Bermain dalam tangga lagu, kau menyisakan nada yang menyakitkan.
.
.
.Dari sebuah tangisan, lalu menjadi sebuah bait cerita. Di sinilah awal mula perjalananku. Aku adalah seorang gadis yang memiliki ribuan problema dalam hidup. Tidak ada satupun dari diriku yang pantas untuk dibanggakan. Tidak, kecuali tubuhku.
Kata orang aku memiliki tubuh yang seksi. Bokong yang sintal, dan mata yang indah. Tapi, entahlah. Aku bahkan merasa tidak sebanding dengan para model seksi di luaran sana. Terlebih dengan tinggiku yang sangat minim. 160, terkadang aku merasa sangat kerdil dibanding wanita lain. Ditambah dengan pipiku yang chubby. Astaga, aku semakin merasa miris pada diriku sendiri. Well, kalian harus mengenalku terlebih dahulu.
Kim So Eun, itulah nama yang ku sandang selama 17 tahun ini. Tidak ada yang indah dalam kisahku. Kecuali ketika aku berhasil mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah menegah terkenal di kota ini,— atau sebut saja Smart Brain High School. Sekolah menengah dimana mayoritas muridnya adalah anak-anak milyarder.
Tentu menjadi pengalaman tak terbayangkan untukku ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini. Terlebih aku bukanlah putri dari seorang bangsawan. Dan aku juga bukan golongan manusia kaya raya. Aku hanya beruntung memiliki otak yang cerdas. Diantara begitu banyak manusia yang memiliki kecerdasan, aku salah satunya yang memiliki tingkat keberuntungan tertinggi. Anggap saja seperti itu.
Dan sekolahku benar-benar luar bisa. Bangunannya yang megah dan warnanya yang putih selalu saja mampu menghipnotis seluruh kesadaranku. Kalian harus tahu, setiap kali aku menginjakkan kaki ditempat ini, maka seluruh beban hidupku akan terangkat. Aku selalu merasa bahagia hanya dengan memandang ruang kelasku yang besar. Lapangan basket yang luas, serta taman belakang sekolah yang penuh dengan aneka bunga.
Tingkat tiga. Ini dimana selama satu tahun ke depan aku akan selalu menjalani ujian. Entah itu ujian tertulis ataupun ujian hidupku. Ya, seperti itulah kira-kira pola hidupku. Tidak trencana dan mengalir apa adanya. Tapi tidak juga bermakna. Sebanyak apapun aku berusaha memperbaiki masa lalu, tetap saja aku berada di tempat yang sama. Sama seperti kata ayah dulu.
Di dalam hidup ini aku tidak pernah percaya pada yang namanya Miracle. Because, itu adalah sebuah dongeng yang sangat tidak masuk akal. Tidak, setelah kedua orang tuaku direnggut secara paksa dari dunia ini. Dan,—apa aku belum memberitahu jika aku seorang yatim piatu?
Oke, kalian harus mengetahuinya. Aku hanya seorang gadis tanpa orang tua. Sejak dua tahun yang lalu aku kehilangan segalanya. Kehilangan ayah, dan kehilangan tempat tinggal. Jika kalian bertanya bagaimana aku bisa hidup, jawabannya tentu hanya dengan bekerja. Lalu di mana aku bekerja? Itu akan aku jelaskan nanti. Untuk saat ini mari nikmati cerita singkatku.
Nah, di sekolah ini aku memiliki seorang teman. Yah hanya satu, mengingat aku hanyalah seorang gadis miskin. Tidak ada yang ingin berteman dengaku kecuali satu manusia aneh itu dan para lelaki bajingan di sekolah ini. Mungkin kalimatku terlalu kasar untuk di dengar, tapi itulah kenyataannya. Para lelaki di saint ingin berdekatan denganku hanya karena lekuk tubuhku yang menggoda. Setiap hari yang mereka lakukan hanya menyentuhku secara tidak sengaja. Mulai dari mengelus jemari ku, mencium pipiku, atau bahkan meremas bokongku. Well, semua itu adalah makanan sehari-hariku untuk bertahan di tempat ini. Aku tidak pernah bisa melakukan apapun. Karena jika aku bertindak, maka aku hanya akan mendapatkan rasa malu.
Lebih dari semua yang aku sampaikan, aku ingin kalian tahu bahwa aku adalah seorang Bitch. Catat baik-baik, Bit-ch!! Aku tidak seperti yang orang-orang bayangkan. Kira-kira seperti anak manis dengan kata-kata yang lembut. No!! Aku tidak seperti itu. Aku bekerja disebuah rumah bordil terkenal di kota Wellington. Lebih tepatnya Bonton. Rumah bordil paling berjaya di negara ini. Jangan tanya bagaimana aku bisa terdampar ditempat ini, karena jawabannya hanya ayahku. Dia yang membuatku hidup ditempat kotor ini. Jika kalian membayangkan bagaimana hidupku, maka itu adalah yang sia-sia. Karena aku sendiri bahkan tidak pernah perduli pada hidupku yang hina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Gold
FanfictionStories for adults. Not for children!! Takdir yang buruk membuat ia menjalani hidup yang mengerikan. Bekerja sebagai wanita penghibur, Soeun melupakan kenyataan bahwa dirinya masih seorang pelajar. Pagi, siang, malam, ia juga membiarkan seluruh pria...