Part 9

3.1K 448 281
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.
.

"Kamu curiga sama Kak Chaelin?" tanya Wendy.

Chanyeol mengangguk.

"Tapi kenapa?" tanya Wendy lagi. "Apa gara-gara penampilan Kak Chaelin? Kak Chaelin emang seram banget. Eyeliner yang dipakai agak tebal sih. Tapi masa gara-gara itu aja kamu curiga sama dia?"

Chanyeol menggeleng sambil menahan tawa. Astaga, Wendy ini polos banget. Tidak mungkin lah dia curiga hanya karena penampilan Chaelin yang sedikit berlebihan.

"Bukan begitu, Wen. Tadi pas aku lagi mengikat tali sepatu, cewek itu memergoki kita masuk ke sini. Tapi aneh gitu gelagatnya."

Memang benar, Chaelin terlihat sangat mencurigakan. Mata sipit gadis itu nampak sedikit terbelalak, kedua tangannya saling mengepal di sisi tubuh, dan jika Chanyeol tidak salah lihat, Chaelin sempat menggertakan gigi sebelum pergi meninggalkannya.

Meskipun begitu, Chanyeol belum bisa menyimpulkan jika Chaelin adalah dalang di balik peristiwa hilangnya murid-murid di sini.

"Mungkin cuma perasaan kamu aja, Chae." ujar Wendy. "Selama aku di asrama ini, kakak itu gak pernah terlihat mencurigakan sih."

"Oh, mungkin kali ya." Chanyeol mengangkat bahu sekilas. Meskipun Wendy berkata demikian, Chanyeol akan tetap mengawasi gadis itu. Entah mengapa Chanyeol sangat yakin jika Chaelin ada hubungannya dengan semua ini.

Wendy mengamati sekelilingnya. "Tempat ini kayak ruang bawah tanah ya."

Chanyeol ikut mengamati sekelilingnya, lalu mengangguk. Benar kata Wendy, ruangan ini seperti ruang bawah tanah. Bedanya, ruangan ini tidak memakai obor, melainkan lampu. Di hadapan mereka, ada sebuah lorong panjang yang agak gelap.

Chanyeol mengamati setiap sudut ruangan. Dia harus memastikan tidak ada CCTV atau alat penyadap lain di ruangan ini.

"Aman. Ayo kita jalan ke sana!" ujar Chanyeol setelah memastikan keadaan telah aman.

Wendy mengangguk. Mereka berjalan menyusuri lorong itu. Wendy di depan, Chanyeol di belakang. Perjalanan mereka memakan waktu lumayan lama karena lorong tersebut sangat panjang.

"Chae, kayaknya kita hampir sampai deh. Ada sinar di sana." Wendy menunjuk sebuah cahaya kecil di tengah kegelapan.

"Bagus. Ayo, kita cepat ke sana!" Chanyeol berjalan ke samping Wendy dan menarik tangan gadis itu, mengajak Wendy untuk berlari kecil menuju ke sumber cahaya.

Chanyeol dan Wendy berhenti berlari ketika telah sampai. Di hadapan mereka, ada sebuah lemari yang terkunci rapat.

Keduanya saling bertatapan dan mengerutkan dahi. Di dalam kepala mereka, tertulis pertanyaan yang sama, apa isi lemari itu?

"Gimana nih, Chae? Lemarinya dikunci. Kita gak akan bisa tau isinya." Wendy menghela napas.

Chanyeol tidak menjawab. Dia mengeluarkan sebuah benda ㅡsemacam kunciㅡ dari saku rok.

"Eh? Itu apaan, Chae?" tanya Wendy.

Chanyeol tersenyum. "Cuma kunci biasa." lalu dia berjalan ke arah lemari tersebut dan memasukkan ujung kunci di lubang yang ada di pintu lemari. Setelah memutar kunci selama beberapa saat, pintu lemari pun terbuka.

▶Concealed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang