Part 30

2.1K 304 52
                                    

Semenjak kejadian pertengkaran di bawah air hujan beberapa hari yang lalu, Kino menjadi berubah.

Kino selalu menghindar dan mendiamkan istrinya.

Ia bahkan juga jarang berada di rumah dan lebih sering pulang terlambat.

Jika perubahan sikap Kino karena Hyebin berpelukan dengan Minho, bukankah itu terlalu berlebihan?

Bukankah apa yang Kino lakukan jauh lebih menyakitkan?

Hyebin pun hanya diam. Ia tak berniat untuk mengajak Kino berbicara dulu atau meminta maaf terlebih dulu. Karena menurut Hyebin, apa yang terjadi saat ini bukanlah kesalahannya.

Namun kali ini berbeda. Kesabaran Hyebin sudah mulai habis.

Ia tak tahan jika Kino terus mendiamkannya hanya karena masalah yang pria itu buat sendiri.

"Kita perlu bicara." ucap Hyebin sesaat setelah memasuki kamar Kino.

Kino yang sedang berbaring diatas ranjangnya, menatap Hyebin sekilas dan kembali fokus pada layar ponsel miliknya.

"Aku lelah." balas Kino.

"Hanya 10 menit. Tidak, hanya 5 menit. Aku ingin bicara denganmu."

Kino mendengus. Ia meletakkan ponselnya dan beralih berdiri di depan istrinya.

"Hanya 5 menit. Cepat katakan." ujar Kino datar.

"Baiklah. Sampai ka- tunggu dulu. Ada apa dengan rambutmu?" tanya Hyebin heran.

Hyebin membulatkan matanya tak percaya. Ia baru menyadari jika Kino merubah warna rambutnya menjadi kekuningan.

"Kino-ya.. Kau mewarnai rambutmu? Siapa yang menyuruhnya? Wooseok kah?"

"Dan apa ini?"

Hyebin memungut sebuah bungkus rokok kosong yang tergeletak di bawah ranjang Kino dan terkejut setelahnya.

"Kau merokok?!" tanya Hyebin lagi.

Kino memutar bola matanya malas. Ia sedang dalam mood yang kurang baik. Hyebin yang cerewet seperti ini malah membuatnya semakin tambah kesal.

"Waktumu 5 menit sudah habis. Sekarang keluar dari kamarku." ujar Kino.

"Jawab dulu pertanyaanku, Kino. Kenapa ada bungkus rokok di kamarmu? Kau tidak mungkin merokok kan?"

"Itu bukan urusanmu."

Kino menatap Hyebin datar. Aura dingin yang selama ini pria itu jarang tunjukkan padanya, kali ini benar-benar Hyebin rasakan. Dan Hyebin tidak suka itu.

"Kino, kau tahu kan bagaimana dampak dari merokok? Itu sangat berbahaya. Berbahaya untuk dirimu sendiri dan juga orang di sekitarmu."

"Dan kenapa kau mewarnai rambutmu seperti ini? Kau ingin jadi berandalan?" oceh Hyebin.

Kino membuang wajahnya ke sembarang arah. Ia sudah cukup muak dengan ocehan gadis yang berdiri di depannya itu. Menurutnya, Hyebin tidak berhak untuk menasehatinya seperti ini.

"Apa sudah cukup? Kalau begitu, keluar dari kamarku sekarang." pinta Kino lagi.

"Kin-"

"KELUAR!!"

Kino mengacak rambutnya frustasi. Ini pertama kali untuknya membentak seorang gadis dan membentak istrinya sendiri.

Entahlah. Yang ia tahu, emosinya mendadak tak bisa ia kendali dan berakhir dengan membentak Hyebin seperti ini.

"Sebenarnya ada apa denganmu?" tanya Hyebin. Suaranya sedikit bergetar karena menahan cairan bening yang terdapat di matanya.

Ini benar-benar bukan Kino yang ia kenal.

Violet [Kang Kino]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang