Berbeda dari persembunyian. Kediaman yang terlihat manis juga menjadi sarang para iblis.
Suaranya, aku seperti mengenalnya.
— Kim So Eun
-------------------------------------------------Perubahan jaman tidak mampu mengubah sebuah pemikiran yang sempit. Kadang kala sesuatu yang dirapalkan oleh otak itu sendiri, justru akan membawa manusia jatuh ke dalam sebuah lembah yang dapat juga disebutkan sebagi ketakutan. Manusia jelas mengetahui bahwa setiap pemikiran tidaklah akan selalu sesuai dengan kenyataan. Tahun-tahun yang terlewati pun jauh dari sebuah kenangan. Rasa sakit mungkin tidak akan pernah lenyap. Tapi setidaknya rasa baik-baik saja akan lebih kuat dari sebuah jeritan.
Gadis ini memandang gelap. Ada rasa takut yang terselip, namun sang kaki tetap menapak; mencoba menantang dengan sedikit keberanian. Francine memang bajingan, namun sekasar apapun pria itu, Soeun yakin tangan tidak akan melayang. Setidaknya tidak di muka umum, dan menjadikan dirinya sebagai tontonan.
Jabatan dalam dunia kekuasaan adalah segalanya. Kedudukan tidak akan bisa digantikan, meski Tuhan menjatuhkan bom di atas kepala. Soeun tahu betul apa yang ada di dalam kepala Francine. Selain sex, pria itu juga menjaga kehormatan dan nama baiknya. Terlebih seluruh keluarganya adalah makhluk terpandang yang cukup di puja-puja.
Lexsus, Ariamhe, Jordans, atau Servadona; Model profesional yang di kenal dunia. Akan sangat memakukan jika tua bangka menjijikkan itu bermain kasar, terlebih kepada seorang jalang ternama. Siapa yang tidak mengenal Lazuard? Soeun yakin seluruh pria yang kini tengah menatapnya pasti mengenali, dan paham akan situasi. Francine adalah iblis pemaksa di Bon Ton, dan tidak ada seorang pun manusia yang berani melawan kehendaknya. Semua orang akan bersikap seperti tuli ketika pria bermata tajam itu memperlihatkan taring kekuasaan.
"Apa kau menciba membangkang Ash?"
Membangkang? Soeun berdecak. Bibir Francine berbisa seperti ular.
"Aku tidak ingat jika jadwalku berubah menjadi malam. Menjauh dariku!!"
Soeun bergerak menyamping. Menghindari tarikan terkutuk tangan keriput pria yang tidak tahu malu itu. Ia menebalkan kepercayaan dirinya, dan bergerak lebih banyak ketika Francine kembali mencoba meraih jemarinya. Pria tua itu, demi Tuhan, untuk pertama kalinya Soeun jijik. Perut seakan bergejolak, menolak untuk berada satu atap dengan pelanggan setianya itu.
"Sampah tidak memiliki jadwal sayang. Kau bahkan bukan seorang pejabat."
"Sialan!! Jangan mendekat!!"
"Kau takut? Bukankah kita melakukan hal yang jauh lebih dari ini. Ayolah sayang, orang-orang memperhatikan."
Gosh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Gold
FanfictionStories for adults. Not for children!! Takdir yang buruk membuat ia menjalani hidup yang mengerikan. Bekerja sebagai wanita penghibur, Soeun melupakan kenyataan bahwa dirinya masih seorang pelajar. Pagi, siang, malam, ia juga membiarkan seluruh pria...