6

33 2 0
                                    

Enam

🐱🐱🐱

"Kau belum tidur? Ini sudah pukul tiga pagi loh."

Yoongi mengacak rambutnya, ia lelah menyuruh Jimin untuk diam. Jadi ia hanya bisa mengacak rambutnya sambil menghela napas panjang.

Sudah seminggu sejak insiden Yoongi melihat dengan mata kepalanya sendiri, laki-laki yang sedang mengetuk pintu kamar Yoongi sedari tadi itu berubah menjadi seekor kucing. Sulit dipercaya bukan. Tapi ini lah kenyataannya.

Saat itu Yoongi langsung pergi ke kamar mandi dan mengunci diri disana sampai pagi. Tidak mempedulikan suara kucing yang berusaha mencakar-cakar pintu kamar mandi. Lalu saat ia keluar pagi harinya, Jimin yang manusia sudah kembali, memasak sarapan untuk Yoongi. Tersenyum pada Yoongi. Lalu bicara, "Akhirnya kau keluar juga. Ayo sarapan dulu. Aku mencoba resep baru pagi ini."

Itu ingatan yang mengerikan, tapi Yoongi tidak bisa menghilangkannya dari pikirannya.

"Tidak bisakah kau diam dan berhenti menggangguku? Aku sedang bekerja!" teriak Yoongi dari dalam kamarnya yang mampu membuat suasana menjadi tenang selama beberapa saat sebelum akhirnya terdengar lagi suara ketukan pintu.

"Min Yoongi, aku buatkan susu coklat hangat. Tolong buka pintunya.

"Baiklah kalau tidak mau dibuka. Aku letakan disini ya. Tolong diambil dan diminum. Ini bisa membantumu tidur nyenyak. Kau perlu tidur. Jangan bekerja terlalu keras. Perempuan itu tidak akan kembali lagi kesini."

Yoongi mengerang, mengepalkan tangannya dan hampir memukul meja. Ia mengeluh dalam hati. Tidak bisakah pemuda setengah kucing di luar sana tidak mengganggu pekerjaan Yoongi. Ditambah lagi pemuda itu mengungkit lagi tentang Minna. Hal ini membuat Yoongi sakit kepala.

Tak lama kemudian akhirnya suara-suara mengganggu di balik pintu kamar Yoongi berhenti. Akhirnya suasana bisa lebih tenang. Tapi setelah semua ketenangan ini terjadi, malah membuat Yoongi tidak tenang. Mungkinkah Jimin sudah tidur, dia baik-baik saja kan di luar. Yoongi bahkan bingung dengan dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia mengkhawatirkan laki-laki tidak jelas di luar kamarnya itu.

Yoongi berdiri dan berjalan keluar kamar, kakinya hampir menendang segelas susu coklat di lantai di depan pintu kamar yang sudah dingin. Yoongi mengambilnya, kemudian ia memutar pandangannya. Ruang tengah gelap, hanya ada cahaya dari lampu dapur yang tidak dimatikan. Tidak ada tanda-tanda Jimin.

Yoongi berjalan ke arah sofa di ruang tengah dan menemukan pemuda jadi-jadian itu sedang tertidur di sofa. Ia tidur meringkuk memeluk dirinya sendiri. Posisi tidur yang mengingatkan Yoongi pada dirinya sendiri.

Sebenarnya Yoongi merasa ada yang salah dalam situasi ini. Bahkan setelah mengetahui kenyataan tidak masuk akal dari pemuda di hadapannya, Yoongi tetap mengizinkannya untuk tinggal di rumahnya.

Ini aneh. Ada yang salah dari pemuda jadi-jadian ini yang membuat Yoongi percaya kalau pemuda ini bukanlah orang jahat. Ada yang salah dari pemuda ini yang membuat Yoongi merasa kesal dan nyaman di waktu bersamaan. Ada yang salah dari pemuda ini yang membuat Yoongi tidak ingin ia pergi dan malah mengizinkannya untuk tetap tinggal. Ada yang salah dari pemuda ini yang membuat Yoongi harus diam-diam peduli. Ada yang salah dari pemuda ini yang membuat Yoongi repot-repot mau mengambil cadangan selimut di kamarnya untuk menyelimuti pemuda ini.

April Yang HangatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang