jonghyun mengembang, "Tidak. Kau tidak perlu berterima kasih. Setiap peserta memang diwajibkan mempunyai tiga bodyguard masing-masing dan-"
Jonghyun belum sempat menyelesaikan perkataannya ketika pemimpin Sujecheon (orkestra musik tradisional Korea) memberikan isyarat pada anak buahnya untuk memainkan alat-alat musik mereka. Semuanya nampak tersentak ketika mendengar pemain mulai memainkan intro lagu tradisional. Rasa kagum juga terlihat dari wajah setiap peserta. Lagu itu mengiring mereka berjalan menuju Hanok (rumah tradisional Korea) yang sudah khusus dibangunkan untuk setiap peserta Seleksi.
Kibum masih bisa mendengar alunan nada yang lambat dari pemain Sujecheon dari Hanok yang akan ia tinggali meskipun jaraknya hampir dua ratus meter.
"Agasshi. My Lady." Kibum terkejut ketika dua dayang menyapanya. Mereka tersenyum ramah lalu menundukkan kepala mereka, seolah memberikan hormatnya pada Kibum. Sekarang Kibum sudah merasakan bagaimana menjadi seseorang yang berkasta satu atau dua.
"Ah, ya?"
"Mulai sekarang kami berdua adalah dayang pribadimu. Nama saya adalah Jung Eum. Sedangkan di sebelah kiri saya adalah Son Yejin"
Dayang Yejin memperkenalkan dirinya pada Kibum. Kibum hanya menanggapinya dengan canggung.
"Ya, salam kenal semuanya. Aku harap kita bisa bekerja sama satu sama lain. Uh, tolong, jangan anggap aku seperti kalian menganggapku sebagai anggota kerajaan. Aku belum memasuki tahap sana-atau mungkin tidak akan pernah. Tolong perlakukan aku seperti biasa."
Kedua dayang itu saling memandang. "Maafkan kami, Agasshi. Kami tidak bisa melakukannya. Mulai sekarang Anda adalah bagian dari kerajaan. Kami tidak ingin bersifat tidak sopan."
Kibum menghela nafas, "Aku tidak menyuruh kalian bersifat tidak sopan. Hanya bersikap biasa, kalian tidak perlu terlalu sering memberikan hormat padaku atau menggiringiku ke mana-mana. Maafkan aku, tapi aku tidak suka hal seperti itu."
Mereka tidak menjawab permintaan Kibum. "Baiklah, kalian boleh membuntutiku ke mana-mana, kecuali ke ruang ganti, kamar mandi, dan kamar tidur. Bagaimana? Kalau kalian tidak mematuhinya, aku akan melaporkannya dengan dayang utama kalian."
Karena merasa bersalah dan takut tidak ingin dilaporkan, kedua dayang itu pun mengangguk patuh.
Sebelum Kibum masuk ke dalam Hanok-nya, ia melihat ada bangunan Hanok lain di sebelahnya. Pemiliknya baru saja berjalan menuju ke sana. Saat itulah mata Kibum tidak sengaja bertemu dengan perempuan berambut pirang sepertinya juga. Ia tersenyum ramah pada Kibum bahkan dilengkapi dengan lambaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SELECTION - OnKey Vers.
FanficTHE SELECTION (((RE-PUBLISH))) Sebuah kompetisi dan seleksi dari kerajaan untuk mencari istri sang Putra Mahkota, Pangeran Lee Jinki. 33 peserta perempuan, berjuang untuk mendapatkan hati sang Pangeran. Salah satunya adalah Kim Kibum. Terlahir seba...