Chap 2: Captain

7.5K 973 367
                                    

(A/N)

Megumi telat apdet!!! Alasan: lupa :(

Kebiasaan apdet hari Sabtu. Sekalinya publish hari Kamis, langsung lupa buat apdet. Gomenne :(((

Jaa, silahkan dinikmati chap 2 nya. Maap yah, chap kali ini kurang begitu greget :"

.

.

.

(Y/N) duduk di atas tempat tidur UKS. Tangannya terulur, tengah diobati oleh penjaga UKS. Tangannya mulai dililiti oleh perban.

"Apa yang kau lakukan sampai tanganmu bisa berdarah seperti ini?" omel penjaga UKS sembari mengobati tangannya. "Terlalu memaksakan diri?"

"Tidak juga. Ini sudah... biasa... bagiku."

(Y/N) bergidik ngeri. Ia melihat Kageyama yang tengah memelototinya persis seperti maling sendal yang ketahuan mencuri.

S-Sasuga ousama. Hawanya benar benar mencekam.

"Dengan begini sudah selesai. Lain kali jangan terlalu memaksakan diri." si penjaga UKS tersenyum ramah. "Arra Kageyama-kun? Kau juga sakit? Kemarilah biar kuobati."

"Aku tidak sakit."

"J-Jadi, ada urusan apa datang ke UKS? Kau perlu sesuatu denganku?"

"Aku hanya menemaninya pergi ke UKS." telunjuk Kageyama mengarah tepat ke (Y/N).

"Hee?" si penjaga UKS terkejut.

Tentu saja, siapa yang tak tahu sifat dingin Kageyama sampai sampai ia jarang punya teman?

"Baiklah kalau begitu, aku pamit keluar. Ada urusan yang harus aku lakukan," ia berdiri dan mulai membenahi peralatan medis. "Ah, lukamu sudah baik baik saja. Kau boleh kembali sekarang."

(Y/N) mengangguk pelan sambil tersenyum sebagai jawaban. "Terima kasih banyak"

"Terima kasih kembali~ Lain kali, jangan terlalu memaksakan diri lagi, oke?"

"Eh? T-Tungg—"

Ceklek! Pintu UKS ditutup, menyisakan (Y/N) dan Kageyama yang masih ada disana.

Gawat. Aku malah ditinggal berdua dengan ousama, (Y/N) sweatdrop.

"..."

"..."

Tak ada inisiatif dari keduanya untuk membuka pembicaraan. Suasana yang hening itu terasa begitu kikuk dan tak nyaman.

"Bagaimana tanganmu?" (Y/N) terlonjak kaget saat Kageyama tiba tiba bertanya.

"Uhm. Sudah lebih baik. Terima kasih untukmu," jawab (Y/N) kaku.

"Kau terlalu menuruti ucapan si boke itu. Terkadang semangat anak itu terlalu menggebu gebu. Aku tak melarangmu jika kau ingin menghajarnya."

"Mana mungkin aku melakukan itu," (Y/N) tersenyum tipis. "Oh ya, ousa—"

"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu." potong Kageyama tegas, membuat (Y/N) bergidik ngeri..

"B-Baiklah, Kageyama-san. Ano... Soal peristiwa kemarin..." (Y/N) menunduk bersalah. "Aku benar benar minta maaf."

Tak ada respon dari lawan bicara. (Y/N) semakin takut kalau ia benar benar membuat Kageyama benci padanya karena ketidak sengajaan itu.

"Harusnya aku yang bilang begitu" Kageyama buka suara. "Warui na, sudah menakutimu kemarin. Aku sedang tak bisa berpikir jernih dalam beberapa hari ini."

His Queen [Kageyama x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang