"Kino, kau datang?"
Soyeon mengulas senyumannya saat melihat Kino memasuki kamar inapnya.
"Aku baik-baik saja. Seharusnya kau tak perlu datang kesini." ucap Soyeon lagi.
Kino hanya diam. Ia berjalan mendekati ranjang Soyeon dengan penuh senyum paksaan di wajahnya.
Sungguh. Ia tak bisa mempercayai apa yang baru saja ia dengar.
Soyeon, hamil?
Dengan siapa?
Dan apa gadis itu tahu tentang kehamilannya?
Kino menghembuskan nafasnya kasar. Ia melirik sekilas perut Soyeon yang memang terlihat sedikit buncit.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Kino datar.
"Aku? Tentu saja aku baik. Aku hanya kelelahan seperti kemarin Kino. Tak perlu khawatir."
"Siapa yang melakukannya?" tanya Kino lagi.
Kino tak lagi memperlihatkan senyuman palsunya. Ia menatap Soyeon dingin. Ada perasaan kecewa bercampur sedih di dalam dirinya. Entahlah, Kino juga tak mengerti.
"Melakukan apa?" Soyeon mengerutkan dahinya.
Sedetik kemudian, Soyeon mulai memahami situasi itu.
Jika dilihat dari raut wajah Kino yang tak seperti biasanya dan ia juga menanyakan hal aneh, sudah sangat pasti Kino tahu tentang kehamilannya bukan?
Kino juga terus saja melirik perutnya yang berbalut selimut rumah sakit. Soyeon yakin, Kino pasti sudah mengetahui semuanya.
Soyeon menunduk dan tersenyum kecut setelahnya. "Apa dokter itu yang memberitahumu?"
"Sialan!" umpat Soyeon pelan.
Kino mengusap wajahnya kasar. Ia berniat keluar dari kamar inap Soyeon, tapi tangan gadis itu sudah lebih dulu mencegahnya.
"Aku akan menjelaskan semuanya padamu, Kino. Jadi tolong dengarkan aku." rengek Soyeon.
Kino berbalik dan menatap mata Soyeon lagi. "Kau tidak perlu menjelaskan apapun padaku, Soyeon-ah.."
Soyeon terisak. Ia menangis sambil tetap menggengam tangan Kino.
Kino mengusap rambut Soyeon pelan. Jujur saja ia tak bisa melihat seorang wanita menangis. Terlebih lagi wanita itu adalah Soyeon.
"Apa kau membenciku sekarang? Apa kau akan menjauh dariku?" tanya Soyeon disela-sela tangisannya.
"Tentu saja seorang Kang Kino akan menjauhi wanita hamil sepertiku. Kau puas sekarang? Kau sudah membuat semua orang menjadi menjauhiku!"
"Aku benci padamu! Kenapa monster sepertimu ada didalam perutku? Kenapa?!!!"
Soyeon histeris. Ia menangis sejadi-jadinya sambil terus memukuli perutnya sendiri.
Kino yang melihat hal itu, langsung menarik Soyeon ke dalam pelukannya.
"Lepaskan aku, Kino!!"
"Tenanglah, Soyeon-ah.."
Soyeon terus saja berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Kino. Tapi tenaganya tak bisa menandingi tenaga Kino yang memeluknya dengan sangat erat.
"Kumohon, jangan seperti ini Soyeon-ah.."
Soyeon melemah. Ia tak lagi meronta ingin terlepas dari pelukan Kino. Soyeon lebih memilih untuk menangis di dalam dekapan pria itu.
"Semua orang membenci dan menjauhiku karena bayi ini, Kino." ucap Soyeon lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet [Kang Kino]
FanfictionViolet, sebuah warna yang memberikan kesan magis sekaligus dingin bagi siapapun yang hanya meliriknya. Namun, Violet juga akan memberikan kesan kehangatan dan kebahagiaan jika melihatnya dan memperhatikannya dengan seksama. Seperti dia, pria Violet...