09

42 6 0
                                    


“woah.. woahh woahh.. yak yak yak.. bae jinyoung!! Kau..  “  jaehwan nggak nyate yang seketika bikin semua orang yang ada di sana pada fokus sama dia
“wahh hot nyus bro.. bae jinyoung bisa ketawa.. “ baejin beku seketika begitu juga sama daehwi, jihoon and samuel. guanlin mah bodo amat dia fokus sana nasi gorengnya

seketika mereka semua kecuali baejin pada lari ke jaehwan buat liat video daehwi masak tadi yang dari awal sampe akhir nggak sengaja baejin ke rekam
Seketika mereka semua pada heboh sama ekspresi syok yang di lebay lebayin.. [zoom ong]
Baejin cuman diem nyoba buat nggak ndengerin apapun yang mereka semua bicarain di sana

Hingga akhirnya di tarohin gitu aja mangkuk nasi dia dan keluar dari sana and duduk di ayunan, dan diem di sana nyandarin kepalanya di tali ayunan itu, dia cukup bingung kenapa dia bisa tertawa tadi? Bayanganya mulai mengingat sesuatu, seolah masa lalu datang menghampirinya, seseorang yang dulu bisa membuatnya tertawa sekarang sepertinya sudah tidak mungkin kembali,

hanya itu yang di fikirkan baejin selama ini lalu apa yang terjadi sekarang?
Kembali baejin merasa dirinya sangat bodoh, dadaya terasa sesak saat mengingat insiden malam itu di mana orang yang sangat dia sayang harus jatuh dari gedung karena dia sendiri, air mata baejin jatuh satu per satu hinggak seseorang memegang pundaknya dari belakang, membuatnya seketika menghapus air mata nya
“hyung.. habiskan makananmu.. kau bahkan belum makan lebih dari setengahnya” daehwi tersenyum manis dan duduk di ayunan sebelah baejin, baejin sama sekali tidak menyentuh mangkuk itu dan memaligkan wajahnya..

“kau marah padaku? Bahkan aku sama sekali tidak mengendalikan tingkahmu hyung.. kau tersenyum karena kemauanmu sendiri..” baejin menatapnya beberapa detik
“bisa kau pergi saja.. aku benar benar tidak menginginkanmu di sini” daehwi menghela nafasnya dan kembali tersenyum
“hyung.. aku hanya ingin kau tidak sakit”

“kau menyukaiku?” daehwi hanya diam dan tidak berani menatap baejin
“selama ini kau melakukan apapun, bisa kau minta satu hal darimu sekarang?” daehwi perlahan menoleh pada baejin
“bisa kau jauhkan jihoon dari guanlin?” ‘deg!’ jantung daehwi seakan berhenti berdetak, daehwi menggelengkan kepalanya

“hyung.. aku tidak bisa melakukan itu, jihoon hyung memiliki perasaanya sendiri.. kau tidak bisa memaksanya untuk bersamamu.. kejarlah dia dengan cara yang baik, dengan menjauhkanya pada guanlin itu tidak akan bisa membantumu.. jika kau ingin memilikinya maka buatlah dia mencintaimu.. bukanya  membencimu.. kau tidak bisa memaksanya seperti itu “ baejin semakin menatap daehwi

“lalu kenapa kau memaksaku.. ?” daehwi hanya tersenyum
“hyung.. aku hanya menunjukanya, tidak memaksamu.. terserah padamu mau membalasnya atau tidak, aku hanya akan terus menyukaimu walau kau tidak perduli, aku hanya terus perduli padamu walau kau menolaknya, cukup aku bisa melihatmu baik baik saja aku akan

berterimakasih padamu... itu caraku mencintai mu” baejin terdiam, matanya bergerak ke sana ke mari, hingga akhirnya dia memalingkan wajahnya dari daehwi dan pergi begitu saja membuat daehwi menghela nafas nya sekali lagi, daehwi hanya mengayunkan ayunan itu perlahan dan menatap bulan di depanya yang bersinar terang.

‘Selama ini aku berfikir aku masih juga belum mengerti apa itu cinta hingga aku tidak bisa lebih dekat denganmu, tapi kenpa hatiku terus menerus berdebar saat bersamamu? Setiap saat aku terbayang oleh mu lagi aku tidak bisa lepas darimu, cinta yang tidak mempunyai harapan ini.. perasaanku terasa sangat sakit..
Setiap saat hanya kau yang aku pikirkan, ini terlihat menyedihkan dan bodoh tapi apa yang harus aku lakukan? Perasaan ini mengikuti perasaan cinta apa yang harus aku lakukan? Aku merasa sakit setiap saatnya.

Sinar bulan terlihat sangat indah, aku tidak bisa menghindarinya, aku ingin bersandar padamu senbentar saja tapi kau pergi tanpa kata membuat bulan itu menciptakan sinar yang terasa kosong.’ batin daehwi terus berbicara tanpa satu orangpun yang mendengarnya membuat air matanya jatuh perlahan, kepalanya bersandar pada tali ayunan itu dan kembali mengayunkan ayunan itu sedikit lebih kuat hingga dia merasakan seseorang mendorong ayunanya dengan pelan

Please don't make me cryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang