1. What a Perfect Mess

13.5K 445 51
                                    

L's POV

Dua hari menjelang pernikahan Kris, kakakku satu-satunya yang gantengnya nggak habis tujuh turunan, telah membuatku terasing di rumah sendiri. Bagaimana tidak? Kondisi rumah saat ini seperti taman bunga di mana banyak sekali bunga mawar berwarna putih dan pink menghiasi setiap sudut ruangan. Orang-orang berlalu-lalang mempersiapkan segala sesuatu. Kedua orangtuaku juga super duper sibuk, sampai-sampai menyapaku saja tak sempat.

Aku sebenarnya kasihan pada Kris. Dia sama sekali tidak menyukai Amber, gadis yang akan dijodohkan dengannya. Kris itu playboy bersertifikat internasional. Di usianya yang sudah 27 tahun, dia belum kepikiran untuk melepas masa lajang dan masih hobi berpetualang. Mantannya banyak, mungkin kalau dijejerkan semuanya, panjangnya melebihi jembatan Suramadu. Dia meneruskan usaha ayah di perusahaan properti. Meski dia hobi clubbing dan hidupnya seolah tanpa arah, tapi dia bisa bekerja dengan baik. Dia CEO muda yang handal mengurus bisnisnya.

Jika Kris memilih meneruskan usaha ayah, aku lebih memilih bekerja sebagai dosen sekaligus berbisnis kontrakan. Kenapa aku tak memilih meneruskan usaha ayah di perusahaan properti? Itu karena aku bercita-cita menjadi dosen sejak aku kuliah. Prestasiku bagus di bidang akademis. Bahkan dulu di kampus aku dikenal sebagai aktivis yang disegani. Kecintaanku pada dunia pendidikan terutama suasana belajar di kampus membuatku tertarik untuk menjadi dosen. Banyak yang mengira seorang L hanyalah cowok tengil, selengekan, tidak jelas visi hidupnya dan hanya jual tampang. Mereka hanya tidak mengenalku. Aku ini tipe yang idealis dan tidak menyukai segala sesuatu yang berantakan.

Aku tipe dosen yang menyukai suasana diskusi di kelas. Karena itu mahasiswa yang aktif setiap kali ada diskusi selalu menjadi mahasiswa favorit dan kupastikan nilainya pasti A atau B. Aku berbisnis kontrakan sejak awal kuliah. Alhamdulillah sekarang aku sudah memiliki lima pintu kontrakan. Tak heran di usiaku yang masih muda, 25 tahun, lulus S2, berprofesi sebagai dosen dan memiliki bisnis kontrakan, banyak gadis yang terang-terangan mengungkapkan perasaan mereka padaku. Tapi hanya satu gadis yang membuatku tergila-gila dan aku menyukainya sejak SMA, dia adalah kekasihku Lalisa.

Tiba-tiba aku mendengar tangisan melengking dari kamar Kris. Aku setengah berlari ke arah kamar kakakku. Kulihat ibu tengah menangis sambil memegang secarik kertas. Ayah berusaha menenangkannya.

"Ada apa bu? Kenapa menangis?"

Tangis ibu terdengar sesenggukan. Betapa sakit hati ini melihat ibu sesedih ini. Entah apa yang terjadi.

Ibu menyerahkan selembar kertas yang tengah dipegangnya, "bacalah ini L."

Kubaca rentetan huruf yang tercetak di kertas tersebut.

Ayah, ibu, maafkan Kris. Kris tidak bisa menerima perjodohan ini. Kris tidak mencintai Amber. Kris juga belum siap menikah. Kris pergi untuk sementara. Aku akan pulang jika ayah dan ibu berubah pikiran untuk tidak meneruskan perjodohan ini.

Kris sayang ayah dan ibu..

Anak kalian,

Kris

Mataku memanas membaca surat ini. Bagaimana mungkin kakakku tega melukai hati ayah dan ibu? Undangan telah disebarkan, gedung telah disewa, catering, gaun pengantin juga sudah lunas, bahkan orangtuaku sudah booked satu kamar di hotel bintang lima untuk bulan madu kakakku dan istrinya nanti, juga telah reservasi dinner di restaurant mewah jauh-jauh hari sebelumnya.

Aku tak tahu kepada siapa aku harus berpihak. Pada orangtuaku yang telah membesarkan dan merawatku dengan penuh kasih sayang atau pada Kris yang begitu tersiksa menghadapi pernikahannya yang akan diselenggarakan dua hari lagi. Aku tahu benar tipe perempuan seperti apa yang disukai Kris. Dia menyukai cewek cantik, seksi, berambut panjang, feminin dan pandai memasak, bukan cewek tomboy berambut pendek ala rambut laki-laki, berpenampilan maskulin, nggak ada sisi wanitanya sama sekali, nggak seksi dan berdada datar, kurang cantik, kurang menarik seperti Amber. Amber itu lebih cocok dibilang laki-laki dibanding perempuan.

Nikah Paksa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang