"Ya, aku tahu! Kau pemain berbakat yang bodoh! Itu karena kau menanggung semuanya sendirian!"
(Y/N) duduk bertumpu dagu. Memandang lesu deretan huruf serta angka di buku cetaknya. Sementara matanya menatap kesana, pikirannya melayang entah kemana.
Memangnya apa salahnya menanggung beban sendirian? (Y/N) membolak-balikkan halaman buku karena rasa jenuh yang memenuhi kepalanya.
Aku heran kenapa dia bisa semarah itu.
"Etto... Ada yang bisa membacakan teks ini?" telinga (Y/N) tuli terhadap suara lain yang ada di sekitarnya, bahkan termasuk suara sensei-nya.
Dia bahkan mengatakanku bodoh, (Y/N) mengambil pensil, kemudian memainkannya. Kupikir... apa yang kulakukan selama ini tidak salah.
Mata (Y/N) membulat saat merasakan seseorang mengguncang-guncangkan mejanya. Tak begitu kuat, tapi berhasil membuat jantungnya hampir meloncat keluar.
Salahkan orang yang duduk di depannya, Tsukishima Kei. Tatapan penuh kekesalan dilayangkan ke arahnya.
"Kau benar benar tuli ya?" bisikan Tsukishima persis seperti bisikan bisikan setan di telinganya. "Sensei memanggilmu berkali kali lho."
"E-Eh? H-Hai'!" reflek, (Y/N) berdiri secepat kilat. "T-Tsukishima-san, teksnya halaman berapa?"
"Heh, salah kau sendiri yang tak memperhatikan," bukannya membantu, Tsukishima malah membalikkan badan dan kembali menghadap papan tulis.
Sialan, (Y/N) mengumpat dalam hati. Etto... etto..., (Y/N) melirik 3 digit angka yang tercetak di sudut kanan bawah buku Tsukishima yang ada dihadapannya.
104!
"S-Sinar mentari pagi masuk melewati jendela kamar Noriko. Merasakan hangatnya mentari pagi membuat Noriko terbangun dari mimpi indahnya" dengan sedikit gugup, (Y/N) membacakan teks yang ada di buku. "Aroma masakan Ibu membuatnya tergerak untuk beranjak dari tempat tidur. Noriko lalu..."
.
.
.
Kriiinngg!!!
(Oke, saia bingung menjabarkan bunyinya gmn)
"Tsukki! Ayo kita makan bersama!"
Sembari (Y/N) mengambil earphone dari tasnya, ditatapnya pemandangan yang cukup familiar baginya itu. Yamaguchi yang mengajak Tsukishima makan bersama. Nah, kalau Tsukishima yang mengajak Yamagcuhi makan bersama, itu baru pemandangan langka.
"Yamaguchi, urusai," jawaban yang sama pula yang diberikan orang salty itu setiap harinya.
(Y/N) memakai earphone, lalu mengambil buku novel yang ada dalam lacinya.
"Wakatta, aku pergi sebentar ke kantin untuk membeli air. Kau mau titip sesuatu?"
"...satu air dan satu roti"
Setelahnya, (Y/N) tak mendengar apapun selain lagu yang tengah ia putar saat ini.
🎵Yureru kagerou suberidasu ase
Hibikiau koe tatakiau kata
Aketa mado kara sora ni tazuneta
Oretachi kono natsu dou nandai ne Mr.Future?🎵
Tak lama setelah itu, (Y/N) mulai tenggelam dalam dunianya sendiri. Buku novel yang bertemakan persahabatan, ditambah dengan alunan musik membuat dirinya tak ingat lagi dengan dunia luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Queen [Kageyama x Reader]
Hayran KurguApa jadinya jika pemain voli sehebat Kageyama, bertemu dengan seorang pemain basket seperti (Y/N)? Tak pernah terbayangkan bagaimana mereka yang tak pernah saling mengenal sejak SMP, tiba tiba saja dipertemukan di SMA Karasuno. Siapa sangka kecintaa...