Setelah mendengar penjelasan dari Wooseok, Kino buru-buru mendatangi rumah Soyeon.
Agar semuanya semakin jelas, Kino harus mendengarnya langsung dari mulut Soyeon.
Tak ketinggalan, Wooseok pun juga ikut bersama Kino. Jika benar semua kekacauan yang terjadi diantara Kino dan Hyebin disebabkan oleh Soyeon, bukankah itu sudah sangat keterlaluan?
Hyebin dan Kino harus berpisah karena masalah yang sama sekali tak dilakukan oleh Hyebin.
"Bicarakan ini pelan-pelan, hyung. Jangan terburu-buru emosi." ucap Wooseok menenangkan.
Tentu saja Kino emosi. Jika terbukti Soyeon membohongi dirinya dengan cara yang tidak masuk akal seperti ini, maka Kino tidak akan bisa memaafkan Soyeon dan juga dirinya sendiri.
Kino menyuruh Wooseok untuk tetap di dalam mobilnya. Ia ingin menyelesaikan semua ini sendiri.
"Kino-ya!" Soyeon yang baru saja membukakan pintu, terlihat sangat antusias saat melihat siapa orang yang datang kerumahnya malam ini.
"Bisa kita bicara sebentar?" ujar Kino santai.
"Tentu saja. Aku akan ganti baju dulu, sekalian kita pergi ke club ya?"
"Tidak perlu. Cukup disini saja."
Soyeon mendengus. Ia memaksakan senyumannya dan beralih menggenggam tangan Kino. "Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"
"Kau tidak pernah membohongiku kan?" tanya Kino.
"Mana mungkin aku membohongimu, Kino-ya.. Memangnya apa yang harus aku sembuyikan darimu?"
"Lalu, apa benar Hyebin yang mendorongmu?"
Soyeon tampak berpikir, mencari jawaban dari pertanyaan Kino barusan. "Tidak. Aku hampir tidak pernah bertemu dengannya."
Kino mengerutkan dahinya. "Apa?"
Wooseok yang sudah tidak tahan, keluar dari dalam mobil Kino dan ikut masuk kedalam pembicaraan kedua orang itu.
"Lihat kan, hyung? Dia berbohong!"
Soyeon terkejut dengan kemunculan Wooseok yang tiba-tiba menuduhnya berbohong. "Apa maksudmu, Wooseok-ah?"
Kino mengepalkan tangannya. Ia menepis tangan Soyeon kasar dan langsung menatapnya tajam. "Kau bilang padaku jika Hyebin mendorongmu dan itu menyebabkan kau mengalami keguguran. Kau lupa dengan ucapanmu sendiri?"
Soyeon membulatkan matanya. Kino benar, bagaimana Soyeon bisa melupakan kebohongannya yang satu ini? Bagaimana bisa ia termakan oleh umpannya sendiri?
"Tidak, maksudku Hyebin benar-benar mendorongku waktu itu dan aku sudah memaafkannya. Jadi aku tidak perlu mengingatnya lagi bukan?"
"Soyeon noona.. Hyebin tidak pernah mendorongmu! Berhenti berbohong seperti ini!" kesal Wooseok.
"Kau tahu apa hah?"
"Hey.. Aku yang membawamu ke rumah sakit waktu itu. Aku melihat semua yang terjadi. Kau terjatuh bukan karena Hyebin mendorongmu tapi karena kau yang terlalu bersemangat menjambak rambut Hyebin!"
Soyeon menelan ludahnya susah payah. Ia juga melupakan hal yang satu ini. Soyeon lupa jika Wooseok juga berada disana waktu itu.
"Apa benar semua yang dikatakan Wooseok?" tanya Kino lagi.
"Kino, aku bisa jelaskan padamu. It-"
"KAU BERBOHONG!" bentak Kino.
Mata Kino memanas. Ia menendang pot bunga yang berada tak jauh dari kakinya dengan sangat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet [Kang Kino]
FanfictionViolet, sebuah warna yang memberikan kesan magis sekaligus dingin bagi siapapun yang hanya meliriknya. Namun, Violet juga akan memberikan kesan kehangatan dan kebahagiaan jika melihatnya dan memperhatikannya dengan seksama. Seperti dia, pria Violet...