07

40 7 0
                                    


Sedari tadi guanlin nggak buka pembicaraan, cuman nungguin jihoon yang nopang dagunya di meja kantin, pandanganya kosong ke depan tanpa kata
“h-hyung..??” guanlin mberaniin diri buat mulai bicara
“apa yang kau fikirkan sekarang?” jihoon noleh dan ndapatin muka polos guanlin di depanya
“aku? Hanya memikirkan bagai mana bisa ada orang seperti daehwi, aku bahkan tidak tega melihat senyum lebarnya, aku merasa bersalah padanya”
“kau tidak seharusnya merasa bersalah, toh kau sudah mencoba yang terbaik, itu juga hak baejin untuk mencintai siapapun.. daehwi juga tidak membencimu.. “
“karena itu aku merasa bersalah... dia bahkan tidak membenciku, jika aku di posisi baejin, aku bahkan tidak akan pernah melepaskan genggaman tanganku dari tangan daehwi.. “
“walau bagaimana pun daehwi itu tidak berbeda dengan baejin” seketika jihoon kembali menoleh pada guanlin dengan tatapan serius
“bahkan dia juga tidak mengerti samuel” jihoon mengedipkan matanya beberapa kali
“kau benar juga.. “ jihoon kembali mengehela nafasnya dan kembali menunduk
“tapi hyung.. kau .. apa sudah tidak marah denganku?”
“aku..?? aku tidak perna marah dengan siapapun, terkadang aku memiliki waktu di mana aku harus menyalahankan beberapa orang untuk membuatku tenang, tapi aku akan melupakanya dalam waktu singkat, aku tau semuanya, hanya aku terlalu takut jika aku mengakhirinya dengan cepat dan terkesan tanpa alasan.. di sini aku mulai percaya bahwa first love itu tidak pernah berhasil” guanlin hanya mengangguk
“tapi walau bagai manapun aku minta maaf.. aku tau jika aku tidak menyanyikan lagu itu, mereka tidak akan mengatakan semuanya.. “
“ahaha apa yang kau katakan aku bahkan sudah mengetahuinya sejak lama, hanya aku saja yang selalu menutup indraku untuk menerima semua kenyataan itu.. aku sangat bodoh kan.. “ mereka kembali hening.. hingga beberapa detik kemudian jihoon mulai menoleh pada guanlin yang tanpa ekspresi itu
“kau.. sekarang apa masih memiliki perasaan yang sama untukku?” seketika wajah polos guanlin berubah, matanya bergerak mencari jawaban sedangkan tatapan jihoon semakin membuatnya gugup
“aku.. a-aku.. aku tidak mudah berubah.. “
“benarkah..?? kenapa kau menyukaiku?”
“aku menyukai seseorang tanpa sebab, aku hanya melihatmu dan aku menyukaimu.. tidak ada alsan lain, hanya hatiku yang terus menariku padamu.. “ seketika jihoon tersenyum manis, pipinya memerah
“kau sangat imut.. aku mungkin bisa menerimanya setelah beberapa waktu.. fighting.. !!” guanlin tersenyum dan merebahkan kepalanya di meja
“eheyy ada apa denganmu? Kau malu? Heyy aku yang seharusnya malu, kenapa kau malah yang bersembunyi .. guanlin.. ahahaha” mereka tertawa di tengah tengah kesunyian kantin yang kosong
.
.
.

“akhh !!” samuel terus menahan sakit kepalanya di toilet uks, beberapa kali daehwi sama mark mengetuk pintu toilet untuk memastikan samuel baik2 aja
“sam.. lo nggak apa apa? Kok lama bener?”
“elah kalian berdua diem gih.. gua lagi boker juga.. !!”
“muel kalok bo’ong hwi marah loh.. !”
“udah diem gih.. kalian mau gua boker di luar?” geli sih dengernya, tapi yang mau gimana lagi, orang khawatir mah nggak perduli apap apa, sementara samuel ngatur nafasnya dan diam sejenak netralin badanya, ngatur ekspresi muka dan terus nahan sakit kepalanya sampe dia jatuh ke lantai
‘please jangan sekarang.. gua nggak boleh pinsan.. sumpah gua nggak boleh pinsan kalok nggak gua bisa buat daehwi khawatir.. ‘ batin samuel yang terus nahan suapaya nggak pinsan.
Sedangkan di luar baejin mulai bangun dari tidurnya
“hyung? Kau sudah bangun? Mau ku bawakan sesuatu?” baejin tidak menjawab dan malah berusaha untuk bangun dari kasurnya
“hyung.. mau ke mana? Kau belum sepenuhnya sehat” daehwi membantu baejin untuk berdiri dan saat itu juga samuel keluar dari kamar mandi, saat itu sebuah kontak mata tidak sengaja terjadi antara baejin dan samuel
“hyung di sini saja dulu.. “ dengan cepat baejin menepis tangan daehwi hingga daehwi jatuh ke lantai dan pergi dari sana tanpa kata.

“hwi lo ngga apa apa?” mark yang memang di sebelah daehwi langsung mbantu daehwi buat berdiri dan daehwi cuman jawab dengan gelengan kepala
Samuel ndeketin daehwi dan megang pundak dia
“hwi.. cari orang lain kalau orang itu nggak menghargai kita.. “ daehwi cuman nunduk sambil hela nafas
“denger hwi, guan ggak apa apa kalok dia sekedar cuekin kamu, toh itu juga pertama kali buatmu, tapi nggak kalok nyakitin kamu kayak gini.. “
“nggak kok muel.. hwi nggak apa apa.. nggak usah khawatir, toh ini kan yang pertama jadi bisa mbentuk kenangan pertama”
“toh sekarang kamu juga udah tau kalok cuman jadi kenangan”
“kok muel gitu si ngomongnya..”
“ng-ngakk hwii.. nggak maksudnya gitu.. hwi hwi. !!” samuel mberantakin rambutnya sediri sambil teriak frustasi saat liat daehwi yang lari gitu aja tanpa ndengerin ucapan samuel sampe selesai

Please don't make me cryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang