IG Eight - Alona

292 12 10
                                    

Kalo nemu typo tolong di tandainnya.
Makasih

--------------------------------------------------


Tinggalah seperti cacing di dalam tanah yang  meskipun tidak terlihat ia akan tetap menakutkan.

---------------------------------------------------








Kasak kusuk para pengguna jalan sebenarnya terdengar tidak menyenangkan di telinga.   Meski mungkin untuk sebagian orang apa yang baru saja terjadi hanya seperti drama yang sering dipertontonkan.  Menyedihkan juga memuakkan seperti cerita anak remaja.

Namun tentu saja hal itu bertolak belakang dengan dirinya. Baginya apa yang baru saja terjadi adalah hal yang paling memalukan dan tidak pantas untuk disaksikan. Terlebih lagi udara malam terasa begitu menusuk kulit. Sepatu yang hampir menutupi separuh pergelangan kaki bahkan tidak mampu mengurangi getar lada tubuh. 

Alona mengeratkan baju hangatnya. Tubuhnya menggigil berkat sapuan angin. Tetapi rasa marah membuat seluruh hatinya terasa panas. Ia kemudian menarik menarik napasnya teratur selama satu menit, sebelum akhirnya menatap Francine penuh rasa jijik dan kesal. 

Frincine sendiri masih sibuk memainkan ponselnya, nampak menghubungi seseorang. Lalu setelah beberapa detik pria itu mengaung layaknya singa yang lapar. 

Alona tertawa hambar.  Beberapa jam yang lalu pria itu memompa labianya dengan begitu brutal.  Francine juga memuja tubuhnya dengan mengatakan bahwa pria itu mungkin akan sakit bila tidak bertemu dengan dirinya meski hanya satu malam. Tapi lihat sekarang. Alona mengumpat dengan kasar manakala pria itu justru bersikap seperti akan segera mati hanya karena ditinggalkan oleh seorang siswi sekolah menengah. 

"Apa dia jalang barumu? Sepertinya kau akan segera mati sekarang." cibir Alona. 

Mata keriput itu terlihat penuh kemarahan dan rasa tidak terima.  Francine kemudian mendengus lirih, sebelum akhirnya menatapnya remeh.  Angin masih berhembus dengan kencang membuat anak-anak rambut Alona bermain dengan liar, seolah mereka menikmati melodi gerak bibir para pencari berita. 

"Jalang? Siapa yang kau maksud?" 

Pria itu mengangkat kepalanya, menatap diri Alona untuk sesaat. Namun kemudian kembali memainkan ponselnya. Seperti tidak berniat berbicara kepadanya. Tidak seperti malam-malam sebelumnya dimana Francine akan dengan senang hati memeluknya semalaman dan mendengarkan seluruh isi hatinya.  

Mengingat itu membuat sudut hati Alona semakin memanas. "Tentu saja gadis yang melarikan diri itu. Kau pikir ada berapa gadis di sini?" 

Andai saja beberapa saat yang lalu ia tidak sedang berada bersama pelanggan setianya, mungkin saat ini Alona tidak akan pernah mengetahui siapa sebenarnya seorang Francine.  Si pria busuk yang begitu lihai berkelit. 

"Di tempat ini terdapat banyak gadis manis. Lalu siapa yang kau maksud. Bahkan yang melarikan diri dariku juga ada kau." jawab Francine santai. 

Alona mati-matian menahan diri untuk tidak melemparkan heels mahalnya tepat ke kepala tua bangka itu. 

"Cih, kau tahu siapa yang aku maksud tanpa perlu aku menyebutkan namanya."

"Tidak. Dia tidak sama sepertimu sayang.  Dia calon istriku." 

Alona menipiskan bibirnya. 

Apa kata pria itu? Calon istri. Alona melengkungkan bibirnya miring. 

Invisible GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang