3

31 0 0
                                    

Tiga

🐱🐱🐱

Pukul satu pagi dan Yoongi kembali ke apartemennya dengan wajah babak belur. Ruangan masih gelap gulita begitu Yoongi masuk ke dalam apartemennya. Yoongi ingat, kemarin Minna bilang kalau ia baru akan pulang minggu depan. Jadi tentu saja tidak ada yang menyalakan lampu.

Sekarang Minna memang jarang pulang. Ia hanya pulang satu minggu sekali, bahkan kadang ia hanya kembali satu kali dalam sebulan. Gadis itu sedang sibuk dengan kegiatannya.

Yoongi menggantung mantelnya dan meletakan sepatunya dengan asal di rak. Badannya benar-benar terasa remuk. Melakukan pekerjaan seperti ini di awal musim dingin membuatnya sangat lelah. Yoongi ingin segera merebahkan badannya.

Yoongi berjalan ke dapur, mencari es batu di kulkas untuk mengompres memar di wajahnya. Mengambil beberapa lalu membawanya sementara ia berjalan ke ruang tengah dan merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Yoongi meringis saat dinginnya es menyentuh bagian kebiruan di ujung bibirnya. Bibirnya juga sedikit robek dan berdarah tadi, ia masih beruntung giginya tidak ada yang patah.

Yoongi yang masih mengompres memar-memar di wajahnya sedikit terkejut saat sesuatu bergerak di kakinya.

"Jiminie, kau mengagetkanku."

Anak kucing yang Yoongi pungut di jalanan itu kini sudah besar. Sudah tidak jadi anak kucing lagi. Yoongi tidak tahu apakah kucing memang  tumbuh secepat ini. Tapi Jimin sudah cukup berat jika Yoongi angkat hanya dengan satu tangan. Mungkin Yoongi terlalu  banyak memberinya makan. Kucing itu terus bergerak mengelilingi kaki Yoongi sambil mengeluskan kepalanya. Membuat Yoongi gemas dan tersenyum tanpa sadar.

Sudah hampir satu tahun sejak Yoongi membawa pulang kucing ini. Yoongi benar-benar mengurus kucing ini, meskipun awalnya dengan  perasaan mau tak mau. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Tidak pernah ada orang yang mengambil Jimin meski Yoongi rutin menyebarkan selebaran di jalanan tiap hari minggu selama hampir dua bulan. Yoongi akhirnya menyerah. Usahanya tidak pernah membuahkan hasil, hingga akhirnya Yoongi yang merawat Jimin sampai sekarang.

Lagipula Jimin adalah kucing yang pintar. Tidak sulit merawatnya. Mungkin sudah terlatih oleh pemilik sebelumnya. Ia tidak pernah buang air sembarangan, selalu di sudut kamar mandi. Jika Yoongi lupa meninggalkan rumah tanpa membuka pintu kamar mandi, maka kucing itu tidak akan buang air selama Yoongi tidak ada. Seakan-akan ia menahannya. Ini aneh sebenarnya. Tapi Yoongi benar-benar terkesan akan hal ini.

Jimin juga tidak pernah sakit. Daya tahan tubuhnya bagus, walaupun Yoongi baru sekali membawanya ke dokter hewan untuk imunisasi. Ia juga suka makanan apapun. Dari makanan kalengan murah, pakan kucing mahal, bahkan kadang kalau Yoongi benar-benar tidak mampu membeli makanan kucing, kucing itu mau memakan sisa makan malam Yoongi. Jimin memakan apa saja yang mampu Yoongi berikan. Ia memakannya dengan lahap sampai badannya sebesar sekarang.

Hal paling nakal yang dilakukan Jimin hanya mencakar-cakar pintu kamar Yoongi saat Yoongi bangun terlalu siang. Mungkin maksud kucing itu adalah membangunkan Yoongi, tapi bekas cakaran di pintu membuat Minna mengamuk dan mendiami Yoongi selama dua hari. Ah, ada satu lagi. Jimin pernah hilang seharian penuh sampai membuat Yoongi terpaksa mencarinya di sekitar apartemen padahal hari sedang hujan. Yoongi bahkan sempat mengira kalau Jimin mungkin kembali ke pemilik aslinya. Tapi keesokan paginya Jimin sudah ada di depan pintu apartemen Yoongi lagi dengan bulu yang basah dan penuh lumpur. Entah kucing itu habis pergi darimana.

April Yang HangatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang